JAKARTASATU.COM — Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung gelar pertunjukan Wayang Orang Priangan (WOP) berjudul Jabang Tutuka. Kegiatan pamungkas dari rangkaian ISBI Bandung Arts Festival ini berlangsung, Jumat 30 Desember 2022 di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Jl. Buah Batu 212 Bandung.
Ketua panitia pelaksana, Dr. Zaini Alif, M.Ds. mengatakan, ISBI Bandung Arts Festival 2022 merupakan kegiatan dalam rangkan menyatukan hati dan naluri kemanusiaan untuk membantu sesama yang tengah ditimpa bencana di Cianjur.
“Selain menyuguhkan Wayang Orang Priangan, sebelumnya tim ISBI Bandung terjun langsung ke lokalsi bencana Cianjur dengan melakukan Trauma Healing untuk korban gempa, 16 Desember 2022 di Desa Rancagoong, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Cianjur,” ujar Zaini, Dosen Seni Rupa ISBI Bandung dan maestro Permainan Tradisional Indonesia.
Diungkapkannya bahwa, digelar pula Lomba Cosplay Wayang Orang tingkat SMA, sekaligus apresiasi Wayang Orang Cirebon dan fragmen tari wayang Patrem Sang Dewi Sinta. Pameran dan melukis secara langsung tentang wayang dengan menghadirkan beberapa orang pelukis Kota Bandung, 21 Desember 2022 di halaman ISBI Bandung.
Sementara itu Prof. Dr. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum., penggagas sekaligus penata/koreografer WOP Jabang Tututka menyebutkan pertunjukan ini sebagai reflekasi akhir tahun 2022 dengan tema “Rumaksa Miara Pakaya”. Nyaitu upaya bersama mejaga, melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya yang menjadi jati diri bangsa.
“WOP sebagai sumber inspirasi. Pertunjukan dikemas dan disajikan dalam bentuk kekinian, sebagai upaya mempopulerkan kembali WOP pada generasi milenial yang saat ini sebagian besar sudah tidak mengenalinya,” jelas Een.
Menurutnya, Jabang Tutuka merupakan karya eksperimen baru, paduan antara kekentalan tradisi dengan musik kekinian yang menghadirkan perbedaan dengan karya-karya sebelumnya.
“Karya ini merupakan keberlanjutan hasil riset tahun 2021 yang semula dikemas dalam bentuk film, kemudian dikemas kembali untuk kebutuhan panggung pertunjukan. Semoga tahun depan ada mitra industri yang dapat menghilirkan karya ini,” harapnya.
Jabang Tutuka adalah seorang anak yang ditakdirkan untuk mengalahkan Naga Percona, sosok raja sakti yang memporakporandakan kahyangan. Namun kenyataannya, Naga Percona tidak mudah dikalahkan, dan Jabang Tutuka pun kalah di tangan Naga Percona. Untuk menyelamatkannya, para Batara memasukkan Jabang Tutuka ke kawah Candradimuka dan Jabang Tutuka pun berubah wujud menjadi Gatot Kaca.
Jabang Tutuka bisa jadi adalah jelamaan diri kita, yang mengalami berbagai ‘pertempuran’ dalam kehidupan selama setahun ini. Tahun yang diwarnai banyak bencana tetapi sekaligus mempu menjadikan kita menjadi peribadi-pribadi yang lebih kuat dan lebih baik dari sebelumnya.
“Seperti halnya Jabang Tutuka yang harus ditempa dengan keras. Semoga kita pun sudah berhasil melewati kawah Candradimuka dan bersiap merayakan kebaruan semangat menuju tahun baru 2023 dengan penuh optimisme,”pungkas Prof. Dr. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum., dosen seni tari dan mantan Rektor ISBI Bandung.(JKST/WAN)