JAKARTASATU.COM– Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai kembali mendapatkan perlakuan rasis dari pihak tertentu. Seperti biasa, perlakuan rasis itu tergambar di sebuah cerita pendek, dan viral di media sosial.
Sosok Pigak digambarkan “si buruk rupa”. Disandingkan dengan gambar seperti Fahira Idris.
“Saya cuma pembela orang-orang lemah untuk selamatkan manusia. Makhluk ciptaan Tuhan dari kejahatan Corona. Kalau saya tidak tegas ke pemerintah kita tidak tahu berapa nyawa manusia yang korban sia-sia dan tersembunyi.
Kenapa ada komik yang menghina saya? Tuhan ampuni mereka!” responnya terhadap komik tersebut di akun Twitter-nya, baru-baru ini.
Politisi Gerindra, Fadli Zon sontak membela Pigai atas komik rasis itu. Menurut dia, pembuat komik tersebut dibuat oleh orang yang tidak paham demokrasi dan hak asasi manusia.
“Ada yg terusik kepentingannya atau posisinya. Kasihani saja, percuma juga mencari keadilan ketika hukum hanya jadi alat kekuasaan,” respon Fadli.
Sosok Pigai dan seperti sosok Fahira Idris di dalam komik yang viral tersebut tampaknya bermula dari keduanya mencuitkan perihal virus Corona di Tanah Air. Bahkan Fahira sampai dilaporkan ke pihak berwajib atas cuitan soal Corona.
Namun di lain sisi, Fadli mengamati bagaimana pada akhirnya Indonesia terjangkiti virus ini, hingga pada akhirnya Jokowi sendiri yang mengumumkanny.
“Ternyata upaya menyembunyikan informasi itu memang ada. Ini skandal besar dan membahayakan kehidupan masyarakat. Penanganan amatiran soal virus corona ini menunjukkan sikap tak bertanggung jawab,” katanya, ketika ia merespon berita di salah satu media dengan judul: “Pemkot Depok Sempat Diminta Rahasiakan Temuan Kasus Corona”.
Berikut sebagian kutipannya:
Sekretaris Daerah Pemkot Depok Hardiono menyebut sempat ada permintaan dari pemerintah pusat untuk merahasiakan temuan virus Corona di Depok.
Menurut Hardiono, pemerintah pusat meminta penyampaian informasi temuan Corona dilakukan secara terpusat.
“Jadi, malam tadi saya dapat pesan dari staf ahli kementerian dan katanya jangan disampaikan dahulu. Saya dikasih informasi untuk kabar salanjutnya,” kata Hardiono kepada awak media, Senin (2/3).
Hardiono mengatakan, Pemkot Depok memenuhi permintaan pemerintah pusat itu. Namun, dia kaget bukan kepalang saat kabar tentang temuan Corona di Depok telah tersebar luas. Banyak awak media yang menanyakan kabar temuan Corona. Selengkapnya: https://www.gelora.co/2020/03/pemkot-depok-sempat-diminta-rahasiakan.html?m=1
Fadli juga sempat menyentil Menkes yang ia katakan sikap arogansi tidak ada gunanya ketika menjawab virus Corona telah ada di Indonesia dan mengenai dua warga.
“Jangan sok hebat dan sok jagoan. Mari hadapi dengan terukur, dan cara-cara yang tepat. Tapi harus ada sense of emergency,” jawabnya, merespon berita Menkes: Difteri Saja Kita Enggak Takut, Apalagi Corona.
Menurut dia, lebih baik jujur dan terbuka seperti walkot Depok sehingga penyebaran dapat dikendalikan. Akibat mau sembunyikan data bisa fatal penyebaran tak terkontrol. “Menteri Kesehatan harus bertanggung jawab terhadap data dan penanganan. Jangan sok jagoan dan anggap enteng.” RI-JAKSAT