Sang Alang Menjawab : Oleh Beng Aryanto
JAKARTASATU.COM – Johni Sang Alang bukan penyanyi karbitan yang tiba tiba membesut perhatian khalayak dengan sensasional hingga dalam beberapa hari lagu yang diciptakan menjadi viral dimedia sosial . Nama Sang Alang bagai awan yang tinggi membumbung dibicarakan banyak orang karena lagunya di anggap sangat menohok pemerintah dan penguasa.
Sang Alang bukanlah penyanyi karbitan, sejak duduk di sekolah menengah pertama dia sudah menguasai alat musik gitar dan bisa mencipta lagu. Uji keberanian akan talenta pun dilakukan dengan mengikuti berbagai lomba. Alhasil tak jarang dia memperoleh beberapa penghargaan atas lagu karyanya sendiri. Tak hanya itu, untuk melatih kemampuan dan mentalitas seni musiknya Sang Alang ikut turun ke jalan menjadi musisi jalanan (pengamen).
Sang Alang mengaku, tidak resistant terhadap kritikan.Ia menyadari apa yang dilakukan masih jauh dari sempurna, namun Sang Alang bisa memilah mana kritik dan mana yang dianggap hanya menguji dan melecehkan atau malah memfitnah. Untuk itu dia merasa perlu meluruskan dan mengklarifikasi karena klarifikasi itu penting agar tidak melebar pada permasalahan yang bukan konteksnya.
Di akun medsosnya malah tak jarang netizen menyerang integritasnya sebagai musisi dan dituduh menjiplak notasi atau menduplikat karya orang lain (plagiator). Namun Johni Sang Alang menjelaskan kepada sahabat netizen dengan sapaan ringan sekaligus mengedukasi agar para netizen bisa memahami persoalan yang ada terkait penciptaan lagu yang sedang hits dan virtal di berbagai media sosial.
Johni Sang Alang mengaku, karir bermusiknya berangkat dari musisi yang banyak menulis sebuah kritik sosial. Diakuinya sangat tidak beralasan bila ia disebut anti kritik, justru kritik itu bisa membuat koreksi atas apa yang mungkin masih kurang sempurna dan salah dari apa yang diciptakannya. Buat Johni Sang Alang , kritik adalah media yang sekaligus menyempurnakan karya yang diciptanya.
Namun begitu harapannya kritik itu harus juga rasional sesuai konteks dan tidak melebar atas dasar like and dislike . Apa yang dibuat dan diciptakan terkait syair lagunya diakui Johni, dibuat atas dasar referensi dan literasi faktual yang ada (tidak mengada ada).
Menanggapi tuduhan lagu #Ganti Presiden 2019 yang sedang viral mirip dengan Robbie Wiliams di akui, mirip belum tentu sama. Dalam bermusik ada keterbatasan notasi , bila ada kesamaan dalam beberapa notasi itu bukan berarti menjiplak.Sang Alang sangat menghargai sebuah hasil karya terutama karya bermusik. Menyadari itu ia pun sangat memahami untuk tidak mudah merendahkan hasil karya orang lain .
Johni Sang Alang merasa dunia seni itu tanpa batas, dimana hasil karya harus jujur dan sesuai dengan kata hati. Dan menjadi diri sendiri adalah hal yang sangat baik dalam implementasi penciptaannya, agar tidak direndahkan orang lain dalam penciptaan sebuah karya.Tidak semua hal membandingkan sebuah integritas itu baik apalagi didunia musik.Tentu harus aple to aple dalam pembandingnya.
Lagu #2019GantiPresiden:https://youtu.be/7ZrBdh2FXxI
Siapa sebenarnya Johni Sang alang.
