jokowi4Jakartasatu – Jika nama Iwan Ratman dalam deretan kursi menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), maka ia harus berani melakukan revolusi energi secara total. Ia harus memberi spirit pemberantasan mafia migas yang semakin memprihatinkan.

Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) ikut menyorot hal ini. Dalam rilisnya, PKKPI menyebut Jokowi layak mempertimbangkan nama Iwan Ratman dalam bursa kandidat Menteri ESDM. Alasannya, dia (Iwan) tergolong muda namun telah memiliki segudang pengalaman di bidang energi baik dalam dan luar negeri dari hulu sampai hilir.

Namun dalam catatanya, PKKPI berharap agar Iwan memiliki komitmen kuat memberantas mafia migas tanpa pandang bulu. “Komitmen itu (basmi mafia) jelas dinanti-nanti oleh rakyat Indonesia. Kan ini bahaya kalau dibiarkan, maka menterinya harus tegas soal ini. Kalau Iwan berani (basmi mafia), kita apresiatif,”tandasnya Direktur Eksekutif PKKPI, Aendra Medita saat dihubungi di Jakarta, Minggu, (12/10).

PKKPI sendiri apresiatif atas prestasi Iwan di bidang energi selama ini. Di usia yang muda, Iwan telah melanglang buana baik dalam dan luar negeri. Sejatinya, kata Aendra, prestasinya itu perlu dipertimbangkan Jokowi untuk memasukannya sebagai calon menteri ESDM.

“Dia (Iwan) itu Ketua Dewan Pembina Komunitas Migas Indonesia (KMI) layak dipertimbangkan oleh Jokowi. Selain jam terbang tinggi, Iwan paham soal migas, mampu kuasai management keenergian juga bukan orang baru di lingkugan migas. Ia juga gelar doktor dan punya visi international. Dunia inernational kenal Iwan. Ini terlihat Iwan sering bicara di dunia dalam soal energi,”katanya.

Pengamat Energi, Marwan Batubara menyatakan bahwa calon Menteri ESDM yang didambakan rakyat adalah seperti moto Jokowi yakni orang-orang yang berdedikasi tinggi, memiliki rekam jejak yang baik, profesional, amanah, kerja keras, bebas intervensi parpol dan bebas dari KKN.

“Jangan cuma karena dekat dengan kekuasaan bisa diajak kerjasama oleh para penguasa atau ada kedekatan dengan Ketua Tim Transisi energi lalu orangnya diangkat. Kalau sudah seperti itu jangan berharap banyak lah untuk perbaikan di sektor migas,”tandasnya Marwan. (Bim)