JAKARTASATU.COM — Saat ini ada dua negara yang menancapkan kukunya di negara Indonesia demi menguasai sumber daya yang ada. Kedua negara tersbut adalah Amerika Serikat dan China
“Menjelang Pilpres 2024, kedua negara itu tentu tidak tinggal diam demi mempertahankan dominasinya di Indonesia. Mereka berupaya menjadikan orang-orang yang telah mereka pilih untuk menjadi penguasa di negeri zambrut katulistiwa ini,” ujar pengamat politik Amir Hamzah kepada Jurnalis JAKARTASATU.COM pada akhir pekan lalu
Untuk menjadikan orang pilihannya di kursi RI-1, ada banyak cara yang dilakukan Amerika dan Cina, di antaranya dengan menggunakan Fiber Intelligence, atau intelijen serat, yaitu intelijen yang tidak menggunakan senjata, melainkan menggunakan kekuatan politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Menurut Amir Hamzah bahwa negara kita ini negara yang sangat kaya dengan sumber daya. Tidak seperti China, Arab di Timur Tengah misalnya sumber minyaknya sudah mulai berkurang, sekarang ini Saudi Arabia tidak lagi berfikir kepada hasil minyaknya tapi dia sudah mulai merubah arah strategi ekonomimya kepada pariwisata. Kira 5 atau 10 tahun mendatang sumberdaya minyak di Saudi Arabia akan habis.
Sementara di Indonesia ini yang lainnya yang masih berjalan diminati oleh banyak negara. Sementara masih ada lagi puluhan minyak seperti di Maluku Utara, Papua dan NTT yang sudah diketahui tetapi belum dikelola secara baik sehingga belum terlihat hasilnya. Hal ini mendapat perhatian dari berbagai negara luar. Terutama negara-negara super power. Yang karena pengembangan teknologinya dan kewajiban mereka untuk memberi kehidupan layak kepada warga negaranya yang jumlahnya ratusan juta sampai milyaran seperti China. Itulah menyababkan mereka menaruh perhatian bagaimana minimal punya hubungan baik dengan Indonesia . Atau secara maksimal mereka bisa mengendalikan pemerintahan Indonesia.
Saya sudah melihat upaya mereka punya kepentingan terhadap Indonesia dari China maupun Amerika. Tentunya China tidak sendirian, juga Amerika tidak sendirian. Amerika akan didukung oleh negara-negara koalisinya seperti negara-negara di Eropa Barat. Juga beberapa negara di Asia lainnya seperti India, Jepang, Taiwan itu pasti akan berada di pihak Amerika ketika Amerika memberikan perhatian khusus kepada Indonesia.
Demikian pula China akan didukung oleh Korea Utara, Rusia yang merupakan mitra diplomatiknya selama ini. Sehingga kita bisa melihat bahwa sudah sejak lama kaki tangan dari negara-negara besar ini yang ada di negara kita. Kaki tangan mereka itu bisa saja orang meraka yang mereka kirim untuk bermukim di Indonesia atau juga mereka merekrut orang-orang Indonesia yang bisa dipengaruhi oleh mereka.
Gerakan-gerakan seperti ini dalam teori diplomasi dikenal sebagai pola OPERASI INTELIJEN SERAT atau dalam terminologi intelijen globalnya disebut fiber of intelijen operation. Operasi intelijen dimana mereka memanfaatkan sumber daya sosial politik, ekonomi, budaya dari suatu negara untuk sumber informasinya yang diolah kemudian untuk menetapkan suatu kebijakan, stategi sehingga bisa bekerja sama dengan negara yang akan dikuasainya atau berusaha untuk mengendalikan negara itu dari belakang dalam bentuk memberikan dukungan baik itu moril maupun materil kepada pemerintahan.
“Selama ini sebenarnya sudah sejak lama partai komunis China melakukan itu, misalnya perwakilan partai komunis China datang ke Jakarta kemudian melakukan pertemuan dengan kaki tangan mereka yang ada di Jakarta untuk menyampaikan keinginan mereka dimana kaki tangan mereka menyusup ke beberapa partai politik untuk menyusupkan kepentingan-kepentingan China. Tidak begitu sesuai dengan kepentingan nasinal kita Indonesia tapi bisa diakomodir oleh partai politik untuk kepentingan-kepentingan tertentu,”jelasnya.
