Pesatnya perkembangan teknologi berdampak pada besarnya peluang inovasi didunia digitalisasi. Berbagai bidang profesi kedepan akan sangat bergantung dengan dunia digital teknologi, dimana hal itu juga berdampak pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Siap atau tidak masyarakat mensiasati kemajuan teknologi ini. Jawabannya tentu seberapa jauh kepekaan masyarakat dalam mengantisipasi hal ini. Salah satu cara tentu melakukan edukasi kedalam masyarakat umum terutama generasi muda khususnya mereka yang mempelajari dan mengerti akan dunia Informatika Teknologi, agar antusiasme pentingnya teknologi makin banyak diminati oleh kalangan masyarakat umum dalam mensiasati solve problem kedalam industri bisnis berbagai profesi.
Kaitan dengan hal tersebut, Eva Noor, CEO- Xynexis Internasional dalam acara seminar IT Security Research & IT Bussines – STMIK Rosma , Karawang Jawa-barat memaparkan tentang distrupsi digital bukan lah sesuatu yang harus ditakuti. Dilihat dari berbagai peluang dan kesempatan, generasi muda memiliki peluang baru dalam berinovasi kedepan lewat sebuah aplikasi dunia teknologi.” Digital bisnis di Indonesia makin tinggi jumlahnya. Bisnis model juga banyak berubah.Sekarang adalah kesempatan baik bagi anak muda mengembangkan dan fokus pada skillset yang relevan untuk masa depan,” ujar Eva Noor didalam kuliah umum pada seminar yang diselengarakan di Hotel Mercure Karawang Jawa barat (3/12/2017).
Walau secara umum Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru, dan secara umum orang berpandangan menjadi pengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, namun pada akhirnya inovasi itu dapat menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Inovasi disruptif mengembangkan suatu produk atau layanan dengan cara yang tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis konsumen berbeda pada pasar yang baru dan menurunkan harga pada pasar yang lama. Salah satu contoh dari Inovasi Disruptif (disruptive innovation) adalah Wikipedia. Wikipedia merupakan salah satu contoh inovasi disruptif yang merusak pasar ensiklopedia tradisional (cetak). Kalau dilihat, saat ini jarang sekali ditemukan ensiklopedia edisi cetak dijual ditoko buku. Semuanya sudah beralih ke Wikipedia. Dari sisi harga ensiklopedia tradisional (cetak) bisa jutaan, sekarang malah informasi bisa didapat secara cuma-cuma lewat Wikipedia. Makanya disebut “disruptif” atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “mengganggu”.
Untuk menciptakan sebuah inovasi tentu tidaklah mudah, oleh karena itu penting generasi yang mendalami bidang teknologi dibangku kuliah diberi wawasan dari dunia luar kampus agar antusias dan skilset mereka bertambah. Itu pula yang dilakukan para aktivis mahasiswa STMIK – Rosma Karawang membuat seminar khusus guna menambah wawasan luar yang belum tentu didapati dibangku kuliah. Hal ini yang di ungkapkan Muhamad Fajar Sidik selaku BEM (Badan eksekutif Mahasiswa) STMIK Rosma dan Ketua HMTI (Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika ) ; Muhamad Alharbi.Bagi mereka selain mengangkat eksistensi dan kredibelitas kampus, kegiatan ini pun sangat berguna untuk perbandingan apa yang terjadi di luar kampus dalam dunia IT secara umum.
Seminar dan workshop ini juga dirasakan manfaatnya sebagai ajang pembuka jendela pengetahuan dalam menambah wawasan berinteraksi dari berbagai ancaman cyber war didunia maya. Kurangnya talent untuk area cyber security menjadi sebuah alasan pentingnya sebuah edukasi dan pengenalan adanya banyak profesi yang dibutuhkan dalam dunia cyber security . Dan sudah sejogjanya hal itu dilakukan mulai dari awal kuliah karena dari hasil survey yang telah dilakukan Xynexis di 5 kota besar Indonesia. Hampir 60 persen mereka tidak tahu apa itu profesi di cyber security.“Jika sebagian peserta antusias untuk punya start up dan sebagian mau menjadi Security Professional maka bagus sekali. Karena pemerintah punya wadah program untuk itu. Ada program 1000 start up untuk generasi muda yang ingin wirausaha dan ada Program Born to Protect untuk generasi muda yang tertarik masuk ke dunia cyber security,” ujar Eva Noor menanggapi alasan pentingnya edukasi mahasiswa atau generasi muda dalam menyikapi profesi yang akan dibutuhkan dalam dunia cyber security kedepan.
Seminar tentang IT Security Research & IT Bussines – STMIK Rosma , Karawang Jawa-barat yang dikomandoi oleh Tanto Hermanto sebagai ketua pelaksana menghadirkan 3 pembicara luar kampus ; Eva Noor – CEO PT Xynexis International mengupas tentang Building Cybersecurity Talent, Andi Maulana – Konsultan Open BSD berbicara tentang Social Engineering serta Ridho Maland – DracOS dengan paparan seputar Mobile Hacking. Yang menarik dalam paparan seminar itu pembicara menyampaikan dengan gaya pendekatan kekinian (istilah sekarang yang sedang trend; red) dimana salah satu pembicara membahas dunia IT yang cukup jelimet di jelaskan dengan santai penuh canda disertai gimik gimik menyesuaikan pasion anak muda sehingga suasana menjadi nyaman dan mudah dimengerti para audiens yang ikut dalam acara tersebut.
Acara yang berhasil memenuhi target peserta sebanyak 150 lebih peserta yang hadir bukan hanya dari kalangan mahasiswa STIK – Rosma, ada juga dari kalangan pelajar sekolah menengah dan SMP bahkan yang sudah bekerja didalam kota karawang maupun mereka yang datang dari luar Karawang. Antusiasme ini yang dinilai sangat positif akan ke ingina tahuan perkembangan dunia teknologi didalam masyarakat diluar kota besar. “ Kedepan STMIK Rosma akan membuat kegiatan kegiatan serupa yang mungkin saja bersinergi dengan kampus lain diluar Karawang, bahkan Instansi atau perusahaan-perusahaan agar bisa bersinergi dalam pengembangan SDM yang ada.Bagi STMIK Rosma sendiri kegiatan worshop dan seminar adalah kegiatan rutin yang selalu diselenggarakan dari berbagai bidang akademik yang ada.” Ungkap Yudin Wahyudin SE. MM, MOS, Purek III bidang kemahasiswaan mewakili kampus saat seminar diselenggarakan (3/12/2017) di Karawang Jawa Barat.(Beng)