JAKARTASATU.C0M – Gempabumi menguncang Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020) pukul 17.18.04 WIB. Gempa yang terjadi di saat orang selesai beraktivitas siang harinya itu, dirasakan sampai Bogor. Sejumlah orang dilaporkan terluka, dan rumah-rumah dinyatakan rusak.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Setiawan Wangsaatmaja menyatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar sudah bersiaga dan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sukabumi.
“BPBD Jabar sedang berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sukabumi untuk mendata jumlah korban dan kerusakan. Supaya bantuan bisa segera diturunkan kepada warga terdampak maupun yang mengungsi,” kata Setiawan di Gedung Sate, Bandung.
Setiawan menegaskan, pihaknya akan melibatkan perangkat daerah lain dalam penanganan gempabumi di Kabupaten Sukabumi, seperti Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar.
“Dinsos Jabar sudah bersiaga menyalurkan bantuan. Begitu juga Dinkes Jabar yang siap memberikan pelayanan kesehatan. Setelah data terkumpul, semua akan turun ke lokasi memberikan pelayanan dan memenuhi kebutuhan dasar warga,” ucapnya.
Selain itu, Setiawan meminta ketua Rukun Warga (RW) di Kabupaten Sukabumi untuk memanfaatkan aplikasi Sapa Warga dengan melaporkan jumlah korban, kerusakan, dan kebutuhan warga setelah gempabumi di wilayahnya.
“Aplikasi Sapa Warga bisa menerima laporan langsung dari masyarakat. Laporan itu akan direkap dan dilaporkan kepada BPBD Jabar untuk ditindaklanjuti,” katanya.
Menurutnya, Sapa Warga dikembangkan untuk memangkas jalur birokrasi, termasuk perihal kebencanaan. “Dengan laporan yang cepat dari warga, penanganan juga akan cepat dan tepat. Maka, kami meminta semua RW untuk memanfaatkan kehadiran Sapa Warga ini,” imbuhnya.
Berdasarkan laporan BPBD, sedikitnya tiga warga mengalami luka ringan pascagempabumi tersebut. Ketiga warga adalah Hanna (Laki-laki), Mimin (Perempuan), dan Andi Maulana (Laki-laki) warga Kalapa Nunggal, Sukabumi, demikian dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo bilang, gempa tersebut menyebabkan 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal, 2 unit rumah rusak di Kecamatan Parakansalak, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kabandungan, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Cidahu.
Selain itu, BPBD Kabupaten Bogor juga memverifikasi bahwa terdapat rumah yang rusak akibat gempa  di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masing-masing 1 unit rumah di Desa Gunung Bunder, 1 unit rumah di Desa Cibunian, 6 unit rumah di Desa Purwabakti, 1 unit rumah di Desa Cibitung Kulon dan 1 unit rumah di Desa Pasarean.
“Gempa tersebut juga terasa di sejumlah wilayah meliputi; Kota Bogor sekitar 4-6 detik, terasa sedang hingga kuat di Kota Sukabumi sekitar 4-5 detik, terasa lemah di Kabupaten Lebak, Banten dan terasa lemah di Jakarta sekitar 5-8 detik dan terasa sedang di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor,” kata Agus, dalam keterangan tertulisnya.
Sementara ini Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Sukabumi telah menuju ke Kecamatan Kalapa Nunggal untuk melakukan kaji cepat. Menurut laporan, kendala sementara di lapangan adalah padamnya listrik di dua desa. Namun hal itu merupakan bagian dari prosedur keamanan yang dilakukan oleh PLN terkait gempa. Di sisi lain, TRC BPBD Kabupaten Bogor juga bergerak menuju ke Kecamatan Pamijahan untuk kaji cepat.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi tersebut berkekuatan magnitudo  4,9. Episenter gempabumi berlokasi di darat pada jarak 23 km arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).
BMKG mencatat, guncangan gempabumi dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal  IV – V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Panggarangan, Bayah III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ), Citeko, Sukabumi II – III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Gempabumi tersebut diawali gempa pendahuluan pada Selasa (10/3/2020) pukul 17.09 WIB. “Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi pendahuluan (foreshock),” kata Rahmat Triyono.
BMKG merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” katanya.*l IH-BIRO-JABAR