Saya lihat, yang sangat gemar dan gencar sekali melakukan operasi intelijen serat ini, arahnya adalah untuk mendorong, membangun kerjasama mensupport materil kepada partai politik untuk mencalonkan calon presiden yang mereka inginkan dari apa nama calon-calon presiden yang sekarang sedang booming. Katakanlah ada Ganjar, Anies, Prabowo, Erick Tohir, Sandiaga Uno dll. Lalu meraka akan melihat siapa diantara figur-figur ini yang bisa didekati untuk bisa bekerja sama, urainya.
“Kita melihat bahwa secara mendadak, saya katakan mendadak padahal sebenarnya sudah lama di design oleh Amerika ketika Amerika menugaskan duta besarnya yang ada di Korea untuk pindah menjadi duta besar Amerika Serikat di Jakarta. Dia keturunan Korea yang sudah menjadi warga negara Amerika Serikat tapi sangat pakar dalam menghadapi strategi komunis,” ungkapnya.
Oleh karena itu saya memperkirakan bahwa sudah lama duta-duta besar Amerika Serikat yang ada di Jakarta lewat kaki tangannya bisa saja dari atase militernya, pejabatanya yang berada dibawah otoritas duta besar tapi bisa punya akses untuk berhubungan dengan markas besar CIA di Virginia sehingga apa yang dilakukan beberapa waktu terakhir kemarin lalu itu dengan mendatangani PKS kemudian bertemu dengan Anies Baswedan. .
Nah di sini ada dua hal yaitu Pertama, yang tersembunyi barang kali akan mendukung Anies dalam pencapresan 2024. Dukungan ini kemudian dalam arti yang sangat luas sekali. Dukungan dengan menyusun atau mempersiapkan strategi jika Anies itu menang akan seperti apa ? Juga sebaliknya kalau Anies tidak jadi di pilpres 2024 bagaimana ? Pasti sudah mempersiapkan langkah-langkah kepentingsnnya bagaimana Anies harus jadi capres, lalu menang.
Di luar target dari mengunjungi PKS menjadikan Anies sebagai capres kemudian menjadikan orang yang terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia 2024 sampai 2029. Walaupun kita sekarang belum tahu siapa calon wakil presidennya. Soal cawapres atau nantinya tidak ada wapres ini kan sebenarnya ada atau tidak ada wapres kan pemerintahan secara konstitusional di dalam UUD’45 otoritas ditangan Presiden. Dalam menjalankan tugasnya Presiden dibantu oleh seorang wakil presiden. Misalnya tidak ada wapres tetap berjalan karena kan wakil presiden tugasnya bersifat membantu tugas-tugas presiden.
Ada dua hal yang saya lihat, yaitu, Pertama, Amerika sudah secara terbuka melakukan serangan balik terhadap pengaruh partai komunis China, bukan pengaruh terhadap Republik Rakyat Chinanya tetapi terhadap pengaruh itu partai Komunis China. Yang berpengaruh di China itu bukan pemerintahan Republik Rakyat Chinanya tetapi Partai Komunis China. Kalau di Indonesia misalnya partai politik pemenang pemilu yang mengendalikan yang mengedalikan pemerintahan.
Kedua, melalui pencapresan Anies ini dimana Amerika Serikat mengharapkan agar Anies terpilih menjadi Presiden 2024-2029 itu ada pesan memberi warning sekaligus kepada semua pihak termasuk kepada Presiden Jokowi untuk tidak boleh menyumbat pelaksanaan pemilu, tidak boleh memperpanjang masa jabatannya. Artinya pertemuan AS ke PKS itu merupakan warning.
Dampaknya adalah andai kata karena sesuatu hal lalu misalnya Presiden Jokowi dengan gengnya itu, katakanlah memperpanjang masa jabatan atau melakukan penundaan pemilu dua atau tiga tahun lagi. Lalu di dalam negeri tidak ada protes, partai-partai tidak protes, TNI bungkam, semuanya bungkam maka kondisi akan ditimbulkan dari sikap Amerika itu adalah paling tidak Amerika pada tingkat awal akan mengajak negara-negara koalisinya untuk tidak mengakui pemerintahan Jokowi setelah 20 Oktober 2024.
