JAKARTASATU.COM – Istana Negara bukanlah bangunan sembarangan. Bangunan istana ini merupakan tempat pemimpin negara tinggal dan melakukan segala aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya bagi negara. Gambaran gampangnya istanan negara adalah kediaman resmi sekaligus kantornya Presiden. Nantinya di istana negara inilah tamu-tamu agung dari negara lain diiterima dan dijamu secara kenegaraan. Karena itu lokasi dan bangunan istana negara tidak boleh main-main. Harus strategis, nyaman, aman dan mampu memenuhi segala kebutuhan seorang pemimpin negara dalam menjalankan segala aktivitasnya.
Sepanjang sejarah Negara Indonesia, telah memiliki 6 istana kepresidenan. Pertama adalah istana Negara yang ada di komplek Jl. Merdeka dan Jalan Veteran Jakarta. Kedua adalah istana Merdeka yang masih ada di komplek yang sama. Ketiga Istana Bogor, Keempat Istana Tampak Siring di Gianyaar Bali, Kelima Gedung Agung Yogyakarta, dan keenam adalah istana Cipanas.
Seiring dengan rencana perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, maka mau tak mau Indonesia akan menambah satu lagi istana kepresiden di sana. Saat ini pemerintah sedang memproses pembentukan kawasan Ibu Kota Negara tersebut dalam lahan seluas 256.000 hektare. Setelah benar-benar terlaksana, nantinya akan diputuskan kawasan itu akan menjadi provinsi atau city manager semata.
“Ini yang sedang diproses. Apakah ini kita sebut sebagai sebuah kota, yang nanti akan ada di situ city manager atau sebuah provinsi, ini yang akan segera diputuskan,” kata Jokowi usai meninjau Ibu Kota Baru di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).
Dalam rangka meninjau lokasi calon IKN itulah akhirnya Jokowi mendapatkan feeling untuk menentukan letak pasti nantinya istana negara baru akan dibangun. Setelah wara-wiri di daerah perbukitan bekas hutan industry di Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut, akhirnya Jokowi mengumumkan bahwa puncak dataran tinggi di bukit di Sepaku-lah, yang dipilihnya sebagai titik lokasi pembangunan istana nanti. Dengan istana Negara sebagai pusatnya, selanjutnya kompleks pemerintahan pun akan dibangun di sekitarnya.
Rencananya, pembangunan ibu kota ini akan dibangun dalam bentuk kluster. Jokowi menargetkan kluster pemerintahan yang akan dibangun pertama kali dapat selesai 2023. Kluster pemerintahan seperti Istana Kepresidenan, kantor kementerian, dan gedung pemerintahan akan menempati lahan seluas 5.600 hektare (ha).
Untuk mempercepat proses, pembangunan klaster dilakukan secara paralel dengan pembangunan transportasi umum, pembangunan air baku, dan instalasi listrik di ibu kota baru. “Termasuk nanti BUMN dan kawasan bisnis dan semi bisnisnya. Sehingga nanti ini juga akan dikerjakan secara paralel. Kira-kira gambaran besarnya itu,” ungkap Jokowi.
Tentunya tak hanya kluster pemerintahan, secara paralel juga akan dibangun kluster kesehatan, pendidikan, riset dan inovasi, serta pusat keuangan. Semoga saja rencana pembangunan IKN baru ini bisa berjalan lancer sesuai yang diharapkan dan tidak sekedar menjadi mimpi di siang bolong yang melompong |WAW.