by Tarmidzi Yusuf
Pegiat Dakwah dan Sosial
Jika pertanyaan ini dilontarkan ke publik, siapa yang dipilih rakyat yang harus direshuffle, menteri atau presiden?
Hati nurani rakyat, presiden layak direshuffle. Kenapa? Dialah yang paling bertanggung jawab atas terpuruknya ekonomi dan keterbelahan bangsa saat ini. Hukum digunakan untuk menebas oposisi dan ulama.
Presiden dituding telah melakukan pembiaran terhadap labelisasi radikalisme terhadap pemeluk agama mayoritas, Islam.
Keterbelahan karena isu SARA makin mengemuka. Pelarangan kajian Ramadhan di PT Pelni misalnya. Nuansa SARAnya sangat kental.
Seorang Komisaris yang beragama Katholik sampai turun gunung. Menuduh Ustadz Ahlussunah sebagai ustadz radikal tanpa bukti.
Sentimen akut terhadap sesama anak bangsa karena perbedaan agama dan amalan yang bersifat furuiyyah. Diduga ada ‘main mata’ antara ormas Islam tertentu dengan sang komisaris yang beragama Katholik. Maling Pancasila teriak Pancasila.
Presiden seharusnya mempersatukan semua elemen bangsa. Terlepas dari yang memilih atau tidak memilih dia saat Pilpres lalu. Tidak itu saja, Presiden juga harus merangkul semua kalangan.
Bukan malah dicurigai sedang menjalankan agenda politik belah bambu dan upaya sistematis hendak menjauhi kelompok agama tertentu, khususnya Islam dari politik dan ekonomi.
Momen isu reshuffle jilid dua, duet Jokowi – Amin mungkin akan membuat Jokowi – Amin tersenyum. Namun dibalik senyuman itu, sesungguhnya Jokowi – Amin sedang menyimpan bom waktu. Suatu saat gelombang turunkan Jokowi – Amin akan menguat kembali.
Tidak menutup kemungkinan seruan Jihad akan dikumandangkan. Beruntung ummat Islam masih bersabar.
Isu reshuffle sejatinya tidak hanya berhenti pada reshuffle menteri. Lebih dari itu, reshuffle presiden.
Tidak hanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang bakal dicopot. Tentu rakyat lebih happy, bila isu reshuffle presiden menjadi kenyataan. Bagaimana caranya? Allah Ta’ala punya skenario.
Nadiem Makarim, menteri yang ditengarai punya tugas khusus dari jaringan politik agama dan ideologi tertentu. Deislamisasi kurikulum pendidikan nasional.
Selain Nadiem yang bakal out dari kabinet. Ada pula nama yang disebut-sebut bakal masuk kabinet. Setiap isu reshuffle disebut, nama Ahok selalu berhembus bakal masuk kabinet. Ada maksud tertentu yang hendak dicapai oleh Ahoker dan Jokower. Test the water dan pencitraan.
Sebenarnya masalah pokok bangsa ini bukan terletak pada seorang menteri tapi terletak pada seorang presiden. Kegagalan menteri adalah kegagalan presiden. Visi misi menteri adalah visi misi presiden.
Amburadulnya kondisi bangsa saat ini, termasuk isu adanya agenda deislamisasi dan kriminalisasi tokoh Islam menjadi catatan penting ummat Islam untuk menyerukan jihad. Seruan yang sangat mereka takuti.
Jihad karena figur seorang presiden yang dicurigai punya misi tertentu terhadap ummat Islam.
Terserah mau berdamai dengan Islam atau memerangi Islam. Yang pasti, kebangkitan Islam hanya menunggu waktu. Janji Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pernah meleset.
Bandung, 5 Ramadhan 1442/17 April 2021