Dr. TB. Massa Djafar
Kaos “Kami Opisisi”, yang saya pake mengundang banyak pertanyaan. Dari sekedar bertanya, diskusi serius, oposisi memang harus hadir dalam negara demokrasi.
Kaos, “kami oposisi” saya beli sebagai dukungan moral, kepada siapa saja yang mau mengambil peran oposisi. Tidak ada minat saya, apalagi mau terjun menjadi oposan pemerintah. Cuma menaruh harapan, jika Prabowo atau Jokowi kalah pilpres, mereka mau melembagakan oposisi. Tapi jauh dari Pagang dari api.
Satu tahun pemerintah Jokowi, mekanisme check balances semakin sirna. Malah mengisyaratkan gejala autoritarian. Pemerintah berjalan tanpa kontrol efektif. Parlemen juga tak bisa diharapkan
Pengalaman lambannya pemerintah antisipasi Covid 19, adalah pengalaman buruk dalam penyelenggaraan pemerintahan. Suara kritis diluar pemerintah cukup intensif. Tapi tak digubris, bahkan diangap sepele.
Musibah covid belum berakhir, kini disusul gelombang ancaman resesi ekonomi. Apa langkah pemerintah dan kesiapan bangsa ini hadapi bencana lebih dahsyat ???
Nah kehadiran KAMI, mainkan peran oposisi pas timingnya. Tidak ada cara lain, “melawan” penguasa obral janji. Rakyat terbuai, dan dibuai terus. Apa artinya jika ujungnya mencelakakan.
Jika ada pihak kontra, tuduh KAMI barisan sakit hati itu hal biasa. Apalagi berasal pihak pro pemerintah. Tapi bukankah gejala akal tidak waras juga mendominasi framing media atau kelompok pendudukung pro status quo ???
Kali ini oposisi tampaknya sengaja dilahirkan. Tidak main main, bukan sekedar cetak kaos seperti tahun 2019. Apalagi hadapi momentum kontestasi politik. Tokoh tokoh yang bergabung tidak diragukan kapasitas dan komitmen moralnya. Dan kemungkinan akan terus bertambah.
Banyak pihak menaruh harapan. Kehadiran KAMI bisa jadi pembanding akal sehat diluar pemerintah. Guna hindari distorsi atau opini palsu, dan antisipasi resiko negara gagal akibat krisis bertubi tubi.
Belajarlah pengalaman 1997. Dimana salah satu sebab hilangnya fungsi kontrol dalam relasi kekuasaan.
Krisis kedepan lebih dahsyat !!!
https://m.facebook.com/ pemuda madani pusat