JAKARTASATU – Usut Tuntas Tender West African Crude Dugaan persekongkolan yang terjadi di Integrated Supply Chain (ISC) terkait tender pengadaan West African Crude (WFC) terus mendapat sorotan. Menyayangkan apabila tender WFC benar-benar dilakukan tertutup dan hanya mengundang sedikit peserta tender. Jika itu terjadi maka Pertamina jelas melakukan kebohongan publik dan telah melanggar prinsip GCG.

Akan tetapi faktanya menjadikan trader sebagai pemenang pemasok minyak mentah jelas bertentangan dengan konsep rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang memindahkan pembelian minyak mentah dan BBM langsung ke produsen, tetapi kok sekarang kembali ke Zaman orde baru, contohnya dengan ditunjuk Trafigura Ltd sebagai perusahaan trader yang memenangi tender pengadaan WFC sebesar 18 juta barel untuk periode penyerahan Juli-Desember 2016, diduga kuat sedang terbelit kasus di Nigeria.

Bahkan, menurut informasi yang diperoleh, belum lama ini komisi antikorupsi Nigeria telah menangkap bekas seorang menteri perminyakan Diezami Alison Maduelie di London hari jumat tanggal 29 April 2016 atau Sabtu Waktu Indonesia , adapun bekas Menteri tersebut yang menjabat sebelum pemerintahan sekarang atas dugaan persekongkolan ekonomi. “Mungkin saja penangkapan itu diduga ada kaitannya dengan perusahaan trader yang menajdi rekanan ISC Pertamina yang sedang di-“black list” oleh Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC) soal temuan audit yang ditunjuk pemerintah Nigeria. Ini yang perlu ditelusuri,” ujar sumber ENERGYWORLD , Senin (2/5).

Aroma hadirnya persekongkolan dalam tender WFC kian menyengat lantaran pengumuman pengadaan serta penentuan pemenang digelar tertutup dan hanya berlangsung dua hari kerja. Diketahui, pengumuman tender WFC digelar pada 25 April 2016 yang dikirim pada malam hari dengan undangan terbatas 7 peserta dan batas penawaran tanggal 27 April 2016 pukul 14.00 WIB. Adapun pemenangnya telah diumumkan pada 29 April 2016. “Kenapa harus buru-buru padahal pemakaian WFC ini adalah untuk kebutuhan semester kedua 2016 pada bulan juli. Kalau hanya dua hari, itu sih namanya penunjukan langsung.

Sekarang apa dasar tender itu dibuat tertutup dan hanya dua hari. Biasanya tender digelar pada pertengahan bulan Mei, ini April sudah di selesaikan, ” lanjut sumber tadi

Sebelumnya, berdasarkan data yang diperoleh Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), harga per barel WFC untuk periode Juli adalah Brent Alpha +USD 4.05. Selanjutnya, periode Agustus adalah Alpha +USD4.09 per barel, September Alpha +USD 3.09, Oktober Alpha +USD 4.27 per barel. Sedangkan untuk periode November adalah Alpha +USD 4.45 per barel, dan Alpha +USD 4.46 per barel untuk periode Desember 2016 dari perusahaan trader, tentu harga tersebut secara logika bodoh yang sederhana lebih mahal ketimbang harga yang ditawarkan produsen NNPC langsung “Pertanyaan sederhana dgn logika bodoh saja, kenapa ISC lebih memilih trader seperti Trafigura ltd, padahal NNPC yang berstatus produsen dan sebagai perusahaan yang terdaftar rekanan di ISC. Kalau bisa beli ke produsen langsung kenapa harus melalui trader ? Seperti yg sudah dilakukan Pertamina selama ini melakukan pembelian minyak secara langsung dari produsen Saudi Aramco oleh Pertamina untuk kebutuhan kilang minyak Cilacap,” sergah Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, dalam penjelasaannya, (2/5/2016).

