JAKARTASATU– Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahean curiga bahwa perusahaan milik Negara seperti Pertamina menjadi bancakan partai penguasa. “Pertamina jadi target bancaan partai penguasa.
Benarkah PDIP dorong Nicke jadi Dirut sementara Nasdem dorong Hanung? Jika ini benar, maka tidak heran saya dengan kehadiran Riza Chalid di Nasdem di depan Jokowi. @pertamina @jokowi,” demikian kata Ferdinand, Sabtu, 21 Juli 2018, di akun Twitter pribadi miliknya (https://twitter.com/lawanpolitikjkw/status/1020507761585471488?s=21).
Selain itu, ia melihat Pertamina mengalami ketidakberesan terkait posisi yang nampak cukup ditempati para pendukung pengusa. “Tiga bulan @pertamina tidak memiliki Dirut definitif.
Ini pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan @jokowi dalam pusaran perebutan posisi Dirut oleh partai-partai penguasa.
Pertamina itu hajat hidup rakyat banyak, dibiarkan tanpa nakhoda dalam waktu lama (https://twitter.com/lawanpolitikjkw/status/1020508465662328832?s=21).”
Ketika ada para buzzer penguasa membangun narasi Petral ditutup dan mafianya disikat, justru menurut Ferdinand kebohongan mereka dibongkar seketika. “Orang yang selama ini menjadi terduga mafia petral hadir di hadapan presiden. Dan parahnya, mantan Dirut Petral jadi nominasi Dirut @pertamina (https://twitter.com/lawanpolitikjkw/status/1020509053292720129?s=21).”
Ferdinand melanjutkan, kalau cuma sekedar bayar 50 artis jadi caleg, menurut dia itu murah meriah banget dibanding mendapatkan posisi Dirut @pertamina. Mafia minta Dirut, mafia bayar Caleg (https://twitter.com/lawanpolitikjkw/status/1020509488200134658?s=21).”
Dia dan harus disebut dengan kata KAMI, mengaku bertahun-tahun mengikuti gerak Pertamina dan selalu kumpul diskusi agar Pertamina besar. “Sayangnya, kebijakan Pemerintah sama sekali tidak menunjukkan ingin membesarkan Pertamina, tapi justru menggerogoti pertamina untuk citra politik (https://twitter.com/lawanpolitikjkw/status/1020512980738355200?s=21).” RI