Surat Cinta Kepada Indonesia Hari ini
Oleh : M Nur Lapong
Pergilah ,,
Pergilah ke gunung,
kamu akan dapatkan hijau daun sudah menguning menunggu jatuh,
menguning sebelum kemarau datang pada pohon yang kehidupannya bukan menjadi miliknya lagi ,,
Pun ,,
Gunung itu tempat dia tumbuh bukan lagi menjadi milik kehidupan atas semua mahluk gunung ,,
Tapi gunung itu sudah tak kuasa karena raganya telah di beli atas kuasa sepucuk kertas bermaterai oleh kongkalikong _Penguasa dan Pengusaha_ untuk sebuah proyek atas nama pembangunan ,,
Pergilah ,,
Lihatlah ke ladang ,,
Di sana kamu tak akan temukan lagi suara serunai pengembala duduk bertumpu di punggung kerbau menikmati sang fajar sedang sumringah melihat padi menguning,
tanda kasih Tuhan sudah sampai,,
Saat waktunya tiba para petani bergembiraria turun menuai sedekah atas RahmatNya ,,
Sekarang cerita itu sudah berganti,
petani petani tua sudah banyak yang mati karena usia,,
sedang petani muda lesu mati harapan karena ladangnya sebentar lagi berganti menjadi mesin uang orang orang kota ,,
Ladang desa kamu yang dulu – telah berganti menjadi desa yang asing,
Roda kehidupan tidak lagi berlumpur bercampur peluh petani yang dinanti anak bini dalam nikmatnya hikmat kehidupan ,,
Tapi semua itu sudah berganti menjadi Deru dan debu kehidupan dalam kebisingan roda kepalsuan ,,
Desa dan ladang kamu sudah menjadi kota palsu dalam bayang bayang pulus ketamakan para segelintir pemilik yang telah menjelma menjadi raja ,,
pergilah ,,
Sekarang kamu ke pantai ,,
lihat lah lautmu airnya tak asin lagi bercampur bau minyak,,
Tak akan kamu ketemukan lagi ikan berkejaran dibibir pantai menunggu di tangkap ,,
Laut kamu telah silau oleh fatamorgana para pemburu rente untuk diexpolitasi,,
Pulau di atasnya tidak lagi menjadi tumpuan hidup diaspora mahluk laut kecil yang berkejaran di bibir pantai menikmati teriknya matahari ,,
Laut Pulau dan bibir pantai sudah tidak lagi menjadi penyanggah ekosistem kehidupan,,
Semua sudah berganti atas nama fulus para pemilik kehidupan yang menjelma menjadi Tuhan Tuhan kecil yang menguasai kehidupan ke Indonesian kamu,,
Yaa ,,
Tentunya atas nama kuasa sepucuk surat bermaterai bertanda para cap _Penguasa dan Pengusaha_ ,,
Mereka adalah daulat sesungguhnya dari Indonesia kamu,,
Sedang kamu hanya orang asing tanpa daulat menumpang di negeri Indonesia kamu yang maha kaya raya ini ,,
Dan jika sampai waktu kamu,,
kamu pun hanya bisa memiliki liang lahat kontrakan untuk beristirahat sampai tulang kamu lapuk,,
Mungkin satu saat berganti mayat lain karena ahli waris kamu tak mampu lagi membayar liang lahatmu yang seukuran 2×1 meter itu ,,
Pergilah ,,
Waktu kamu sudah usai ,,
_Surat cinta yang kamu tulis untuk Indonesia_ yang kamu titipkan kepada anak cucu kamu ,,
Mungkin sudah lapuk di makan rayap ,,
Mereka anak cucu kamu itu sudah hidup masing masing,,
Nasibnya pun sudah tak jelas tak jauh beda dengan hidup kamu yang lalu yang hanya menumpang di negeri penuh harapan ,,
Tak tahu lagi kemana rimbanya ?
Nasib mereka telah tenggelam dalam pelitnya kehidupan seperti saat hati kamu cemas dalam kritik putus harapan menulis _Surat Cinta Untuk Indonesia ,,.
………..
_Saat kamu berharap agar Indonesia tidak putus untuk anak cucu ,,.
rorotan village, 14/5/23