JAKARTASATU.COM – Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia mampu kompetitif dengan para pekerja luar negeri. Untuk itu Kementerian Perindustrian memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil ke Jepang, misalnya di sektor industri perkapalan.
“Upaya yang dilakukan ini merupakan hasil kunjungan kami ke negara Jepang beberapa waktu lalu. Ini menjadi implementasi mengenai kebijakan baru pemerintah Jepang, yaitu program Tokutei Ginou atau pekerja keterampilan khusus asal luar negeri,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Senin (2/3/2020).
Menurut Putu, adanya kebijakan Jepang tersebut, karena terus meningkatnya kebutuhan tenaga kerja kompeten di Negeri Sakura dengan total mencapai 345.000 orang dalam lima tahun ke depan. Adapun berbagai sektor manufaktur yang membuka kesempatan itu antara lain industri permesinan, otomotif, elektronika, makanan dan minuman, pesawat dan MRO, serta perkapalan.
“Di tahun-tahun sebelumnya, negara-negara yang telah menjadi pemasok tenaga kerja itu, berasal dari Vietnam, Filipina, China, dan India. Guna merealisasikannya, Kemenperin menjalin kerja sama dengan The Cooperative Association of Japan Shipbuilders (CAJS) dan Japan International Cooperation Agency (JICA),” ujar Putu.
Putu mengungkapkan, pada program tahap pertama, pihaknya melakukan seleksi terhadap mahasiswa lulusan teknik perkapalan terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tercatat, sebanyak 110 pelamar yang berasal dari tujuh kampus di Indonesia yang ikut berpartisipasi.
“Setelah melalui beberapa tahap seleksi, didapatkan 11 kandidat yang telah ditentukan untuk ditempatkan di sembilan galangan kapal anggota CAJS. Posisi mereka ini berada di level teknisi menengah,” jelas Putu.
Jelas Putu, pihaknya merasa berbangga, karena dalam kurun satu bulan proses magang yang telah dijalani, ke-11 peserta mendapatkan kontrak perpanjangan di perusahaan mereka masing-masing. “Tentunya, selain dari usaha keras para peserta, tetapi juga tidak terlepas dari fondasi dan dukungan dari perguruan tingginya yang telah membuktikan kualitas kurikulum dan pengajarannya,” ungkap Putu.
Putu menambauhkan, Kemenperin berharap kepada 11 peserta tersebut bisa menjadi ambassador atau duta Indonesia, baik itu dalam aspek pengembangan SDM dan kerja sama Industri. “Dari bidang SDM industri, para duta ini diharapkan dapat menjadi agen informasi kepada tempat perusahaannya bekerja untuk menggunakan pekerja industri terlatih asal Indonesia baik dari bidang engineer sampai welder,” tandas Putu.
Putu berharap, untuk kerja sama industr, para duta ini dapat menjadi jembatan informasi bagi industri perkapalan di Jepang terkait kemampuan dan pasar industri maritim di Indonesia untuk dapat melakukan kerja sama pembangunan kapal ataupun investasi pembangunan produk komponen kapal di Indonesia.
“Ke depan akan dikembangkan skema-skema lain yang pada hilirnya adalah untuk kemajuan industri perkapalan di Indonesia,” pungkas Putu.*HER-JAKSAT