Jadi dengan kata lain dasarnya yang mereka kirim adalah tentu dengan perhitungan rasional mareka bahwa yang terpilih itu adalah Anies Baswedan, perhitungan mereka adalah bahwa pada tanggal 20 Oktober 2024 Presiden pilihan mereka sudah dilantik. Yang jelas itu bukan Jokowi.
Sekarang timbul pertanyaan sebenarnya siapa yang ingin menunda pemilu, yang ingin memperpanjang masa jabatan Jokowi itu siapa ? Apakah Jokowi sendiri atau apakah ada kekuatan lain di belakang Jokowi.
Disitulah mereka akan melakukan berbagai gerakan. Mereka dua belah fihak tentu akan melakukan berbagai gerakan. Saya melihat bahwa akan menjadi fokus para pakar intelijen OPERASI INTELIJEN SERAT atau fiber of intelijen operation diarahkan untuk memantau seluruh kegiatan, gerakan oleh Fiber Intelijen Operation termasuk pertemuan dengan Surya Paloh di London beberapa waktu yang lalu menurut opini publik yang berkembang. Dan setelah itu seolah-olah LBP meminta kepada Surya Paloh supaya membatalkan pencalonan Anies Baswedan.
Saya ingin mengatakan berkaitan pertemuan antara Dubes Amerika dengan PKS bahwa kondisi kehadiran LBP dan Surya Paloh di London pasti sudah dipantau. Saya lupa nama gedungnya, di London itu ada gedung yang berbentuk seperti kue donat.
Di situ adalah markas bersama CIA, Mossad, MI6, MI5, mereka bertemu di situ saling share informasi yang dalam terminologi spionase international disebut sebagai pertemuan pintu belakang. Artinya, yang bertemu di situ adalah bos-bosnya, pimpinan tertingginya. Itu berarti gerakan yang oleh kebanyakan orang dimaknai sebagai usaha untuk menggagalkan Anies Baswedan.
Kemudian juga salah satu langkah untuk menggagalkan untuk tidak melaksanakan pemilu, dengan cara menunda pemilu untuk memperpanjang masa jabatan presiden Jokowi pasti sudah jadi bahan pantauan dari fiber of intelijen operation. CIA tidak akan bekerja sendiri sebagai institusi intelijen Amerika Serikat. Saya bisa perkirakan orangnya ada di sini di Indonesia. Dimana kita tidak tahu save housenya dimana. Biasanya mereka pentolan-pentolan bos-bos intelijen luar negeri menaruh atau menanam orangnya di suatu negara itu ada tempatnya yang disebut save house.
Kalau kita pakai terminologi di luar negeri seperti di Swiss, Belgia, Jerman,. Austria, Polandia termasuk di Rusia bisa misalnya Mossad dan mitra kerjanya seperti CIA dan lainnya memiliki save house di apartemen-apartemen. Atau di rumah-rumah tertentu di daerah-daerah yang tidak terkenal, di daerah-daerah yang sepi. “Kalau di Indonesia misalnya di sekitar Bojong, di Depok, Lenteng Agung ya yang seperti itu,”paparnya.
Ke depan kita akan menghadapi situasi seperti itu. Masalahnya adalah besar kemungkinan yang harus kita khawatirkan kalau sampai Anies tidak dicapreskan dan pemilu ditunda, masa jabatan Jokowi diperpanjang maka akan terjadi seperti yang saya sebutkan dua hal tadi di atas yaitu Amerika akan mengajak negara koalisinya tidak akan mengakui kepemimpinan pemerintah Jokowi pasca 20 Oktober 2024. Atau mereka akan mendorong sesuatu seperti tahun 1965.
“Kita sekarang ini kan belum tahu kemarahan-kemarahan itu belum muncul tapi pihak-pihak yang sakit hati karena keputusan presiden tentang pelanggaran-pelanggaran HAM berat sekaligus mendiskriditkan TNI dan umat Islam, ini menjadi masalah dan bisa menjadi pemicu,”beber Amir.
Saya melihat bahwa kondisi yang dilakukan oleh Amerika Serikat melalaui pertemuan duta besar Amerika Serikat dengan PKS dan Anies Baswedan beda-beda tipis dengan situasi pada tahun 1965.
