OLEH AENDRA MEDITA*)
Dalam sekejap pluit itu mengema sampai ke sudut-sudut Nusantara. Padahal tak ada pertandingan yang megah saat itu. Tapi pluit itu kadung menukik tajam, lepas kuat dan tuntas dari seorang mahasiswa yang kritis dan cerdas yang ditujukan langsung ke sang Presiden. Kartu kuning sesuai warna almamater mengguncang. Selama ini kritik menjadi angin. Kini Pluit itu menggiang gendang telingga yang dalam.
Diujung sana ada yang bantah bahwa tak ada prittt pluit di Depok itu. Ah itu cuma komunikasi verbal alibi strategi dari mantan jubir komisi Kuningan yang kini jadi jubir Medan Merdeka Utara. Kenyataannya ada pengamanan buat sang mahasiswa itu dari paspamres. Priittt Pluit itu tergiang.
Pluit kritik itu menohok langsung usai pidato yang mulia tuan Presiden. Pluit itu datang langsung dari sang Ketua BEM UI Mohammad Zaadit Taqwa. Dua adegan unjuk rasa itu ada di stasiun kereta UI dimana menyambut kedatangan ke Balairung dalam dies natalis.
Tapi Pluit itu begitu memekik, menguncang Nusantara dalam kisah negeri pekan ini. Kisah pluit ini juga mengubur berita yang baru saja mucul dari kritik jurnalis senior dari Asia Times John McBeth dimana sang Presiden sebut “Sooner or later, the smoke and the mirrors will inevitably lift to reveal hard realities,”
Dalam Peristiwa John McBeth dan Mohammad Zaadit Taqwa (Zaadit) adalah momen kritik terjadi dan semua mengarah Istana atau kekuasan saat ini. Seandainya saja yang dilakukan Asia Times itu yang melakukan media lokal (Indonesia) niscaya akan kesandung itu media. Tapi karena media luar adem- ayem saja cuma hiruk-pikuk apologi yang seliweran di antara medsos.
Kasus Zaadit adalah sebuah pemantik unik bagi kampus saat ini, dimana saat ini kampus cenderung sunyi sepi tanpa kritik. Kritik hijrah ke dunia lain yaitu hanya ada di ruang media social yang ramai.
Kejadian pluit kartu kuning Zaadit menghentak dan pekik mengetarkan dalam keheningan kampus yang selama 3 tahun ini sunyi. Sunyinya kampus dalam belakangan ini bahkan cenderung hanya sebagai kebisuan yang dikunjungi agar diharapkan bikin kampus jurusan Pengilingan Padi dan jurusan sosial media.
Tapi tak disangka dari Depok menguncang pritt pluit dan kartu kuning yang mengejutkan penuh kekuatan makna dan simbol multi tafsir.
Seliweran komentar, pasukan yang anti kritik panas seperi tanpa nalar. Mereka menyebut ada yang tunggangi dari mantan caleg partai menunggangi mahasiswa itu. Ada juga yang bela mengakui kakak kelas dan menyebut adik-adik bahwa kisah sukses sang juragan bla,,,bla..Ada juga menyudutkan Zaadit kader yang ormasnya di berangus Perppu. Yang nyinyir Bong istilah Rocky Gerung bahwa bong itu tetap nyinyir: Ada yang mengatakan itu akun Twitter Zaadit di gembok takut. Yang ini Buzzer bayaran yang bela sejumlah kasus bayaran termasuk bela kasus pelecehan seks di sekolah JIS.
Sejumlah alibi bergulir. Namun kini harus diakui Zaadit tetap panutan saat ini. Anak ini harus dikawal agar tidak di kriminalisasi, begitu Meme dukungan penuh bagi Zaadit.
Rocky Gerung menyebut juga di twitternya: Seorang Mahasiswa menunjukan akal sehat, sekolam bong sahut-menyahut menistanya. Ajaib dungunya.
Ari Wibowo, Mantan Sek Jend BEM UI berkisah dalam tulisan panjang dan menjadi viral “Keberanian dan kegagahan Loe memberi semangat baru, Perlawanan kepada rezim yg sudah merusak tatanan bangsa, Mengubur jauh-jauh cita-cita reformasi, Dan menyengsarakan rakyat ini, tulisnya.
Gw nangis liat loe ngacungin kartu kuning ke JKW dengan gagah berani
Ternyata, dikampus kebanggaan bangsa Indonesia dan kebanggaann para aktivis sepanjang jaman
Masih ada anak2 muda pemberani kayak elo, lanjutnya
“Setelah belakangan ini aktivis UI kayak lenyap ditelan bumi
Gak kedengeran lagi lantang suaranya mengkritisi penguasa yg makin menyiksa rakyat sendiri
Malah, sebagian aktivis lainnya asyik menikmati makan malam bareng penguasa yg menindas ini,” lanjutnya.
Ari juga dikalimat akhirnya memuji: Meski, abang senior loe di ILUNI UI cuma jadi keset penguasa
Tapi , elo tetap bisa bersikap kritis dan berani
Dit..
