Butuh perhatian pemerintah untuk perbaikan infrastruktur.
Taman mangrove di Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Banten, merupakan potensi destinasi wisata yang sangat menjanjilan di masa depan.
Taman yang letaknya persis di kawasan Pantai Indah Kosambi Dua (PIK-2) itu memiliiki pesona keindahan alam yang eksotik. Ditumbuhi ribuan pohon mangrove nan subur dan aliran air laut muara yang membentuk sungai mirip seperti hutan alami di Amazon, Brazil.
“Nah di sana malah ada lokasi yang mirip grandconyon,” kata Yatno pengelola kawasan hutan tersebut ketika membawa penulis ikut ekspedisi menyusuri aliran muara melewati indahnya rerimbunan pohon mangrove yang tumbuh di senelah kiri dan kanan bantaran sungai.
“Di lokasi yang disebut grand canyon itu perahu yang kami lewati seperti masuk ke sebuah terowongan, ” kata Uten Sutendy, budayawan Banten yang ikut dalan ekspedisi tersebut.
Keindahan hutan mangrove makin menarik perhatian anggota tim ekspedisi ketika melihat begitu banyak hewan endemik yang berkeliaran bebas. Ada berbagai jenis burung, biawak dan ular. Bahkan ikan jenis blue merlin pernah masuk ke sini dan kena pancing nelayan, ” kata Yatno.
Ekspedisi yang berlangsung minggu, 25 Pebruari 2023 tersebut membuat anggita tim merasa takjub dengan pesona alam taman tersebut.
“Ya betul, kita seperti sedang berperahu menyusuri sungai besar di tengah hutan lebat Amazone, Brazil,” kata H. Soleman, tokoh masyarakat Kabupaten Tangerang.
“Ini benar-benar lokasi wisata air yang mengasyikan, apalagi kalau di sini bisa dibangun bungalaw -bungalow kecil. Pasti banyak turis yang akan datang, dan menginap” ujar H.Soleman lagi.
Namun demikian, pemantaun penulis ke beberapa sudut lokasi kawasan hutan, kondisi hutan yang masih asri itu tampak belum terawat dengan baik. Di beberapa bagian lokasi masih terdapat sampah berserakan dan saung-saung nelayan yang berdiri asal jadi.
Demikian juga dengan infrastruktur dan fasilitas penunjang yang ada, masih jauh dari kata sempurna hingga butuh perbaikan dan penataan yang lebih serius jika ingin menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
Jalan menuju ke area lokasi taman tampak rusak berat dan belum tersedia resto- atau tempat nongkrong ngopi yang memadai.
“Ya kami sudah berusaha mengajukan proposal ke pemerintah Kabupaten Tangerang untuk pembangunan jalan dan infrastruktur lain. Tapi belum ada tanggapan sampai sekarang, ” ujar Yatno, tokoh masyakat dan pecinta lingkungan sekaligus pengelola kawasan hutan mangrove tersebut. (Ten)