JAKARTASATU.COM – Adanya ketentuan publikasi untuk program S1/S2/S3, sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa berdasarkan surat edaran Dirjen Dikti no. 152/E/T/2012, tanggal 27 Januari 2012. Merujuk itu, semua mahasiswa yang kuliah diatas bulan Agustus 2012 wajib membuat karya ilmiah yang dipubikasikan sebagai syarat kelulusan. Hal inilah yang mendorong berbagai Universitas dan Sekolah Tinggi untuk memberikan pengetahuan lebih dan pembekalan bagi mahasiswa dan dosennya. Demikian juga dengan apa yang dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi , STIKOM – Interstudi, Jakarta.
Dr. Irwansyah, MA, direktur Pasca Sarjana Stikom-Interstudi mengatakan, “Perlu adanya pembekalan khususnya bagi mahasiswa S2 dan para dosen untuk bisa menulis karya ilmiah dan bisa terpublikasikan di jurnal ilmiah baik yang diterbitkan sendiri di kampus ataupun secara online. Oleh karenanya kami juga telah melakukan workshop Pedoman Penulisan Karya Ilmiah akhir bagi dosen dan mahasiswa khususnya S2 pada bulan lalu di kampus” kata Irwansyah yang juga penyusun buku untuk pedoman penulisan karya ilmiah Stikom-Interstudi, saat ditemui di kantornya, kemarin (2/2/18)
Kewajiban publikasi makalah mahasiswa selain sebagai persyaratan untuk kelulusan, bagi dosen berguna sebagai syarat menambah nilai kredit dosen (kum) yang berguna sebagai jenjang kepangkatan. Apalagi dosen juga diwajibkan untuk menulis dan membuat karya ilmiah untuk mengusung Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bisa mempublikasikan hasil dari Penelitian dan Pengembangan, disamping Pendidikan dan Pengajaran, serta Pengabdian pada Masyarakat. Menulis jurnal harus menjadi hobby dan disukai berdasarkan kaedah-kaedah yang dibuat oleh masing-masing Perguruan Tinggi.
Lebih jauh Irwansyah menjelaskan, ada beberapa keuntungan menulis karya ilmiah dan mempublikasikannya baik di ruang jurnal Nasional maupun internasional karena; 1) Proses penulisan skripsi dan tesis harus mengarah pada artikel jurnal, selama ini tidak ada standarisasi untuk itu, misalnya, selalu memunculkan konsep-konsep atau teori yang dianggap tidak perlu, dan penjelasan definisi tapi tidak ada alasan kenapa dibakukan, 2) Adanya kecenderungan skripsi yang copy paste dari penelitian sebelumnya sehingga menjadi plagiat yang sempat heboh baru-baru ini di beberapa Perguruan Tinggi ternama. 3) Mulai melatih karya mahasiswa tidak semata karena mahasiswa sehingga penempatan nama dosen sebagai penulis ke dua atau dengan mempertimbangkan untuk memasukkan nama pembibimbing sebagai penulis ke dua dalam publikasi ilmiah.
“Dengan begitu, mahasiswa akan punya portfolio dan bagi dosen pembimbing dari luaran sitasi (cara kita memberitahu pembaca bahwa bagian-bagian tertentu dari tulisan kita berasal dari sumber yang ditulis penulis lain. Tujuannya untuk menjunjung kejujuran akademik/intelektual dan menghindari plagiarism) dan ini bukan sebagai beban kerja dosen namun berpengaruh pada kepangkatannya. Selain itu juga untuk meningkatkan mutu kualitas perguruan tinggi yang diukur dari jumlah dosen yang terlibat dalam publikasi ilmiah.” Tegas Irwansyah. Untuk kepangkatan dan tunjangan dosen merujuk pada, Permenristekdikti no. 20 tahun 2017 bersama lampirannya Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor.
Oleh karenanya untuk meningkatkan kualitas civitas akademis baik para Mahasiswa dan dosennya, di tempat berbeda Dr. Marlinda, MA, Direktur Eksekutif STIKOM-Interstudi mengatakan, untuk memberikan wawasan dan kualitas bagi mahasiswa S2 dan para dosen akan dilaksanakan workshop-workshop yang akan dilaksanakan tiap tiga bulan sekali. Mengembangkan training dan kualitas yang harus diberdayakan para dosen sehingga dosen bisa saling berdiskusi dan bertukar pengetahuan. Ia juga menjanjikan para dosen akan dibantu dan diperhatikan sepenuhnya oleh kampus dan kenaikan pangkatnya. Untuk menunjang itu di kampus Stikom-Interstudi kini ada lecture service. Student service. Dosen service.yang siap membatu mahasiswa dan para dosen kapanpun diperlukan.
Dr. Poppy Ruliana, MSi, Ketua Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Stikom-Interstudi juga mengatakan, “ Kami akan melanjutkan workshop-workshop yang sudah berjalan untuk meningkatkan mutu akademisi baik ke para mahasiswa dan juga para dosen. Bulan Februari ini rencananya kami akan mengadakan pelatihan tentang metodologi dalam penelitian yang dilanjutkan dengan menulis karya ilmiah. Dimana hasilnya nanti bisa dimuat dalam jurnal ilmiah kampus baik di dalam dan di luar. Sehingga menulis bukanlah suatu yang sukar namun menjadi hobby yang bermanfaat” Tandasnya. |ussie/JKST