Gw bangga sama elo…!!!
Bertaburan pujian, Zaadit juga menjadi pembicaraan yang mencuat. Bahkan menjadi trending topic di linimasa twitter. Zaadit juga dapat dukungan banyak pihak termasuk pada senior Dewan Mahasiswa (DMUI) 1980 yang akan bela dia jika Zaadit dikenai sanksi oleh Akademi oleh UI, bukan saja itu kini sudah ada gerakan petisi dukung Zaadit dan datang bukan saja dari alumni UI namun hampir seluruh kampus di Indonesia yang mendukung Ketua BEM UI ini dan siap membela.
Saya kutip lagi priit pluit Zaadit adalah sebuah kritik tuntutan yaitu: “Isu gizi buruk di Asmat berdasarkan data Kemenkes menyebutkan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat. Selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk. Kondisi gizi buruk tersebut tidak sebanding dengan dana otonomi khusus yang pemerintah alokasikan untuk Papua. Pada 2017, dana otsus untuk Papua mencapai Rp 11,67 triliun, yaitu Rp 8,2 triliun untuk Provinsi Papua dan Rp 3,47 triliun untuk Provinsi Papua Barat. Pada isu yang kedua, yaitu penunjukan Asisten Operasi Kapolri Irjen Mochamad Iriawan sebagai Plt Gubernur Jabar dan Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin sebagai Plt Gubernur Sumut yang kembali memunculkan dwifungsi Polri/TNI. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mencederai netralitas Polri/TNI.”
Tapi Presiden ternyata bikin jawaban kasus Depok di Situbondo dimana ia akan kirim ketua BEM UI ke Asmat. Kenapa begitu?
Di Situbondo Presiden Joko Widodo mengatakan “Mungkin nanti ya, mungkin nanti saya akan kirim semua ketua dan anggota di BEM untuk ke Asmat, dari UI ya,” kata Presiden Joko Widodo setelah menghadiri Haul Majemuk Masyayikh di Pondok Pesantren Salafiyah Safi`iyah Sukorejo, Situbundo, Jawa Timur, Sabtu (3/2) yang dilansir laman TeropongSenayan. “Biar lihat dapat bagaimana medan yang ada di sana kemudian “problem-problem” besar yang kita hadapi di daerah-daerah terutama Papua,” tambah Presiden.
Terhadap tindakan mahasiswa UI itu, Presiden memang tidak mempermasalahkannya. “Ya yang namanya aktivis muda ya namanya mahasiswa dinamika seperti itu biasalah, saya kira ada yang mengingatkan itu bagus sekali,” ungkap Presiden.
Presiden kenapa mau kirim BEM UI ke Asmat bukannya TNI dan tim Kemenskes sudah lakukan hal ini, Dalam komunikasi bentuk ini bukan solusi ini adalah bentuk reaktif emosional sebagai kepala negara, mahasiswa mengkritik hendaknya diterima dengan terbuka jangan memberikan wacana baru yang sebaenarnya akan dilihat sebagai tafsir lain.
BEM dikirim ke Asmat hmmm akankah ada kisah baru?
Harusnya kritik merupakan saran yang membangun untuk perbaikan masa yang akan datang, sedang yang dinilai pada kekuatan kritik tentunya ada yang tidak beres untuk di koreksi. Setuju tidak setuju itulah kenyataan.
Akhirnya saya hanya ingin sampaikan Zaadit ternyata memeliki prestasi luar biasa antara lain:
Honors & Awards, 1st Winner, Musabaqah Tilawatil Qur’an FMIPA UI Quranic Olympiad 2016, Contingent of UI Quranic Olympiad Musabaqah tilawatil Qur’an 2016, Grantee of Rumah Kepemimpinan PPSDMS NF Scholarship 2016, 1st Winner, Musabaqah Tilawatil Qur’an FMIPA UI Quranic Olympiad 2015, Best Graduate, Hayatan Thayyibah Senior High School 2014. Finalist, Indonesian Science Project Olympiad 2013, Contingent of Sukabumi, Raimuna Pramuka West Java Region XII 2012, Contingent of West Java, Pramuka Santri Nusantara Camp 2012, Participant, National Physic Olympiad 2012, 2nd Best Graduate, MTsN 4 Jakarta 2011, 3rd Best Graduate, SDIT Ummul Quro 2008, Best Staff, Assotiation of Physic Student University of Indonesia.
Di bidang agama dia juara tilawah, Di bidang iptek dia pernah olimpiade fisika, finalis, Di bidang organisasi dia ketua BEM kampus terkenal UI dan kini Zaadit sudah melakukan kritik dengan kartu kuning sebagai simbol yang mestinya disikapi dengan arif dan bijak. karena kritik membangun untuk ruang bangsa ini tidak bisa dilihat dari dalam maka perlu adanya kritik dari luar dan mahasiswa kini membuka tabirnya dipintu masuk pluit kartu kuning dari Depok. Salut dit..!!!
*)manusia biasa