Renny Djajoesman membagi kisah hijrah dirinya kepada jama’ah Hijas Fair Palu – Foto : Beng

JAKARTASATU.COM – Perhelatan yang digagas dan dilakukan Komunitas Hijab Syar’i kota Palu, Sabtu 28 April 2018 dengan tema “ Let’s Hijrah Get Jannah”, cukup berkesan dilakukan. Pasalnya Komunitas Hijas Palu mengundang 3 musisi rock senior sebagai narasumber dalam acara syiar dan  dakwah yang belum pernah dilakukan di kota Palu melibatkan musisi rock sebagai bintang tamunya. Acara yang cukup memukau jama’ah yang hadir di pimpin Ustadz Ali Firdaus Ketua Madina Palu ( Presidium FUI Sulteng ) sebagai  penceramah utama.“ Diharapkan dengan hadirnya musisi ibukota yang sudah dikenal umum, menjadikan sebuah alat syiar yang baik merangkul umat dari berbagai kalangan dan latar belakang dalam misi memperbaiki kualitas beribadah .” Ujar Ustadz Ali Firdaus disela sela acara Hijas Fair yang digelar di asrama haji Kota Palu (28/4/2018).

Menurut Ustadz Ali Firdaus. Dalam  Islam , banyak cara merangkul umat agar masyarakat muslim kota Palu dapat berhijrah menjadi lebih baik menjalankan perintah agama. Gagasan mengundang artis dan musisi adalah sebuah cara yang patut di apresiasi agar masyarakat dapat mendengarkan langsung cerita jalan hidup mereka yang pernah salah, dan kini berubah menjadi lebih baik dalam ibadahnya. Dan cerita hijrah para artis dan musisi yang dihadirkan  bisa jadi penggugah semangat beribadah mencontoh hal yang baik yang dilakukan, agar lebih taat pada agama sesuai perintah dan ajaran Islam.

 

Hijas Fair Kota Palu.

Hijas Fair adalah sebuah agenda tahunan bagian dari kegiatan akbar Komunitas Hijab Syar’i Kota Palu , melibatkan beberapa musisi terkenal ibu kota diharapkan dapat menggugah niatan masyarakat untuk berkumpul mendengar syiar agama dan mengambil cerita inspiratif dari para musisi yang telah berhijrah.

Menyambut kegiatan akbar komunitas hijas Palu, beberapa panitia berbaur saling bahu membahu secara swadaya agar terlaksananya hajat akbar yang menjadi agenda Hijas Palu. Beberapa kegiatan pun dilakukan panitia dalam rangka usaha mengumpulkan dana agar terlaksananya kegiatan yang sudah di agendakan tersebut. Di awali dari kegiatan bazar, Pre Love (menjual pakaian bekas dan murah layak pakai ) hinggga mencari donasi dari para donatur yang bersimpati dalam kegiatan ini.

“Sangat bersyukur dan Alhamdulillah mendekati H –1 (red; H minus satu) , semua kendala kendala yang kami hadapi dapat kami lampaui, termasuk menyambut dan penanganan para bintang tamu yang kami fasilitasi saat berada di kota Palu. Kesediaan para bintang tamu dengan keikhlasan dan ketulusan hati mensuport acara kami adalah sebuah hadiah dari Allah SWT atas terselenggaranya acara ini.” Ungkap Yuliana Tompo, ketua Komunitas Hijab Syar’i kota Palu menjelaskan. Informasi kegiatan  terkait Hijas fair pun dilakukan secara masif di berbagai media informasi. Mulai dari media sosial, media online nasional, TVRI Sulteng , Baliho diberbagai jalan utama kota Palu hingga wawancara bintang tamu jelang Hijas Fair di Radio Pro 2 FM Palu.

Panitia Hijas menginformasikan kegiatan Hijas Fair dalam acara TVRI Sulteng – Foto : Ist

“Postingan info Hijas Fair di medsospun cukup memiliki respon baik,bahkan banyak pengguna medsos membantu ikut menyebarkan informasi tentang kegiatan ini. Berkat ridho Allah akhirnya kegiatan ini berlangsung dengan baik dan lancar serta  membawa kesan yang mendalam bagi para jamaah yang hadir langsung mendengar hijrah story para bintang tamu.” Ujar Yuliana Tompo menceritakan betapa menggugahnya cerita musisi rock mengkisahkan perjalanan hidupnya dalam berhijrahnya . Diakui Yultom panggilan familiar ketua Komunitas Hijas, dalam penyelenggaraan tablig akbar kali ini menggandeng 4 komunitas ; RDJ (Rumah Dua Jari), Niqob Squad ,Kafilah Media Partner, Madina dan Komunitas Teman Hijrah.

