JAKARTASATU.COM – Koordinator koalisi masyarakat sipil Generasi Hijau Misbah Hasan menyebut perlunya pemerintah mendorong kebijakan terkait ekonomi hijau, terutama dalam tataran aksi yang menurutnya masih belum optimal.

Misbah Hasan mengatakan, meski peta kebijakan pemerintah ihwal ekonomi hijau sudah cukup baik di tingkat perencanaan, hal itu belum terpotret secara detail pada sisi sektoral sekaligus belum didorong oleh anggaran yang memadai.

“Kami ingin mendorong RKP (Rencana Kerja Pemerintah) dan KEM PPKF (Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal) yang sedang disusun pemerintah dapat memotret komitmen tentang pembangunan rendah karbon.” Kata Misbah Hasan dalam webinar yang diselenggarakan Koalisi Generasi Hijau bekerja sama dengan Seknas FITRA, Rabu (28/4/2021).

Selain dua dokumen itu, Misbah Hasan juga menyebut penting bagi pemerintah memasukkan kerangka Green Economy Recovery ke dalam APBN tahun 2022. Menurutnya, hal itu dapat menjadi langkah strategis dalam penanganan pemulihan ekonomi paska-pandemi sekaligus mengurai potensi krisis iklim di masa depan.
“Untuk itu kami juga ingin mendorong agar RAPBN 2022 berpihak pada Ekonomi Hijau. Sekaranglah momentum yang sangat krusial untuk menyusun APBN yang biasanya ditetapkan November nanti agar lebih pro terhadap pemulihan Ekonomi Hijau.” Kata Misbah Hasan.

Menurut Misbah Hasan, ada tiga sektor penting yang perlu diberi stimulus untuk memulihkan ekonomi hijau, yakni sektor Pertanian, Energi, dan Persampahan.
Ia mengatakan Koalisi Generasi Hijau telah mengantongi studi komprehensif terkait pengelolaan tiga sektor tersebut.

“Koalisi kami telah memilik tiga studi yang terus dimatangkan. Di sektor pertanian, misalnya, kami rasa krusial untuk melakukan peremajaan di lima jenis perkebunan rakyat yaitu sawit, kakao, karet, kelapa, dan kopi. Begitupun dengan dua sektor lainnya yaitu energi dan persampahan.”

Jika dapat didorong, kata Misbah Hasan, tiga sektor tersebut akan menyumbang penurunan emisi yang signifikan. Selain itu, bahkan terdapat potensi ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat banyak.

Untuk sektor pertanian saja, jika stimulus anggaran ekonomi hijau dapat diberikan, koalisi Generasi Hijau memprediksi akan ada 151.933 lapangan kerja baru pada tahun 2022 dan mendukung 19 juta lapangan kerja yang telah ada. Mayoritas lapangan kerja baru tersebut berada di daerah perdesaan.

Hal yang sama juga berlaku pada sektor energi dan persampahan. Dalam kertas kerja koalisi Generasi Hijau, disebut bahwa dua sektor ini akan melibatkan 700 pekerja untuk sektor energi dan menciptakan 75.000 lapangan kerja baru untuk sektor persampahan. (RED/EWINDO)