Tarmidzi Yusuf Pengamat Politik dan Sosial/dok pribadi olahan JAKSAT

by Tarmidzi Yusuf
Pengamat Politik dan Sosial

Penulis pada 31 Juli 2020 pernah menulis dengan judul; Momentum Djoko Tjandra Dan Kapolri Pengganti Idham Aziz.

Sekedar mengingatkan. Sebelum itu penulis juga pernah menulis dengan judul; Bola Panas Granat Monas, pada 3 Desember 2019. Sehari pasca reuni 212 di Monas.

Banyak yang menduga ‘granat monas’ sengaja ‘tertinggal’ di Monas. Ada hubungannya dengan rivalitas internal Polri. Saat itu posisi Kabareskrim kosong pasca diangkatnya Komjen Idham Aziz sebagai Kapolri.

Irjen Listyo Sigit Prabowo mantan ajudan Jokowi merupakan calon kuat Kabareskrim. Dugaan tidak meleset. Listyo Sigit Prabowo ketika itu menjabat Kadiv Propam ditunjuk sebagai Trunojoyo 3, nama lain dari Kabareskrim.

Dalam tulisan tersebut, penulis memprediksi Trunojoyo 3 sebagai batu loncatan menuju Trunojoyo 1 alias Kapolri. Hanya tinggal menunggu momentum. Sekarang momentum itu sudah ada.

Skandal Djoko Tjandra yang disebut-sebut melibatkan internal Bareskrim dan Kejaksaan. Momentum bagi Komjen Listyo Sigit Prabowo. Djoko Tjandra tertangkap. Kabareskrim terjun langsung menjemput Djoko Tjandra di Malaysia. Posisi Kapolri hanya menunggu waktu.

Momentum kedua adalah terjadinya peristiwa pembunuhan enam syuhada Laskar FPI di KM 50. Semula ditangani Polda Metro Jaya, oleh Komjen Listyo Sigit Prabowo diambil alih Bareskrim. Kemungkinan Kapolda Metro Jaya saat ini, Irjen Fadil Imran akan mengisi posisi Kabareskrim yang ditinggalkan Komjen Listyo Sigit.

“Duet” Kapolda Metro Jaya dan Kabareskrim yang telah terbukti sukses menangani dan meredam meluasnya gejolak akibat insiden pembunuhan enam syuhada laskar FPI. Kemungkinan duet ini akan berlangsung hingga 2024 sampai berakhirnya jabatan Jokowi.

Prediksi penulis setahun lalu, kini terbukti. Komjen Listyo Sigit Prabowo calon tunggal Kapolri yang diajukan Jokowi ke DPR, Rabu 13 Januari 2021.

Tarik menarik antara internal Polri dan kepentingan istana kemarin berakhir. Jokowi memilih mantan ajudan dan loyalis Jokowi sebagai Kapolri pengganti Jenderal Idham Aziz.

Internal Polri kabarnya menjagokan bintang tiga lebih senior dari Listyo Sigit Prabowo. Melompat 4 angkatan di atas seniornya sebagai calon tunggal Kapolri.

Tentu saja ada pertimbangan strategis Jokowi, kenapa memilih Komjen Listyo Sigit Prabowo bukan Komjen Boy Rafli Amar misalnya. Kenapa tidak menunda promosi Komjen Listyo Sigit Prabowo hingga 2022 agar tidak timbul gejolak di internal kepolisian.

Atau mungkin Jokowi sudah ‘mencium’ tahun 2021 hingga 2023 adalah masa ‘kritis kekuasaan’ Jokowi sehingga dibutuhkan Kapolri yang benar-benar loyal untuk mengamankan agenda politik Jokowi dan gank politiknya? Termasuk Pilgub DKI Jakarta tahun 2022?

Wallahua’lam bish-shawab.

30 Jumadil Ula 1442/14 Januari 2021.