“Harapan kami  selaku penyelenggara kegiatanHijas Fair dengan tema Let’s Hijrah Get Jannah adalah mengajak kaum muslimin memperbaiki ibadah dan membawa banyak manfaat. Satu atau dua orang saja yang berhijrah menambah kecintaannya terhadap Allah SWT dan agama, sudah merupakan hal yang luar biasa bagi kami.” Ungkap Yultom menjelaskan. Kegiatan yang dilakukan selama dua hari bersama 3 musisi rock terkenal ini, dimulai pada Jumat pagi, 27 April 2018 dengan menyantuni anak yatim piatu di panti asuhan Al-Mursalaat wilayah Sirkuit Bukit  Panggona Palu.

Salah satu kegiatan satu hari sebelum acara Hijas Fair dilakukan, bintang tamu datang ke panti asuhan Al Mursalaat di wilayah sirkuit bukit Panggona Palu-Foto:Ist

Kemudian seusai sholat Jum’at , para musisi  menjadi narasumber acara  RRI Pro 2 FM Palu yang dipandu penyiar radio Umi Kalsum membedah kisah hijrah bintang tamu. Setelah itu bintang tamu melakukan sesi foto bersama pendukung acara yang terlibat mensuport kelancaran Hijas Fair di area swimming pool Hotel Mercure Palu tempat mereka menginap. Acara puncak dalam bentuk tauziah dan dakwah oleh Ustadz Ali Firdaus dan berbagi cerita hijrah bintang tamu di gelar pada tanggal 28 April 2018, menjadikan acara penutup dari event yang digelar di kota Palu.

3 Musisi Rock bintang tamu Hijas Fair sedang mengisi acara on air radio Pro 2 FM Palu – Foto: Beng

Hijrah Story Musisi Rock

“ Ajakan saudara  seiman di kota Palu merupakan ajakan yang luar biasa. Mendapat misi diluar talenta musisi yang kami miliki. Apalagi misi ini adalah misi ke imanan untuk berbagi..Subhanallah, Saya sangat terharu mendengar ini. Karena sebelumnya belum pernah terjadi undangan semacam ini secara khusus dan datangnya-pun jauh dari luar pulau Jawa.” Ungkap Renny Djajoesman saat awal mendengar permintaan Komunitas Hijas Palu meminta dirinya berbagi cerita di acara Hijas Fair Kota Palu.

Hal senada juga di ungkapkan Anwar Fatahillah leader Grup Band Rock Powerslaves dan gitaris Grup Band Grass Rock – Tri Witarto Edi Purnomo alias Edi Kemput. “ Akupun terharu dan bangga, ada komunitas muslimah yang mungkin sudah lebih concern dengan ibadahnya, mengundangku berbagi cerita dalam acara syiar dan dakwah bagi masyarakat muslim Kota Palu. Sejujurnya ini adalah pengalaman pertama dipercaya dalam misi ke agamaan..Alhamdulillah .” Ungkap Anwar Fatahillah, basist grup rock Powerslaves menceritakan keterharuannya atas undangan yang ditujukan komunitas Hijas Palu kepadanya.

Hijrah menurut agama Islam adalah sebuah kewajiban. Mengajak orang lain sesama muslim berhijrah menjalankan sebuah perintah agama menjadi lebih baik adalah sebuah upaya yang sangat mulia. Dalam makna hijrah itu sendiri adalah sebuah perbuatan yang dilakukan  seorang muslim untuk mempertebal keyakinannya sesuai aqidah dan syariat dalam usaha mendapat rahmat Allah SWT. “ Hijrah berarti ada sesuatu yang ditinggalkan dan ada sesuatu pula yang dituju, agar keimanan menjadi lebih baik  dalam beribadah yang sesungguhnya.” Ujar Edi Kemput, musisi rock  yang lebih dulu berhijrah dan lebih concern dalam kegiatan syiar Islam keberbagai tempat. Edi yang seminggu sebelum acara pun melakukan kegiatan sosial di luwuk Sulteng dan ikut berbagi dalam kegiatan dakwah Hijas Fair menilai apa yang dilakukan komunitas Hijas Palu adalah perbuatan yang sangat mulia dan perlu di apresiasi oleh berbagai pihak agar tercipta ahlak mulia di lapisan masyarakat muslim yang ada dikota Palu

“ Mengajak orang berhijrah tentu tak mudah. Dan kami menyadari sebagai publik figur mungkin kami lebih mudah menyapa mereka dimana kehidupan para musisi rock mungkin berlatar belakang yang kurang baik awalnya. Sehingga kami yang telah menyadari akan kekeliruan hidup sebelumnya bisa memberikan contoh baik bagi mereka yang mungkin saja berlatar belakang yang sama.” Ujar Edi menjelaskan.  “ Cara yang baik dan berlatar belakang yang sama tentu bisa saja lebih menggugah ke inginan saudara saudara muslim mendengarkan cerita kami untuk menuju keimanan yang lebih baik.Kita jangan takut mati dalam ke adaan miskin atau lemah, tapi takutlah mati dalam ke imanan yang minim. Untuk itu saat hidayah menghampiri berhijrahlah kita secara mental untuk lebih taat menjalankan perintah Allah SWT yang maha segalanya.” Ujar Edi menambahkan.

