JAKARTASATU.COM – Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso mengaku tidak rela jika ada pihak yang berusa memecah belah kekuatan TNI dalam pemilu presiden (pilpres) 2014. Sebab sesuai dengan Undang-Undang TNI harus bersikap netral, independen dan tidak memihak salah satu pasangan capres-cawapres manapun dalam pilpres dan politik praktis.
“Tahun 2009 TNI sudah netral, kala itu saya jadi panglima TNI dan saya tidak akan rela jika TNI sekarang terpecah menjadi dua kubu,” katanya dalam sebuah acara dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di bilangan TIM, Jakarta, Sabtu (7/6).
Lebih lanjut purnawiran jenderal bintang empat tersebut meminta kepada segenap aparat penegak hukum, baik Polisi dan Bawaslu untuk segera mengungkap dugaan adanya oknum Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang diduga kuat mengarahkan warga untuk memberikan dukungan politik kepada pasangan Prabowo-Hatta dalam pilpres pada tanggal 9 Juli mendatang.
“Harus diusut sampai tuntas siapa pelakunya, kalau bersalah harus dihukum. Jangan sampai ada fitnah, sebah fitnah lebih kejam dari pembunuhan dan fitnah itu berpotensi memecah belah bangsa dan negara,” tutupnya. (MAR/JKS).