Lebih jauh Yusri meminta penegak hukum untuk serius mengusut tuntas dugaan ketidak wajaran ini , mengingat kasus ini bukanlah kasus yang pertama dilakukan oleh ISC , akan tetapi melengkapi kasus kebijakan ISC diawal tahun 2015 yaitu tender pengadaan LPG dimenangkan oleh Total dan pengangkutan LPG oleh Petredex terlalu mahal dan merugikan Pertamina serta kabarnya sudah disidik Mabes Polri. Selain itu juga harus didalami dugaan rekayasa perhitungan simulasi blending mogas 88 untuk periode Juni sampai dengan Agustus 2015 ( 3 bulan ) menggunakan fasilitas kilang TPPI yang kesimpulan adalah bahwa import mogas 88 jauh lebih murah daripada diproses dikilang TPPI , akan tetapi faktanya belakangan Direksi Pertamina menyatakan ada penghematan sekitar Rp 140 miliar perhari pada saat kunjungan Wapres ke Tuban bahwa dengan menggunakan kilang TPPI yernyata banyak penghematan , artinya sudah menjawab secara tegas bahwa simulasi oleh ISC untuk periode Juli sd September 2015 adalah sangat tidak kredibel alias sarat kepentingan importir.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, membantah ISC telah meninggalkan ciri khasnya yang mengedepankan transparansi dan efisiensi. Menurut Wianda, tender pengadaan di ISC tak pernah digelar tertutup dan selalu mengundang seluruh peserta tender. “Semua pengumuman tender dapat dilihat di web Pertamina, dan perusahaan yang terdaftar mencapai 150 buah dimana dapat ikut tender sesuai kapabilitas masing-masing,” kata Wianda kepada Wartawan, Sabtu (30/4). Wianda juga membantah ISC telah melanggar prinsip efisiensi. Pasalnya, sambung dia, hasil tender ISC selalu mengacu pada peserta yang memberikan penawaran terbaik. Sementara itu, Vice President ISC Daniel Purba yang dihubungi belum mendapat tanggapannya sejak dihubungi sabtu 30 April sampai dengan berita ini diturunkan.

Namun, bila merujuk pada portal milik Pertamina dilaman www.pertamina.com, tidak ada pengumuman tentang dibukanya tender pengadaan WFC. Pengumuman pembelian term minyak mentah melalui tender terbatas untuk periode Februari-Juni 2016, dengan batas waktu penyampaian penawaran3 Rabu 25 Nov 2015 dengan masa berlaku penawaran hingga Rabu 2 Desember 2015, adalah pemberitahuan terakhir yang dipublikasikan Pertamina. Selebihnya, untuk pengadaan Juni 2016 dan seterusnya, tidak lagi diumumkan.

Untuk hal ini dikomentari ringan saja oleh Yusri Usman sambil tertawa “Bahwa ISC ini seperti buka warung baru diawalnya penuh diskoun semasa promosi, mungkin begitu publik terlena..Inilah saatnya barang itu dimaenkan saja,” tandasnya. SUMBER: ENERGYWORLD.CO.ID – Usut Tuntas Tender West African Crude Dugaan persekongkolan yang terjadi di Integrated Supply Chain (ISC) terkait tender pengadaan West African Crude (WFC) terus mendapat sorotan. Menyayangkan apabila tender WFC benar-benar dilakukan tertutup dan hanya mengundang sedikit peserta tender. Jika itu terjadi maka Pertamina jelas melakukan kebohongan publik dan telah melanggar prinsip GCG.

Akan tetapi faktanya menjadikan trader sebagai pemenang pemasok minyak mentah jelas bertentangan dengan konsep rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang memindahkan pembelian minyak mentah dan BBM langsung ke produsen, tetapi kok sekarang kembali ke Zaman orde baru, contohnya dengan ditunjuk Trafigura Ltd sebagai perusahaan trader yang memenangi tender pengadaan WFC sebesar 18 juta barel untuk periode penyerahan Juli-Desember 2016, diduga kuat sedang terbelit kasus di Nigeria.

Bahkan, menurut informasi yang diperoleh, belum lama ini komisi antikorupsi Nigeria telah menangkap bekas seorang menteri perminyakan Diezami Alison Maduelie di London hari jumat tanggal 29 April 2016 atau Sabtu Waktu Indonesia , adapun bekas Menteri tersebut yang menjabat sebelum pemerintahan sekarang atas dugaan persekongkolan ekonomi. “Mungkin saja penangkapan itu diduga ada kaitannya dengan perusahaan trader yang menajdi rekanan ISC Pertamina yang sedang di-“black list” oleh Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC) soal temuan audit yang ditunjuk pemerintah Nigeria. Ini yang perlu ditelusuri,” ujar sumber ENERGYWORLD , Senin (2/5).

Aroma hadirnya persekongkolan dalam tender WFC kian menyengat lantaran pengumuman pengadaan serta penentuan pemenang digelar tertutup dan hanya berlangsung dua hari kerja. Diketahui, pengumuman tender WFC digelar pada 25 April 2016 yang dikirim pada malam hari dengan undangan terbatas 7 peserta dan batas penawaran tanggal 27 April 2016 pukul 14.00 WIB. Adapun pemenangnya telah diumumkan pada 29 April 2016. “Kenapa harus buru-buru padahal pemakaian WFC ini adalah untuk kebutuhan semester kedua 2016 pada bulan juli. Kalau hanya dua hari, itu sih namanya penunjukan langsung.

