Menteri BUMN Erick Thohir/Ist

JAKARTASATU.COM — Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Erick Thohir menyatakan dirinya tidak berambisi mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan presiden 2024.

“Saya ingin fokus mengerjakan apa yang menjadi tanggungjawab saya,” tegas Erick Thohir dalam sesi tanya jawab pada pertemuan dengan  para tokoh Sunda di Bandung, Jumat malam (2/12).

Erick Thohir mengakui dirinya bukanlan orang partai politik dan juga bukan orang Jawa. Bagaimana pun  juga, menurutnya, sekitar 45 persen pemilih pada pemilihan presiden adalah orang Jawa.

“Saya lebih baik fokus dengan apa yang menjadi tanggungjawab saya sebagai Menteri  BUMN,” ungkapnya.

Pertemuan dalam format diskusi bertajuk “Tranformasi BUMN Dalam Menopang UMKM di Indonesia”, berlangsung di rumah kediaman tokoh Sunda HD Sutrisno,  yang dihadiri sejumlah tokoh Sunda, seperti H Nu’Man Abdul Hakim, Acil Bimbo, Ceu Popong (bu Otje), Ernawan dari Bamus Sunda, dll.

Pada kesempatan itu, Erick Thohir memaparkan berbagai upaya yang telah dilakukannya dalam membenahi, sekaligus mengembangkan BUMN menjadi lembaga profitable serta memiliki nilai tambah  dalam menopang UMKM di Indonesia.

Kepada pers usai diskusi, Erick Thohir menegaskan, kunjungannya ke Bandung bukan “kunjungan politik”, melainkan untuk mendengarkan dari para tokoh apa yang menjadi persoalan, khususnya di Jawa Barat.

“Sekarang ini kita tahu bahwa kita sedang menghadapi situasi ekonomi yang kurang baik. Jadi kita harus berani menghadapi segala problem yang menjadi kendala, khususnya di Jawa Barat. Kemarin, untuk gempa di Cianjur dari 137 desa, BUMN fokus di 40 desa untuk menyelesaikan isu-isu yang ada di desa tersebut,” ungkapnya.

Tidak cukup di situ, menurut Erick Thohir, untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jawa Barat, terutama isu masalah lapangan pekerjaan yang paling utama, perlu suatu penyatuan wilayah sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan. “Bagaimana kita menyatukan bandara Kertajati, Patimban dan tanah-tanah di Subang milik BUMN seluas 6000 hektar, guna menjadi suatu kawasan industri. Soal isinya, saya sudah merencanakan untuk memindahkan kawasan industri di Pulogadung, Jakarta ke sana, karena sudah tidak layak menjadi kawasan industri,” ungkapnya.

Menurut Ercik Thohir, sangat disayangkan bila infrastruktur yang sudah ada, seperti bandara Kertajati, Patimban dan masuknya kereta api cepat tidak dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kawasan industri yang mampu membuka lapangan pekerjaan. “Ini yang perlu kita bicarakan bersama-sama,” tegasnya kepada pers.

Untuk UMKM sendiri, menurut Erick Thohir, pihaknya mendorong bank-bank pemerintah untuk menyalurkan bantuan permodalan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang saat ini sudah mencapai 300 triliun lebih. (ha/JAKSAT)***