Uchok Sky Khadafi Direktur Center for Budget Analysis /ist

JAKARTASATU.COM – Masih soal kasus kartu Prakerja, kali ini Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, angkat bicara dimana ia mengatakan bahwa pihak yang diuntungkan dari program pelatihan Kartu Prakerja adalah penyedia modul pendidikan, bukan masyarakat terdampak Covid-19.

Kata Uchok, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto adalah biang masalah Kartu Prakerja karena memaksakan program berjalan tanpa mendengar kritik publik. “Masalah dalam kasus program pelatihan Kartu Prakerja semakin muncul ke permukaan seperti harga yang mahal serta kualitas dan pengawasan pelatihan yang tidak jelas,” jelasnya kepada redaksi, Sabtu (2/4).

Ditambahkan Uchok bahwa masyarakat tidak mendapat keuntungan dari program pelatihan Prakerja karena saat ini lebih perlu bantuan sosial langsung. “Pembelian modul pelatihan karena di Google banyak modul pelatihan  bahkan gratis,” papar Uchok.

“Kalau enggak mau dibilang sumber masalah, batalkan dong program itu. Jika Menko Perekonomian ngotot melaksanakan, maka wajar kami menilai mungkin ada kepentingan terselubung,” kata Uchok.

Pemerintah harus tahu kebutuhan rakyatnya, bukan mengakomodasi kepentingan pihak tertentu, jadi Uchok, menduga ada konflik kepentingan dalam program pelatihan Kartu Prakerja di antaranya nampak dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang ngotot menjalankan program pelatihan tersebut. “Padahal, suara publik dan mayoritas fraksi di DPR yang menentang sudah terdengar jelas,”tegasnya.

Uchok juga mengatakan BPK bisa mengaudit pelaksanaan Kartu Prakerja yang berjalan tanpa melalui tender, dan bisa diketahui siapa paling diuntungkan dalam program kartu prakerja itu.

Masih kata Uchok, sebaiknya pemerintah menghentikan pelaksanaan program pelatihan Kartu Prakerja senilai Rp 5,6 triliun tersebut.

“Karena saat ekonomi masyarakat terdampak pandemi Covid-19, yang dibutuhkan adalah bantuan langsung atau tunai, bukan pelatihan online modul  harga mahal dan ukuran kualitasnya tidak jelas, bahkan banyak yang aneh-aneh pelatihannya,” tandas Uchok.