Saya, Mas H dan Mas W/dok

INI sebuah rencana besar. Pertemuan saya kemarin itu membicarakan sebuah rencana besar tentang sebuah film penting. Saya diajak Mas H dan bertemu dengan Mas W. Saya tek kenal Mas W, namun setelah berjumpa bertiga, saya dalam hati mengatakan ini luar biasa. Saya katakan dalam hati ini untuk keduanya. Mas H adalah tokoh penting dalam film, ia paham soal film dan juga kebudayaan besar. Ia adalah Advisor telaah budaya antropologinya kuat.

Saya juga mengatakan dalam hati lagi. Ini dua kreator yang ketemu dalam  proses sebuah kerja kreatif yang gila. Kenapa gila? Ya. Ini satu mimpi besar jika saja proses film ini terwujud maka, bukan sekadar menarik, namun bisa jadi ini sejarah penting terungkap dalam bisnis dan financial yang jadi film pertama di tanah air.

Sejarah itukan diciptakan oleh yang pertama dan saksinya. Sejarah juga diciptakan oleh kaum menang umumnya. Diluar ada sebuah rekayasa yang tak akan membahasnya. Kira-kira sampai sini dulu.

Kembali soal film, sebuah rencana hebat film ini Mas W telah menyiapkan naskah dalam bentuk novel yang sudah diterbitkan Elex Media Komputindo, Jakarta ada dua bagian buku.  Sedang film ini akan dibuat pada bagian 3 yang sudah selesai dan belum diterbitkan dalam bentuk novel.

Mas H mengajak saya untuk diskusi besar, dan membahas isu dari dalam kisah film itu di novel 3 itu dengan aktulisasi konteks kasus saat ini yang sangat booming.

Membayangkan film ini bagian dari rasa penasaran saya. Film akan di buat asli dari novel Mas W pada bagian 3, lalu akan masuk flashback bagian 1 dan 2. Menjadikan film ini rencananya akan dibuat untuk konsumsi secara khusus dan inginnya ditayangkan di NetFlik, menginggat pandemi bioskop tak tahu kapan akan bangkit kembali.

“Jadi trilogi filmnya dan dibuat secara khusus,” ungkap Mas W pada saya.

Mas W bercerita dengan detail saya menyimak kisahnya dan semua pernah mampir di otak saya kisahnya. Artinya otak saya pernah mendengar dan pernah “sedikit” paham kisah itu. Kisah yang sederhana namun dibuat rumit. Kisah tentang para “mafia” yang terstruktur rapih dan seolah menjadi terpuruk melibatkan pemilik yang tak bersalah mengalami kehancuran. Kisah cinta yang tidak rumit amat namun dibuat ada skandal yang sangat aneh lantas lepas pergi begitu saja tentang cinta. Kisah kematian, dll.

Dalam tuturan Mas W saya menangkap film itu secara struktur dramatik ada historikal, realisme, aktualitas, bahkan absuritas yang di mix. Objek utama adalah sebuah kejahatan korporasi yang terlindungi dan membawa efek besar terhadap guncangan ekonomi sebuah negara. Banyak yang terlibat, bukan sekadar pemain financial lokal namun dunia ada didalamnya, birokrat, politikus dan juga sebuah partai dan bahkan anehnya pengamat atau analis ekonomi pun terkena pusaran ini. recana syuting di metropolitan, Jakarta, Singapur dan London. Tentu film akan kuat didukung oleh nanti bagaimana skenario diangkat dari buku ke visual, sutradara yang piawai, dan juga proses editing yang detail dan mampu mengkombinasi peristiwa itu dan konteks saat itu terjadi, ditahun-tahun itu ada apa saja yang menjadi footage penting bagian bumbunya.

Penasaran film apa ini, yang jelas Mas H mengatakan ikuti saja prosesnya. Dan semua pembaca juga ikuti saja cerita yang saya akan terus kisahkan ini.  Dan bagi saya trilogi film ini akan membuka tabir dalam dunia perbankan, migas dan imperium bisnis di negeri ini, kejahatan International money laundry  yang ujungnya menjadi lilitan hutang yang hanya semalam kehancuran dalam keterpurukan,dll terjadi. Dan ini film penting harus terwujud. Baiklah Ngopipagi dulu deh…!!

#CATATANJAKARTASATU

JAKARTA, 15 SEPTEMBER  2020

@AENDRAMEDITA