Pada tahun 1965 itu walaupun Amerika sedang melakukan embargo alutsista kepada negara kita meskipun suku cadangnya pesawat- pesawat kita masih ada. Amerka tidak memberikan suku cadangnya lagi karena takut dimanfaatkan oleh PKI karena saat itu PKI sangat dekat dengan Bung Karno tapi dibalik itu mereka menjalin kerjasama dengan pihak militer yang disebut out our local army friend, teman militer setempat kita.
Yang kemudian terbukti bahwa salah satu diantara mereka Brigadir Jendral Sukendro, yang rumahnya tidak jauh dari situ Lembang. Yang kemudian akhirnya menghasilkan dukungan Amerika Serikat pada waktu PKI berontak memberikan dukungan. Sehingga bantuan persenjataan dari China pada waktu itu dapat digagalkan penggunaannya oleh militer karena informasi yang diberikan oleh CIA kepada our local army friend tadi sehingga 100 ribu senjata dari China tidak sampai ke PKI karena disita intel kita.
“Saat ini pola hampir sama hanya saja, dulu menggunakan militer maka Amerika sebut our local militer friend. Sedangkan sekarang ini saya istilahkan dengan out local political friend. Jadi, Amerika menjadi sahabat di Partai politik.
Dan sekarang entah karena apa sehingga jatuh pilihan mereka kepada PKS. Padahal dulu pada tahun 1965 walaupun pilihan itu jatuh ke tangan militer tetapi mereka juga memperhitungkan dua kekuatan Islam terbesar yaitu NU dan Muhamadiyyah yang pada saat itu secara paripurna memberi dukungan kepada militer kita dalam menumpas PKI.
Jadi saya melihat ada beda variable tapi situasinya tetap sama. Tentu hal ini harus dilihat dari sisi kepentingan dari nasional kita. Biar bagaimanapun juga tidak akan ada satu negarapun yang bebas dari pengaruh. Sebesar apapun negara itu. Amerika yang begitu hebat dia tidak akan melepaskan pengaruhnya dari Inggris karena terikat dengan jaringan moneter international.
Sehingga jika hubungan itu tidak dijaga maka bank of England ini bisa merugikan benefit dan dampaknya sistem keuangan dan moneter Amerika Serikat bisa rusak.
Ini yang kita lihat, sehingga segala sesuatu harus dilihat demi kepentingan nasional. Kita harus berhitung analisa kepentingan nasional kita mana yang baik antara China dengan sistem komunisnya dan Amerika dengan sistem kapitalis liberalisnya.
Kita harus ingat bahwa kepentingan politik kita itu bebas aktif. Kita bisa dengan siapa saja asal tidak merusak kepentingan nasional kita. Oleh karena itu ke depan kita barangkali harus berani, masyarakat-masyarakat kita yang masih waras, ceras, para tokoh, para cendikiawan, terutama juga kawan-kawan purnawirawan militer. “Kita bisa berpikir untuk menawarkan suatu gagasan. Gagasan untuk menyadarkan Presiden Jokowi dan rezimya untuk mencegah langkah-langkah penundaan pemilu, memperpanjang masa jabatan yang nyata-nyata bertentangan dengan konstitusi yang akan merusak kepentingan nasional,”tuturnya.
Maka usulnya apa? Kalau saya berpikir dengsn kondisi kekuatan partai politik ini ke depan barangkali demi kepentingan nasional kita untuk mewujudkan diplomasi dengan sistem politik luar negeri bebas aktif. Bagaimana kalau kita mendesign 3 calon. Misalnya pasangan pertama : Prabowo dan Anies Baswedan. Prabowo capres, Anies Baswedan Cawapres. Kedua, Gatot Nurmantyo dengan Rizal Ramli. Yang ke tiga adalah Andika Prakarsa dengan Sandiaga Uno.
Kepentingan nasional kita memerlukan kesimbangan pertahanan keamanan nasional dan kesejahteraan. Jadi istilah di Lemhanas dulu itu disebut JAHAN, kesejahteraan dan keamanan. Kalau sejahtera pasti akan aman. Kalau aman pasti sejahtera. Itu dua figur capres-cawapres yang seorang punya kepakaran di bidang militer dan yang satunya kepakaran di bidang ekonomi karena ini berkepentingan dengan perut rakyat.
