JAKARTASATU.COM – Bermula dari ditemukannya dua WNI positif corona telah membuat melejitnya harga masker terulang kembali. Sepertinya masyarakat Indonesia mudah terprovokasi. Entah apa yang menstimulasi, begitu Presiden usai mengumumkan rontoknya status coronazero Indonesia, tiba-tiba banyak warga melakukan belanja ugal-ugalan (panic buying) di berbagai pusat perbelanjaan yang ada.
Akibatnya hukum ekonomi pun berlaku. Stok masker dan hand sanitizer terkuras habis, dan harganya pun langsung membumbung tinggi.
Namun konsumen Indonesia seperti sedang kalap. Gagal mendapatkan masker di toko konvensional, banyak dari mereka yang memburunya di toko-toko online. Harga masker pun semakin membumbung tak terbendung.
Namun apa daya. Di kondisi seperti itu konsumen bukan lagi menjadi raja. Justru penjual yang tiba-tiba menjadi penguasa yang semena-mena. Mereka mematok harga dengan harga yang tinggi karena permintaan konsumen memang luar biasa. Bahkan sampai tega menggebuk dengan harga tak masuk akal bahkan sampai ada yang berani nulis catatan di dagangannya ‘Take it or leave it’.
Pun di pasar obat Pramuka yang biasanya terkenal dengan harga obat dan peralatan media yang murah. Di sana pun harga masker juga dipatok sangat mahal. Tak heran jika akhirnya PD Pasar Jaya harus mengaku bersalah karena adanya masker yang dijual dengan harga Rp 300.000 per boks di Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Konon hal itu dikarenakan harga masker yamahal tersebut sudah mahal dari distributornya.
“Itu keterangan belum lengkap. Itu balik lagi memang salah saya. Kita beli itu beli harganya sudah segitu, bukan artinya kita jual jadi segitu. Ini kenapa akhirnya kita konpers untuk meluruskan itu,” ujar Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasrudin di Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
Untungnya masih ada departemen store seperti Ace Hardware dan Ramayana yang mau menjaga kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat. Kondisi darurat justru dimanfaatkan mereka untuk membangun citra positif. Ace Hardware dan Ramayana mengumumkan bahwa mereka menjual masker dengan harga normal hanya saja memberi Batasan pembelian agar para konsumen bisa mendapatkan semua secara adil.
Melalui akun Instagramnya, Ramayana hanya membolehkan pelanggan memberi 1 masker saja. Pihaknya juga meminta masyarakat yang menemukan stok masker kosong di Ramayana untuk menuliskannya di kolom komentar.
“Buat yang sudah mencari di supermarket Ramayana dan kehabisan, bisa tulis di komen ya store mana yang butuh restock biar lebih cepat lagi distribusinya,” tulis mereka.
Sayangnya stock masker di kedua tempat ini segera habis juga. Akibatnya konsumen yang memburu masker harga normal terpaksa harus gigit jari lagi.
Semoga saja pemerintah segera bisa memberi solusi kepada masyarakat untuk keluar dari permasalahan ini. |WAW-JAKSAT