JAKARTASATU.COM – Dalam rangka membuka kembali kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama jajaran melaksanakan Groundbreaking Contract Package 202 (CP202) MRT Jakarta Fase 2A yang diselenggarakan oleh PT MRT Jakarta, pada Sabtu (10/9). Adapun tujuan pembukaan kembali kawasan tersebut sebagai bagian dari revitalisasi Kawasan Kota Tua serta penyelesaian Penataan Kawasan Stasiun Jakarta Kota dan Pembangunan CP202 untuk Fase 2A.
Gubernur Anies mengatakan, momen bersejarah ini sangat penting karena selain dibukanya kembali kawasan Kota Tua, hal ini disertai juga dengan proses pembangunan MRT yang akan berjalan terus, terutama di area yang telah dihuni selama lebih dari 4 abad tersebut.
“Jakarta sebagai kota modern yang nantinya menjadi pusat kegiatan perekonomian bukan hanya Indonesia, tapi juga kawasan Asia Tenggara. Kita harus menyiapkan transportasi massal yang bisa menjangkau seluruh wilayah di Jakarta (termasuk Kota Tua). Alhamdulillah, perkembangan selama ini dengan mengintegrasikan transportasi umum massal, 92 persen wilayah Jakarta telah terjangkau oleh kendaraan umum,” ujar Gubernur Anies.
Ia juga menjelaskan bahwa banyak warga lebih memilih untuk menggunakan kendaraan umum. Sehingga, pembangunan fasilitas kendaraan umum modern harus jalan terus. Salah satunya yang menjadi sorotan adalah pembangunan MRT, di mana menjadi salah satu tulang punggung utama bagi kegiatan mobilitas penduduk di Jakarta.
“Kita mengharapkan ini nantinya akan bisa memastikan kawasan Lebak Bulus ke kawasan Kota Tua tersambungkan (oleh MRT.) Menurut proyeksi, diperkirakan tahun 2028 ini semua akan selesai di Kota Tua. Nanti di tempat ini akan diperkuat dengan fasilitas sepeda, untuk kendaraan bebas emisi, untuk pejalan kaki, di antara berbagai gedung bersejarah di sini,” pungkas Gubernur Anies.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Mohamad Aprindy menyampaikan bahwa pembangunan Fase 2A, khususnya CP202 memiliki sejumlah tantangan, mulai dari teknis hingga sosial-budaya.
“Paket proyek ini memiliki karakteristik yang unik dengan lahan pembangunan terbatas dan jalur yang dibelah oleh kanal. Oleh karena itu, stasiun dan terowongan yang ada dalam paket kontrak ini, akan dibangun bertumpuk empat atau istilahnya stacked station dan stacked tunnel. Selain tantangan teknis tersebut, lokasi pembangunan yang berada di kawasan bersejarah Jakarta yang banyak dikelilingi oleh bangunan cagar budaya membuat kami harus benar-benar memperhatikan aspek ini, termasuk banyak bekerja sama dan berkoordinasi intensif dengan instansi terkait, baik dari pemerintah maupun perguruan tinggi,” ucapnya.
Ia menyampaikan bahwa pengerjaan paket CP202 akan membutuhkan waktu 89 bulan. Dalam kesempatan ini pula, Aprindy menyampaikan bahwa PT MRT Jakarta (Perseroda) terus berupaya untuk mengenalkan perkembangan pekerjaan Fase 2A kepada masyarakat, baik melalui kanal-kanal komunikasi digital maupun secara langsung.
“Kami juga membuka dua visitor center, yaitu di area Taman Monas dan di dalam Stasiun Kota/Beos, yang berisi informasi tentang perkembangan pembangunan Fase 2A seperti infografik, maket stasiun Monas dan Kota, temuan arkeologi, hingga area foto dengan latar terowongan bawah tanah,” tandas Aprindy.
Perlu diketahui, kegiatan Groundbreaking tersebut juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, Dubes Jepang untuk Indonesia, Kasanugi Kenji, serta jajaran Pemprov DKI Jakarta. | YOS-JAKSAT