Dalam acara tabligh Hijas Fair, apa yang disampaikan seorang Renny Djajoesman dalam sesi hijrah story cukup membesut hati jamaah yang hadir dan di dominasi kaum hawa . Cerita dan kesungguhan Renny berhijrah cukup membuat suasana hening dengan lontaran kata kata dan pengakuan apa adanya tentang masa lalu yang hitam. Jamaah terharu dan tertegun mendengar pengakuan Renny yang begitu terlihat sangat khusyu menceritakan apa yang terjadi dalam hidupnya masa lalunya.

Disisi lain Renny pun mengajak para jamaah sesekali berteriak takbir yang diikuti segenap jamaah se isi ruangan menyebut asma Allah. Dan ruanganpun menjadi hening kembali tatkala Renny bercerita yang menggugah emosi jiwa dan sesekali pula menjadi riuh tiap kali menyerukan takbir.  Penyampaian kisah hijrah diri Renny Djajoesman begitu dalam dan begitu sungguh sungguh mampu  membius jama’ah terkesima, menjadi lebih khidmat mendengarkan uraiannya.

Sesuatu yang luar biasa disampaikan seorang Renny Djajoesman  hingga membuat sebagian jamaah tertegun dan makin yakin akan kebesaran Tuhan sang maha pencipta. Disusul dengan kisah  seorang Edi Kemput yang lebih dulu berhijrah mengikuti seniornya alm Gito Rollies. Dalam pembawaan yang tenang dan lebih concern akan kegiatan syiar/ dakwah, Edi menceritakan masa lalu dimana musisi rock juga banyak dicap negatif oleh sebagian khalayak umum.

Edi yang mengingatkan jama’ah akan pentingnya sebuah bekal ke imanan untuk kehidupan setelah kematian mengajak jama’ah selalu istiqomah dan tawadhu dan terus displin menjaga dan menjalankan  amalan dan ibadahnya, minimal dari sholat lima waktu sebisa mungkin tepat waktu dan jangan ditinggalkan. Penutup cerita hijrah story dari bintang tamu disampaikan se orang Anwar Fatahillah, dimana baginya adalah saat ini yang bisa dilakukan dari hal yang simpel seperti selalu berfikir akan sebuah kebaikan, baik untuk diri sendiri, keluarga juga orang lain agar apa yang dilakukan bermanfaat bagi sesama.

“ Hati manusia hanya Allah yang memiliki.Ketika keinginan itu tiba untuk benar benar bertobat dan menjauhkan larangan Nya dan melakukan apa yang di perintahkan NYA. Maka hati itulah yang menguatkan langkah seseorang untuk melakukan sesuatu yang diyakininya. Dan itulah sebuah hidayah  dari Allah yang perlu kita pelihara sebagai orang yang memiliki keyakinan dan keimanan,” Ungkap Renny Djajoesman. Hidayah adalah sebuah anugerah dan karunia besar dalam kehidupan manusia, sebobrok /seburuk apapun jejak yang pernah dilakukan didunia,datangnya sebuah hidayah perlu disambut gembira dan di jaga dalam perbuatan ibadah yang semestinya agar manusia semakin takut dengan sang pencipta dan tahu akan dirinya.

Renny Djajoesman mengenakan hijab salah satu jamaah yang hadir tanda acara usai dilakukan-Foto : Beng

Hidayah bak sebuah energi super positif yang membuat diri menjadi semakin ikhlas, semakin tenang dan nyaman menghadapi berbagai masalah dan selalu berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Dan hijrah adalah kendaraan membina akhlak membuat langkah kualitas hidup menjadi lebih baik dalam beribadah dan beramal  menurut Renny,Edi dan Anwar. “Karena iman lah yang patut dibawa untuk bekal pertanggung jawaban kelak setelah kehidupan menghadapi kematian dan setelahnya.” Ucap Edi Kemput mengingatkan.

“Selain ibadah yang menjadi sebuah kewajiban, berbuat baik dan berbagi dalam kebermanfaatan sesama mahluk tuhan wajib dilakukan untuk benar benar berhijrah ke jalan Allah SWT sebagai jawabannya.” Ujar Anwar Fatahillah menambahkan. Hijrah story musisi rock ternama ibukota begitu membawa kesan begitu berarti dan mendalam hingga beberapa panitia dan jamaah kota Palu merasa sedih berpisah dengan para bintang tamu yang dianggap sangat dekat dan sudah seperti sahabat lama saat harus pisah dan meninggalkan kota Palu.. ”Alhamdulillah  dalam pertemuan yang begitu singkat kami merasa bintang tamu yang hadir dalam acara Hijas Fair yang kami adakan bak keluarga sendiri.” Ungkap Ima Hafidz Hadado yang begitu terkesan dengan kehadiran musisi rock Indonesia. Ungkapan kesedihan terlihat saat panitia menghantar kepergian bintang tamu di Bandara Mutiara Sis Aljufri kota Palu menuju Jakarta . (JKST/Beng Aryanto)