JAKARTASATU.COM– Beberapa hari ini saya dapat pertanyaan soal ex ISIS. Pusing juga jawabnya. Karena sepenuhnya sadar diri belum cukup ilmu menjawab ini secara komperhensif, selain yang sifatnya positivistik bunyi di UU Kewarganegaraan. Dan itu jelas tak cukup menjawab masalah sekompleks ini.
Soal ini dibanding yang lain, saya lebih ingin dengar pendapat Pak Tito sebenarnya. Bukan karena pernah Densus, BNPT atau Kapolri, tapi karena dia memang ilmuwan “kelas berat” di bidang ini (Ph.D). Dialah hari ini menurut saya orang Indonesia yang paling “par Excellence” bicara soal ini.
Buku cq Disertasinya soal “Explaining Islamist Insurgence” di @RSIS_NTU ini merupakan karya “masterpiece” soal terorisme. Di dalam dikuak proses-proses radikalisasi, indoktrinasi, dan lain-lain. Paripurna ilmu pak Tito ini! Tak kalah dengan Rohan Gunaratna, Kumar Ramakrishna, Sashi Jayakumar dan lain-lain.
Malah dibanding nama-nama di atas, Pak Tito lebih lengkap. Dia bukan sekedar akademisi kampus tapi juga “praktisi” yang langsung numpas teroris. Jadi apa pun nanti keputusan Presiden @jokowi soal ex ISIS ini, pandangan komperhensif Pak Tito penting didengar. Bukan lainnya yang tak ahli, Pak.
Sedahsyat apa pun sekularisme atau liberalisme berkembang tak akan mampu hilangkan religiusitas. Namun, jika dia berkembang jadi ekstrimis, apalagi pelaku teror itu yang kita lawan dan tentang. Karena mau pakai hukum apa pun “dunia atau surga” itu salah.
Selamat bekerja pemerintah.
*Politisi Demokrat, Jansen Sitindaon