Oleh Salamuddin Daeng
Di sini bicara yang pahit pahit, yang manis manis punya Sinuhun.
1. Apakah ada perbanditan dalam bisnis listrik di Indonesia? bagaimana perusahaan negara Monopoli lagi bisa rugi? Ajaib dan aneh loh.
2. Apakah pembatasan ekspor batubara agar penambang Batubara memasok kebutuhan Domestk Market Obligation (DMO). Jangan buru buru buat kesimpulan, karena ekspor batubara indonesia 500-600 juta ton, kebutuhan dalam negeri kecil sekali. Uang hasil nambang Batubara itu banyak sekali tuan. Gak tertampung di Jakarta.
3. Apakah DMO itu kepentingan nasional? Belum tentu bos, jangan buru buru ambil kesimpulan juga. Jangan sampai cuma kepentingan segelintir oligarki.
4. Politik DMO itu untuk membuat harga listrik murah bukan? . PLN dapat Batubara murah, maka bisa jual listrik murah. Faktanya bagaimana?
5. Harga listrik Indonesia tidak murah, bahkan harga listrik Indonesia lebih mahal dari harga listrik di China dan di India. Lah ini indonesia kan jualan Batubara paling banyak ke India dan China.
6. Lah bagaimana mau mengejar China lah wong dengan harga listriknya yang murah aja cukup buat mengalahkan semua persaingan global. Apa lagi indonesia ya pasti keok kalau dagang sama China dan India.
7. Jadi DMO dimana kepentingan nasional nya? Kepentingan nasional itu luas, kepentingan PLN, kepentingan swasta dan ada juga kepentingan para bandit menyusup.
8. Emangnya Batubara DMO hanya untuk PLN? Batubara DMO kan juga buat pembangkit listrik swasta atau independen power producers (IPP)
9. Jadi produsen Batubara harus jual Batubara ke dalam negeri ya itu untuk pembangkitnya sendiri. Buat PLN mana? PLN kan memang punya tambang Batubara sendiri juga. Juga sudah beli saham di banyak tambang Batubara.
10. Jadi pembatasan ekspor buat pembangkit PLN gitu? Coba jelasin yang biasa ngemis ke PLN agar Batubara nya dilebi PLN. Memang gampang? Susah bro.
11. Jadi pembatasan ekspor dan kewajiban DMO itu buat siapa sebenarnya? Buat pembangkit PLN atau buat pembangkit swasta dalam negeri? Lah ini harus dijelaskan terang benderang.
12. Ingat saat presiden Jokowi mendeklarasikan mega proyek 35 ribu megawatt yang membuat PLN, itu 25 ribu megawatt nya milik swasta atau pembangkit swasta.
13. PLN sudah ruwet beli listrik swasta kebanyakan, sementara listrik yang dibeli tidak bisa dijual. Karena janji pertumbuhan ekonomi meroket ambyar. Listrik gak laku.
14. Emangnya PLN sudah punya batre buat nyimpan listrik yang begitu banyak, hasil beli dari pembangkit Batubara. Batubara ini ngeri, sekarang mengakumulasi 70 persen pembangkit listrik.
15. Jadi pembatasan ekspor batubara dan DMO itu buat pembangkit swasta bro. Ngapain sidak mendadak ke PLN? Emang nya PLN sudah keluh kesah kurang Batubara. Lah kok ngacak ngacak kantor mas Darmo?
16. Nah apakah dengan dapat harga DMO pembangkit swasta bakal jual listrik murah ke PLN? Kagak bakal lah. Kecuali Sinuhun memerintahkan.
17. Sekarang kalau memang PLN bisa negosiasi agar beli listriknya ke swasta lebih murah karena swasta dapat harga Batubara DMO apa bisa? Kan tidak bisa.
18. Jadi swasta bisa dapat bahan bakar Batubara murah tapi bisa jual listrik mahal ke PLN. Apakah PLN tidak senang dengan skema ini? Belum tentu loh, tergantung dirutnya.
19. Bukankah yang punya tambang Batubara gede, juga punya bisnis pembangkit gede yang jualan listrik ke PLN? Lah konon juga pemilik tambang Batubara gede dan pemilik pembangkit gede juga menempatkan anak buah mereka di BUMN dan ESDM? Isue nya begitu.
20. Jadi Batubara DMO buat dirinya sendiri, buat pembangkit milik perusahaan Batubara sendiri. Lah kok pake kebijakan pemerintah?
21. Apakah yang gede gede ini Batubara nya tetap di ekspor? Lalu yang cilik cilik dipaksa memenuhi DMO? lah kasihan juga Batubara punya bandit bandit lokal diperas.
22. Jangan sampai pembatasan ekspor menjadi Batubara Domestic Market Oligarki (DMO). Karena bandar bandar Batubara Indonesia kelas ikan paus sudah membeli dan menguasai tambang batubara di Australia. Lah sekarang batubara Australia dibanned oleh Tiongkok karena menuduh tiongkok biang kerok covid 19.
Selamat bekerja tuan tuan.***