JAKRATASATU.COM Menginap di hotel bintang lima bukanlah kemewahan bagi para tenaga medis yang merawat pasien Covid-19. Bagi mereka, berkumpul dengan keluarga di rumah adalah kemewahan yang mahal di tengah pandemi.
Namun demi kesehatan keluarga di rumah, mereka rela tidak pulang. Seperti yang dialami Ali Sardjono, salah seorang tenaga medis yang difasilitasi menginap di hotel demi menjaga keluarganya tetap sehat. Meski sudah dinyatakan negatif COVID-19, ada kekhawatiran bila ia tetap pulang ke rumah bertemu keluarga dan tetangga mengingat tugasnya merawat pasien positif COVID-19.
Ali bertugas di Gedung Kemuning Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang merupakan rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jawa Barat. Ia memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien COVID-19 sejak Maret 2020.
Ali mendapat fasilitas menginap di Hotel Prama Grand Preanger Bandung bersama tenaga medis lainnya. Total tenaga medis dari RSHS yang menginap di hotel bintang lima itu ada 73 orang. Terdiri dari 20 perawat, 2 dokter, 3 sopir, 2 cleaning service dan 4 orang administrasi.
Ali mengaku sangat terbantu dengan fasilitas penginapan tersebut. “Kita selama sudah memberikan pelayanan secara maksimal tapi kita juga ada kekhawatiran atau was-was kalau kita pulang ke rumah ketemu keluarga. Jadi dengan diberikan fasilitas penginapan ini kita akan lebih tenang memberikan pelayanan walaupun kita juga rindu ketemu keluarga,” ungkap pria 44 tahun tersebut.
Ali dan kawan-kawan tetap bekerja sesuai jam dinas. Bedanya, selesai kerja merka tidak pulang ke rumah masing-masing untuk sementara waktu. Ali sendiri masuk hotel sejak 5 April. Rencananya, ia akan menginap sampai bulan Mei.
Ali berharap pemerintah terus mendukung para tenaga medis yang telah bekerja maksimal hingga dua kali lipat. Kepada masyarakat dia pun meminta untuk menghilangkan stigma dan menerima kehadiran tenaga medis di lingkungan tempat tinggalnya.
Ali bercerita, ada temannya yang sampai dijauhi di lingkungan rumahnya dan tidak diterima di tempat kos karena dianggap pembawa virus. Menurutnya, pemerintah harus memberikan edukasi ke masyarakat bahwa tenaga medis bukan membawa atau menularkan virus.
“Kita bekerja untuk menyembukan orang yang terinfeksi COVID-19. Jadi kita sudah bekerja maksimal dan masyarakat juga harus tetap diam di rumah untuk kita jadi ada kerja sama,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil bilang, para tenaga medis telah tinggal di hotel sejak minggu lalu. Untuk memfasilitasi penginapan para tenaga medis, pihaknya menyiapkan 200 kamar. Saat ini baru terisi 23 kamar.
“Kami akan terus memberikan support moral kepada tenaga medis ini. Kami juga sedang mencari APD (alat pelindung diri) ke berbagai negara untuk pengamanan diri mereka,” ujar Ridwan Kamil. |IH-BIRO JABAR