Peningkatan Akses Media, Peluang Kolaborasi Media Konvensional dan Media Baru
JAKARTASATU.COM — Menanggapi peningkatan akses media seiring pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi tahun demi tahun, Aiman Adi Witjaksono menilai perlu adanya kolaborasi antara media konvensional dan media baru (media sosial).
“Media konvensional dan media baru bukan sebuah pilihan, tapi sebuah kekuatan yang harus dimanfaatkan berdasarkan karakteristiknya masing-masing,” ujarnya dalam webinar ‘Efektivitas Penggunaan Media Konvensional & Media Baru sebagai Platform Menghadapi Pemilu 2024’ pada Selasa (18/4).
Sebagai seorang praktisi media yang aktif dalam kegiatan penyiaran, Aiman menjelaskan masing-masing media mempunyai peran penting dalam mendorong citra serta meningkatkan jumlah penonton. Maka dari itu, kekuatan media konvensional perlu dikolaborasikan dengan media baru.
Menyinggung tentang persoalan artificial intelligence (AI) yang berpotensi mengancam karier presenter televisi, Aiman menanggapi bahwa kekuatan seorang jurnalis yang menyampaikan data dengan rasa dan logika tidak akan tergantikan dibandingkan dengan yang hanya membaca atau news reader.
“Tapi kalau seandainya orang, dia wartawan anchor yang kemudian membawa nuraninya, membawa emosinya— membawa emosi bukan suatu yang negatif ya—membawa rasanya, maka dia tidak akan pernah mati. Disitulah kekuatan seorang jurnalis, data dan rasa dan disampaikan dengan logika,” jelasnya lebih lanjut.
Sedangkan mengenai politik media, ia menjelaskan bahwa media independen berhak memihak pada partai politik dan masyarakat juga berhak menilai atas pilihan tersebut. Oleh karena itu, pendapat publik dapat mempengaruhi perkembangan media yang berpolitik.
“Ketika ada media berpolitik misalnya, nggak usah dikhawatirkan. Toh dia ketika sampai pada titik tertentu pasti dia akan mendapat hukuman dari masyarakat,” kata Aiman.
Aiman juga berpesan bahwa literasi bagi masyarakat itu penting. Sehingga bukan hanya tugas media yang perlu meluruskan informasi, namun semua orang bertanggung jawab dalam menyampaikan berita yang akurat.
“Di tengah kemudahan mengakses informasi, literasi itu penting. Jangan asal menyampaikan, jangan asal memberikan sesuatu, pesan, dan lain sebagainya. Tapi kita juga punya tanggung jawab untuk meluruskan, menjadi clearing house (rumah penjernih). Tidak hanya tugas media, tapi tugas kita semua,” pesan Aiman. (oct/CR-JAKSAT)