JAKARTASATU.COM– Kepergian KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) ke hadirat Sang Pencipta adalah kehilangan besar bagi umat dan bangsa. Kepergiannya justeru terjadi pada saat umat memerlukannya. Gus Solah adalah seorang kiai, pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng. Selain itu beliau adalah seorang negarawan, figur nan penuh dengan kearifan dan kebijaksanaan, serta cenderung mempersatukan. Gus Sholah memiliki itu semua. Beberapa kali beliau mengajak untuk mempertemukan para tokoh Islam guna menyatukan pikiran terhadap masalah-masalah kebangsaan, dan menghadapi gejala pemecahbelahan umat oleh umat sendiri.
Saya dengar langsung kala mampir di Jombang maupun dalam berbagai kesempatan, begitu besar keprihatinan Almarhum terhadap keterpecahan umat dan rendahnya qiyadah merekatkan ukhuwah Islamiyah baik antar organisasi maupun dalam satu organisasi. Menurut Almarhum, banyak yg terjebak pada hubbud dunya (pragmatisme dan materialisme).
Beberapa kali Almarhum mengajak untuk adanya pertemuan para tokoh, namun belum menjadi kenyataan hingga beliau dipanggil pulang ke hadirat Ilahi. Semoga niat baik itu ada yang meneruskannya dan arwah Almarhum dari balik barzakh ikut berbahagia menyaksikannya.
YA AYYATUHAN NAFSUL MUTHMAINNAH, IRJI’I ILA ROBBIKI RODHIYATAN MARDHIYYAH, FADKHULI FI ‘IBADI WADKHULI JANNATI.
*Mantan Ketum PP Muhammadiyah, M. Din Syamsuddin