“Sekarang ini kan kalau dilihat secara personal misalnya Sandiaga Uno punya peduli kepada jaringan rakyat-rakyat kecil dengan membuka Rumah Sandiaga Uno. Rizal Ramli dengan kepakaran ekonominya membangun jaringan-jaringan usaha-usaha ekonomi nasional dengan memanfaatkan modal dari bank dan non bank. Anies Baswedan dengan kepakarannya dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan masyarakat tumbuh secara independen dan mandiri untuk memperoleh hak-haknya sesuai dengan visi misi dalam rangka menuju kepada terwujudnya keadilan sosial bagi sekuruh rakyat Indonesia. Dari dua figur itu dan dengan melihat perkembangan-perkembangan pada tataran tadi yang paling ideal pada tahapan 2024-2029 Presiden Republik Indonesia harus dari kalangan militer,”ungkapnya.
Selama ini kan beberapa pengurus Partai Komunis China baik baik yang menyangkut pendidikan kader, menyangkut penyebaran ideologi mereka sesungguhnya sudah mempunyai kaki tangan di Indonesia. Nah, di Indonesia ini walaupun sudah ada ketentuan yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi berupa pelanggaran HAM berat tapi anasir PKI ini masih bersembunyi. Yang selama ini masyarakat tidak tahu adalah bahwa ada Panitia Persiapan Pembentukan Partai Komunis Rakyat Indonesia yang dikelola oleh anak dari beberapa tokoh PKI misalnya anaknya Sabandi Rewang Parto, Mantan anggota Politbiro Comite Central Partai Komunis Indonesia (CC PKI) dan anak-anak dari tokoh-tokoh PKI lainnya. Terakhir mereka bikin pertemuan di Kuningan. Caranya nanti mereka masih beranggapan bahwa yang akan ditampilkan oleh PKS dan dukungan Nasdem dan Demokrat itu adalah pasangan Anies dan Khofifah.
Mereka sudah menyusun strategi untuk menghindari beberapa persekusi lewat konsolidasi mereka dengan mahasiswa. Ada mahasiswa merah, buruh merah yang berada di bawah koordinasi Panitia Persiapan Pembentukan Partai Komunis Rakyat Indonesia. Itulah mungkin gaya PKI gaya baru kalau mereka berhasil bentuk akan menggunakan nama itu bukan nama Partai Komunis Indonesia lagi.
Soal pemilu bagaimana?
Mereka berusaha akan menggagalkan pemilu. Tapi sampai seberapa jauh kan kita harus tahu juga. Mereka lupa bahwa kalau Amerika menggunakan pendekatan dengan PKS, PKS kan bukan militer. Tapi mereka lupa, sebelum militer kan PKS terbentuk dari laskar-laskar. Sebelum ada TNI dulu kan ada laskar ini laskar itu. Dan hampir semua laskar itu dibentuk oleh tokoh-tokoh Islam. Yang akhirnya kemudian melahirkan seorang Jend Sudirman yang memimpin revolusi besar di negara kita.
“Hal ini juga kan diperhitungkan oleh Amerika Serikat bahwa dalam kondisi tidak aman maka umat Islam akan membetuk diri menjadi lasykar-lasykar perjuangan itu sudah merupakan kodrat. Sehingga cara-cara ini sesungguhnya tidak beda dengan ketika tahun 65. Oleh karena itu kita memerlukan kehati-hatian, jangan sampai Amerika membentuk Taliban tapi kemudian Taliban dimusuhi. Amerika membentuk ISIS kemudian ISIS dibikin segala macam. Jadi kita harus sudah waspada terhadap hal-hal seperti itu. Nah, yang bisa berfikir responsif secara cepat seperti itu adalah militer,”jelasnya.
Kalau kita salah mengantisipasi bisa terjadi chaos tapi jangan kita lupa baik Amerika maupun China sama sekali tidak berkehendak menjadikan Indonesia sebagai medan tempurnya. Kalau terjadi chaos, China akan kehilangam kesempatan untuk produksi nikel dari Indonesia sehingga usaha pembangunan dan pengembangan teknologi mereka akan mengalami bangkrut. Begitupun Amerika.
“Kita juga jangan lupa ketika berbicara Khilafah harus diperhitungkan walaupun kita tidak boleh langsung menelan yang manis. Seperti kata peribahasa manis jangan cepat ditelan, pahit jangan cepat dimuntahkan,”tutup Amir.
| Yos/Jaksat
sumber ilustrasi: Audible.com