JAKARTASATU.COM– Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah tampak “menggurui” politisi PDIP Budiman Sudjatmiko perihal kepedulian antar-sesama manusia. Khususnya terkait umat muslim India yang diperlakukan diskriminatif oleh mayoritas (Hindu).

“Kalau bung perlu penjelasan, begini: Presiden kita adalah pemimpin negara dengan populasi musim terbesar. Predikat itu membuat kita perlu menggalang solidaritas ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’ sesuai sila II yang oleh bung karno memiliki dimensi INTERNASIONALISME. Gitu!” katanya, kemarin, di akun Twitter pribadinya.

Namun Budiman mengatakan bahwa ada dua problem di balasan (kalimat) Fahri, yakni “Sebagai pemimpin negara Muslim terbesar” perlu menggalang “solidaritas kemanusiaan” pada kasus yang korbannya umat Islam.

“Ini tentang kemanusiaan lintas agama. Tak tepat alasan, bisa inkonsisten kemuliaannya. Gitu,” balasnya.

Fahri beralasan demikian karena Indonesia tidak pernah absen dalam politik internasional sejak proklamasi 1945. Adalah karena para pendiri bangsa kita percaya, “….bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa…”.

“Jadi keaktifan kita universal. Kemanusiaan itu universal. Polugri (politik luar negeri) kita harus aktif.”

Berikut cuitan Budiman melakui akun Twitternya, yang mengomentari pernyataan mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai di salah satu media:

“Saat Real Madrid kalah 1-2 oleh ManCity di Santiago Bernabeu, di mana pak @jokowi ??”

Pigai meresponnya, “Budiman, berat ya jadi org berfikir dan pintar. 1). Ukuwah Islamiah & Insaniah? Itu humanitarian intervention (borderless). Itu dasari Erdogan lindungi umat muslim. Itu pula yg dipakai Sukarno. 2. Neraca dagang, kita penyuplai besar batu bara diatas 1 bilion dollar. India minus,” balasnya, di akun Twitter-nya @NataliusPigai2. RI-JAKSAT