SALAM SIAGA PAGI
OLEH ACEP IWAN SAIDI*)
Pidato politik Anies pada Apel Siaga Partai Nasdem diisi dengan doa. Ini penanda bahwa lawan yg dihadapinya memang “raksasa”.
Di luar itu, khususnya sejak pergi beribadah haji, Anies konsisten membangun citra pemimpin dan kepemimpinan religius. Banyak kritik mengapa Anies sering memposting kegiatan di tanah suci pada Instagramnya.
Tapi, Anies bergeming, tidak peduli semua kritik tersebut. Pada penampilan pertama di publik (pidato di rakernas Apeksi) Anies hanya mengucapkan “assalamualaikum ww.wb” pada pembukaan pidatonya, tidak mengucapkan salam dari keyakinan lain.
Hal itu diulanginya saat pidato politik di apel siaga Partai Nasdem, dengan konten pidato yg nyaris keseuruhannya berupa doa. Saya mengapresiasi pilihan Anies tersebut.
Di luar soal citra dlm konteks politik, itu adalah pilihan “ideologis” Anies untuk membentuk dan menegaskan Subjek dirinya. Di tengah-tengah “politisasi toleransi” yg selalu menjadi jualan seksi di satu sisi dan kecenderungan karakter ummat yg “kompromis” di sisi lain, pilihan Anies secara politis sangat beresiko.
Tapi, justeru karena itu Anies telah menunjukkan jiwa dan sikap kepemimpinan sejati. Bravo Pak Anies, selamat berjuang!
Salam
*) AIS adalah pakar semiotika ITB