JAKARTASATU.COM — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum resmi bebas dari Lapas Sukamiskin, Bandung pada selasa 11 April 2023 usai menjalani hukuman penjara sejak 2014 lalu.
Di halaman Lapas Sukamiskin Anas menyampaikan terima kasih kepada Ketua Lapas dan seluruh staf pegawai lapas. Juga ia sampaikan terima kasih kepada sahabatnya Gde Pasek dan sahabat lainnya, para senior, yunior yang telah bersimpati untuk hadir menyambut kebabasannya dari tahanan.
Mantan Ketua PB HMI ini mengatakan bahwa kita yang hadir atau yang tidak hadir di sini karena kita punya ikatan hati, ikatan batin, ikatan rasa, ikatan komitmen dan merasa bahwa kita ini bukan individu-individu yang bisa berjalan bergerak sendiri-sendiri tetapi sebagai sebuah jalinan komunitas perjuangan.
“Saya ingin menyampaikan permohonan maaf pertama mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa saya di tempat ini mati membusuk kalau ada yang berpikir saya di tempat ini menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial minta maaf bahwa itu Alhamdulillah tidak terjadi,” kata Anas di halaman Lapas Sukamiskin Bandung.
Permohonan maaf yang kedua kata Anas, saya juga mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa dengan waktu saya agak lama di sini terhitung hari ini berarti 9 tahun 3 bulan waktu yang cukup lama itu hampir dua periode pasangan Jadi PR. itu mohon maaf kalau ada yang berpikir dengan waktu yang lama itu kemudian bisa memisahkan saya dengan sahabat-sahabat saya seperjuangan
Anas masih menyampaikan bahwa dirinya tidak bisa dipisahkan dari gerak hidup dan denyut nadi Indonesia yang kita cintai. Karena ikatan batin ikatan rasa ikatan nilai ikatan spirit semangat ikatan komitmen dan ikatan keberanian untuk terus melangkah maju.
“Saya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar bahwa dengan saya dimasukkan dalam waktu yang lama di tempat ini menganggap bahwa anda sudah selesai,” ucap Anas disambut sorak dan tepuk tangan simpatisan yang hadir.
Lanjut Anas, skenario boleh besar, boleh buat hebat tetapi sehebat apapun sekuat apapun serinci apapun skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan.
Anas pun menyampaikan sanggahan jka ada yang mengatakan bahwa dengan saya bebas, ke depan akan mendatangkan atau melahirkan permusuhan atau pertentangan. Saya katakan itu tidak ada kamus permusuhan, pertentangan
“Saya tidak ada kamus pertentangan, permusuhan tetapi kamus saya adalah perjuangan keadilan. Andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi mohon maaf bukan karena saya hobi bermusuhan tetapi karena itu konsekuensi perjuangan keadilan jadi hati saya sikap saya adalah sikap persaudaraan sifat persahabatan itu ingin saya garis bawahi,” jelasnya.
Dalam tradisi para aktivis saya ingin sampaikan pertandingan kompetisi itu hal yang biasa. Sebagai aktivitas daya pertandingan itu dalam konteks Demokrasi adalah pertandingan yang jujur verbal, objektifnya jujur dan objek tidak boleh menggunakan pihak lain
Langkah-langkah selanjutnya dalam mencintai Indonesia tidak mungkin kita diceraikan dengan komitmen kita untuk Indonesia ke depan. Semangat untuk memberikan kontribusi dan bakti untuk negeri yang kita cintai ini.
“Mudah-mudahan negeri kita ini makin maju makin berkembang menjadi negeri yang baldatul thoyyibatun,” tutupnya.
Yoss/Jaksat