Sekarang apa dasar tender itu dibuat tertutup dan hanya dua hari. Biasanya tender digelar pada pertengahan bulan Mei, ini April sudah di selesaikan, ” lanjut sumber tadi

Sebelumnya, berdasarkan data yang diperoleh Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), harga per barel WFC untuk periode Juli adalah Brent Alpha +USD 4.05. Selanjutnya, periode Agustus adalah Alpha +USD4.09 per barel, September Alpha +USD 3.09, Oktober Alpha +USD 4.27 per barel. Sedangkan untuk periode November adalah Alpha +USD 4.45 per barel, dan Alpha +USD 4.46 per barel untuk periode Desember 2016 dari perusahaan trader, tentu harga tersebut secara logika bodoh yang sederhana lebih mahal ketimbang harga yang ditawarkan produsen NNPC langsung “Pertanyaan sederhana dgn logika bodoh saja, kenapa ISC lebih memilih trader seperti Trafigura ltd, padahal NNPC yang berstatus produsen dan sebagai perusahaan yang terdaftar rekanan di ISC. Kalau bisa beli ke produsen langsung kenapa harus melalui trader ? Seperti yg sudah dilakukan Pertamina selama ini melakukan pembelian minyak secara langsung dari produsen Saudi Aramco oleh Pertamina untuk kebutuhan kilang minyak Cilacap,” sergah Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, dalam penjelasaannya, (2/5/2016).

Lebih jauh Yusri meminta penegak hukum untuk serius mengusut tuntas dugaan ketidak wajaran ini , mengingat kasus ini bukanlah kasus yang pertama dilakukan oleh ISC , akan tetapi melengkapi kasus kebijakan ISC diawal tahun 2015 yaitu tender pengadaan LPG dimenangkan oleh Total dan pengangkutan LPG oleh Petredex terlalu mahal dan merugikan Pertamina serta kabarnya sudah disidik Mabes Polri. Selain itu juga harus didalami dugaan rekayasa perhitungan simulasi blending mogas 88 untuk periode Juni sampai dengan Agustus 2015 ( 3 bulan ) menggunakan fasilitas kilang TPPI yang kesimpulan adalah bahwa import mogas 88 jauh lebih murah daripada diproses dikilang TPPI , akan tetapi faktanya belakangan Direksi Pertamina menyatakan ada penghematan sekitar Rp 140 miliar perhari pada saat kunjungan Wapres ke Tuban bahwa dengan menggunakan kilang TPPI yernyata banyak penghematan , artinya sudah menjawab secara tegas bahwa simulasi oleh ISC untuk periode Juli sd September 2015 adalah sangat tidak kredibel alias sarat kepentingan importir.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, membantah ISC telah meninggalkan ciri khasnya yang mengedepankan transparansi dan efisiensi. Menurut Wianda, tender pengadaan di ISC tak pernah digelar tertutup dan selalu mengundang seluruh peserta tender. “Semua pengumuman tender dapat dilihat di web Pertamina, dan perusahaan yang terdaftar mencapai 150 buah dimana dapat ikut tender sesuai kapabilitas masing-masing,” kata Wianda kepada Wartawan, Sabtu (30/4). Wianda juga membantah ISC telah melanggar prinsip efisiensi. Pasalnya, sambung dia, hasil tender ISC selalu mengacu pada peserta yang memberikan penawaran terbaik. Sementara itu, Vice President ISC Daniel Purba yang dihubungi belum mendapat tanggapannya sejak dihubungi sabtu 30 April sampai dengan berita ini diturunkan.

Namun, bila merujuk pada portal milik Pertamina dilaman www.pertamina.com, tidak ada pengumuman tentang dibukanya tender pengadaan WFC. Pengumuman pembelian term minyak mentah melalui tender terbatas untuk periode Februari-Juni 2016, dengan batas waktu penyampaian penawaran3 Rabu 25 Nov 2015 dengan masa berlaku penawaran hingga Rabu 2 Desember 2015, adalah pemberitahuan terakhir yang dipublikasikan Pertamina. Selebihnya, untuk pengadaan Juni 2016 dan seterusnya, tidak lagi diumumkan.

Untuk hal ini dikomentari ringan saja oleh Yusri Usman sambil tertawa “Bahwa ISC ini seperti buka warung baru diawalnya penuh diskoun semasa promosi, mungkin begitu publik terlena..Inilah saatnya barang itu dimaenkan saja,” tandasnya kepada ENERGYWORLD. -NZ/jkt