Aramco investasi USD 60 billions di India. 30x nya yang di Cilacap. Mungkin disana pasti dan jelas regulasinya. Di India itu kan sebanrnya bisnis termasuk yang paling rewel dan ngotot dalam negosiasi. Tapi mereka memiliki komitmen jelas mungkin pemerintahnya dan tentunya juga regulasi nya yg membuat orang asing mau investasi dan merasa aman.
Dari situs hindustantimes.com soal invstasi kilang, yang akan dibangun oleh Saudi Aramco, Adnoc dari Uni Emirat Arab (UEA), Indian Oil Corporation, Hindustan Petroleum Corporation, dan Bharat Petroleum Corporation, muncul dalam pembicaraan antara Perdana Menteri Narendra Modi dan pimpinan puncak Saudi, Ini investasi besar juga bagi Armaco di India.
Pada saat ini kabar bahwa Net profit Aramco diperoleh USD 111 billions atau setara Rp 1550 triliun.
“Kalau dibandingkan APBN Indonesia 2020 sekitar Rp 2230 trilliun. Jadi artinya net profitnya satu perusahaan sekelas Aramco sekitar 70% APBN negara Indonesia kan,” kata teman saya dari Korea menyampaikan.
Coba Kang Aendra lihat itu Aramco luar biasa, lanjut ahli Energi kawan saya itu yang kini tinggal di Seoul Korsel itu.
Saya menjawabnnya, Ya ini dahsyat tapi karena Indonesia lagi di “rongrong” hehehe katanya saya.
Kita tahu bahwa awalnya Aramco akan invest di Cilacap cukup besar, memang tidak mundur dari kilang Cilacap secara total, karena bukan karena mafia itu saja dipastikan Aramco, karena bagi Aramco yang besar itu mendingan investasi di negara lain, lebih enak dan tak banyak di rongrong.
Kita juga tahu bahwa Aramco invest dimana-mana besar kilangnya dimana-mana. Karena memang Aramco itu banyak uangan. Kalau hanya investasi di kilang Cilacap itu ukuran Aramco kecil dan harusnya Aramco pasti siap, jadi dengan mundur dan alotnya Aramco di Cilacap salah satu faktornya adalah banyaknya “broker”.
Padahal ya market di Indonesia sangat menjanjikan. Para broker ini ini sudah mendarah daging dan akan terus menghambat jika banyak bisnis kilang di Indonesia, padahal mestinya dari dibuat di Indonesia dan orang-orang tersebut tidak lagi bisa ambil fee, tapi malah mereka ini mendingan import terus dan fee ada terus. Jadi Mutant itu ada terus yang Bro Sontoloyo begitu saya sampaikan ini ke Mardigu juga.
Kembali ke Aramco, adanya rencana IPO Aramco: menjual max 5% dari company value (estimated USD 1.5-2.0 Trillions). Sepertinya Aramco mencari tambahan dana untuk investasi sebesar USD 75-100 billions dari IPO.
Aramco juga harus benar jaga asset. Jika Investasi USD 2 billions di Cilacap sebenarnya mah kecil kang Aendra, lagi-lagi kawan saya itu bilang pada saya.
Kali ini saya bilang iya sangat kecil.
Kita tahu Reserve nya Aramco diperkirakan masih ada sekitar 226.8 billion barrels. “Saudi Aramco has proved reserves of 226.8 billion barrels of liquids reserves, including crude oil and natural gas liquids (NGLs)”, ujar teman saya tadi.
Sedang Indonesia punya reserves migas 22 billions barrels, hampir sama dengan Exxonmobil 24.3 billions barrels of oil atau 10% dari punyanya Aramco. Nah saya kira dengan Aramco invest di India sebenarnya soal energi asia ini menarik di ungkap, bukan hanya sekadar bahwa tujuan Armco juga bisa berfungsi sebagai “Platform hebat bagi Asia Timur dan Asia Tengah” untuk produk-produk petrokimia Saudi namun juga. Lantas Indonesia bagaimana di Asia tenggara yang sebenarnya Indonesia sendiri kaya energi.
(am)
AENDRA MEDITA *)