Ilustrasi Artis Tiktok/IST

JAKARTASATU.COM – Usai dicerca habis-habisan karena sebut agama musuh utama Pancasila, Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyatakan BPIP berencana menggunakan sejumlah platform media sosial (medsos) untuk menyosialisasikan Pancasila ke generasi muda.

Tidak tanggung-tanggung, mereka akan menggunakan semua platform media sosial yang ada mulai dari Youtube, Blog, hingga Tiktok.

“Alatnya itu maksud saya ada Youtube, ada Blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digital lah. Digital mode ini kita pakai, sehingga nanti akan ada, ya termasuk Tiktok segala macam itu,” kata Yudian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2).

Menurut Yudian langkah tersebut diambil untuk menjawab permintaan Presiden Joko Widodo yang ingin BPIP fokus kepada generasi milenial. “Dalam hal ini pak Presiden sangat berkali-kali menekankan kita fokus di sini, karena ada generasi milenial yang 129 juta jiwa yang kira-kira terputus dari dua sisi,” jelas Yudian.

Di luar medsos tak terkecuali juga ada kemungkinan untuk menyosialisasikan dan membumikan Pancasila melalui media seperti film dan musik. Bahkan BPIP juga hendak menggunakan kompetisi-kompetisi olahraga untuk menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila.

Selain itu, BPIP juga berencana menggandeng idola-idola kalangan muda. Mereka merancang nantinya Pancasila disosialisasikan oleh artis, penyanyi, atau atlet yang digemari oleh anak-anak muda.

“Agar mereka ini tidak terasa bahwa mereka itu sebetulnya sedang kita ajak untuk berpancasila,” imbuh Yudian.

Beberapa kalangan menilai lontaran ide sosialisasi Pancasila ini merupakan upaya gerak cepat Yudian untuk melupakan polemic pernyataannya tentang agama sebagau musuh utama Pancasila.

Pasalnya klarifikasi yang dilontarkannya terkait pernyataannya tersebut terkesan ngeles dan mencari pembenaran diri sendiri. Padahal makna dari kalimat yang diucapkannya secara jelas dipahami masyarakat dengan sederhana bahwa agama telah dianggapnya sebagai musuh Pancasila.

Terkait ucapannya tersebut, Yudian mengklarifikasi apa yang dia maksud dalam pernyataannya. Dia menjelaskan, saat ini Pancasila kerap dihadapkan dengan agama oleh orang-orang tertentu yang memiliki pemahaman sempit dan ekstrem terhadap agama itu sendiri.

“Dalam konteks inilah, agama dapat menjadi musuh terbesar karena mayoritas. Bahkan setiap orang beragama. Padahal Pancasila dan agama tidak saling bertentangan, tetapi saling mendukung,” kata Yudian.

Namun klarifikasi Yudian tersebut dinilai tidak ada hubungannya dan terkesan membela oleh Wasekjen MUI, Zaitun Rasmin. Ia menilai klarifikasi dari Yudian tidak berhubungan dengan ucapannya.

“Saya terpaksa melihat lagi dari awal. Tidak ada kaitannya semua penjelasan itu, tidak berkaitan. Kalau harusnya ini seperti seperti masuk perguruan tinggi, pernyataan salah alasan salah tidak ada hubungan yang sedikit bombastis, anak muda katakan Jaka Sembung bawa golok tidak nyambung,” sesal Zaitun.

Mungkinkah gerak cepat sosialisasi Pancasila melalui media-media milenial ini akan mampu membuat khalayak melupakan pernyataan kontrovesial Yudian tersebut? |WAW-JAKSAT