Awal memulai karir didunia rekaman Johni memakai nama Sang Alang usulan dari seorang sahabat Dick Doang. Alang adalah rumput gelagah yang tumbuh subur dan cukup kuat menghadapi tantangan ditengah hamparan tanah luas. Alang adalah sejenis tumbuhan belukar/ rerumpurtan yang tahan hidup, dan mudah beradaptasi. Dianggap kurang enak hanya dengan kata alang, maka sebagai penguat nama diberi kata Sang yang berarti seorang Alang. Dick Doang adalah sahabat kental yang tahu persis cerita kehidupan seorang Johni. Dick mengumpamakan Johni sebuah rumput alang yang begitu kuat,tahan banting dan ulet dalam menempa karir dan kehidupan (kuat bertahan). Pemikiran akan nama Sang Alang itupun juga sebagai trik pasar, dimana akan menjadi sebuah pertanyaan menggugah orang banyak, bila rilis album pertamanya edar. Sang Alang ini grup atau solois ?.
Johni terlahir dari buah tali kasih keturunan Jogja dan Banyumas. Ayahnya adalah seorang tentara yang juga mahir bermusik, hampir semua anggota keluarga menyukai musik. Anak kelima dari enam bersaudara ini merupakan salah satu kebanggaan orang tua yang di anggap mandiri dan ulet. Sosok Johni didalam keluarga tergolong super aktif dan mandiri menyelesaikan masalahnya sendiri. Tak heran Johni menjadi kebanggaan bagi kedua orang tuanya. Johni mengaku sangat mengidolakan penyanyi senior Gombloh. Johni memiliki 4 orang anak yang sudah cukup besar buah perkawinannya dengan Fabby di tahun 1995.
Bermusik sejak tahun 1981 saat SD sudah ditekuninya, dan di tahun 1986, Johni mulai serius menggeluti dunia musik mengikuti berbagai pestival musik. Di akui Johni, dirinya bukanlah penyanyi yang menjual tampilan dan bergaya trendi. Johni lebih suka apa adanya dengan talenta bermusik .Johni merasa perlu memperkuat karakter bermusik. Cara mengasah karakter dan mentalitas bermusik dilakukan langsung dijalan. Jadilah akhirnya ia musisi jalanan saat duduk dibangku SMP dan tujuannya hanya untuk meyakinkan dirinya mampu dan diterima orang lain dalam bernyanyi sekaligus mencipta, dan juga menguji keberanian tampil didepan umum.
Menjadi musisi jalanan dilakoni Johni sejak tahun 1982- 1986 dan sering mangkal di proyek Senen Jakarta Pusat tak jauh dari tempat tinggal waktu itu wilayah Cempaka Putih . Alasannya ngamen tidak lebih hanya untuk eksistensinya. Buat Alang ngamen itu hanyalah sebuah proses (prosesi) bukan profesi karena ngamen buat Johni hanya untuk memperkuat eksistensinya didunia musik, aku Johni yang mengagumi musisi senior Gombloh dan sangat menginspirasi baginya.
Di tahun 1986 pula Johni mencoba beberapa festival ngamen karena di akuinya untuk kategori pop singer merasa kurang cocok dan perolehannya-pun hanya masuk dalam peringkat urut nominasi saja. Festival ngamen dimulai dari tingkat kecamatan, wilayah kota hingga tingkat propinsi DKI dan jabodetabek disabet sebagai juara pertama. Penilaian festival kala itu dinilai dari sisi tampilan dan skilset bermain musik dan penciptaan karya lagu dan suara.
Johni berkali kali coba membuat grup band, namun dirasa tidak pernah cocok. Di akuinya grup itu sulit, bila ada anggota ingin ngelead tdk mungkin ada dua lead atau ada dua matahari dalam satu grup. Menurutnya pada jaman itu rata rata musisi selalu ingin ikut ngelead, itu sebabnya Johni lebih memilih solois saja agar tidak muncul double kepentingan. Begitupula yang terjadi saat masuk dapur rekaman Johni juga tetap memutuskan solois, musisi lain hanya bersifat additional saja, aku Johni yang pernah mengenyam pendidikan Bisnis dan Manajemen di Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) Jakarta.
***bersambung