Jakartasatu.com – Petani kakao permentasi di bawah Koperasi Kerta Semaya di Kabupaten Jembrana kini menjadi incaran para importir kakao dunia.
Berkat kualitas kakao yang terus dijaga kualitasnya oleh petani, Koperasi Kerta Semaya sudah mampu mengekspor kakao permentasi ke Perancis (Valrhona), Jepang, Australia dan Amerika.
“Berbagai pelatihan yang kami lakukan kepada koperasi mulai dari pelatihan GAP (Good Agriculture Practices), GMP (Good Manufacturing Practices), pelatihan management, juga akselerasi dengan pihak perbankan. Bimbingan produksi kakao yang baik mulai dari paska panen hingga panen dan pasar yang baik, karena punya produksi yang baik kalau tidak memiliki pasar juga percuma,” kata Agung Widyastuti Direktur Yayasan Kalimajari di Jembrana Bali, Rabu (22/11).
Menurut Agung Widyastuti, Koperasi Kerta Semaya Kabupaten Jembrana Bali, yang sempat tidak produktif telah berdiri tahun 2006 pada tahun 2011, Yayasan Kalimajari atas dukungan berbagai pihak mencoba untuk membangkitkan peran koperasi dalam mempertahankan potensi kakao permentasi.
Koperasi Kerta Semaya sebagai koperasi yang mewadahi potensi unggulan kakao permentasi di Kabupaten Jembrana dengan anggota koperasi petani kakao yang terus meningkat, berhasil mengekpor kakao permentasi dari hanya 55 ton kini sudah mampu mengekspor mencapai 75 ton biji kakao permentasi.
Keberhasilan peningkatan kualitas dan ekspor tidak lepas dari peran importir Valrhona dari Prancis, produsen cokelat yang ikut terlibat memberikan bimbingan dari pasca panen hingga panen yang baik.
“Tidak semua importir seperti Valrhona produsen cokelat dari Prancis lakukan, yang antusias terjun langsung ke petani untuk memberikan bimbingan kepada petani dari cara merawat pohon kakao hingga panen dan menghasilkan biji kakao yang berkualitas ekspor,” kata Agung Widyastuti.
Tak heran kalau Koperasi Kerta Semaya sebagai koperasi yang mewadahi potensi unggulan kakao permentasi di Kabupaten Jembrana Bali, yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil memperoleh penghargaan Sertifikat organik USDA (United State Department of Agriculture) dan EU (European Union) dari Control Union selaku lembaga sertifikasi. Juga penghargaan UTZ certifikasi.
Menurut Agung Widyastuti, dengan UTZ certifikasi yang mengadopsi sistem berkelanjutan, mampu menempatkan posisi tawar petani kakao permentasi semakin kuat dalam mata rantai produksi sampai dengan pemasaran.
Menurut Marc Le Moullec yang akrab dengan panggilan Marco perwakilan Valrhona, di Indonesia banyak penghasil kakao, tapi biji kakao permentasi dengan kualitas baik hanya terdapat di Kabupaten Jembrana Bali.
“Petani kakao permentasi di Jembrana termasuk petani yang ulet bisa menghasilkan kakao permentasi berkualitas ekspor, karena bisa menghasilkan kakao permentasi yang baik membutuhkan waktu yang cukup panjang, mereka sangat ulet dan sabar juga semangat agar bisa menghasilkan kakao permentasi yang baik. Ini jarang dilakukan oleh petanilain umumnya begitu panen kakaonya langsung dijual agar cepat dapatkan uang,” tegas Marco.
Menurut Thomas CEO Classic Fine Foods, perhatian Valrhona Prancis sebagai importir kakao permentasi kepada petani dan Koperasi Kerta Semaya Kabupaten Jembrana Bali, dari pasca panen hingga menghasilkan kakao permentasi kualitas ekspor tidak sampaindisitu, kedepannya akan bekerjasama dibidang pendidikan kusus kuliner Politeknik Internasional Bali yang kampusnya terletak di Pantai Nyanyi, Kabupaten Tabanan.
“Selain bekerjasama dibidang pendidikan kedepannya Valrhona juga berencana membuat pabrik cokelat di Bali,” kata Tomas di kampus Politeknik Internasional Bali.
Di kampus itu yang cukup lengkap sarana dan prasarananya untuk pendidikan kuliner, Thomas dihadapan para ahli pastry dan distributor perkenalkan produk cokelat produksi Valrhona dan demo membuat cake dari cokelat. l Edy