anassbyJAKARTASATU.COM – Dimata hukum semua orang sama, tak terkecuali presiden, namun tidak pada SBY. Hmmmm akhirnya Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menyayangkan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mangkir untuk menjadi saksi meringankan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum terkait pelaksaan kongres PD di Bandung, Jawa Barat pada tahun 2010 lalu dan kasus Hambalang.

“Dengan menolak panggilan KPK untuk sekedar menjadi saksi Anas, Presiden SBY telah menghadirkan contoh buruk,” kata politisi yang akrab disapa Bamsoet melalui keterangan pers yang diterima, Jakarta, Senin malam (5/5).

Lebih lanjut anggota Komisi III tersebut menilai, ketidakhadiran SBY untuk menjadi saksi dalam persidangan di KPK merupakan sebuah preseden buruk. Betapa tidak, sebagai kepala pemerintahan, SBY selalu mengatakan bahwa dirinya merupakan seorang demokrat yang taat dan patuh pada hukum. Namun, dalam tataran praktik, SBY sama sekali tidak mematuhi hukum yang berlaku. Bahkan kesan yang muncul SBY minta diperlakukan istimewa di mata hukum.

Terkait dengan hal tersebut, Bamsoet menyarankan kepada mantan Kasospol ABRI tersebut untuk mengikuti dan mencontoh sikap wakil Presiden Boediono dan mantan wakil Presiden RI, Jusuf Kalla yang menyatakan diri telah siap bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

“Sebuah kerugian besar jika SBY menolak panggilan KPK, sebab selama ini sosok SBY kerap dikaitkan dengan kasus yang membelit Anas. Bahkan Anas mengklaim SBY tahu rencana penyelamatan Bank Century. Dalam situasi seperti itulah, memenuhi panggilan KPK merupakan momentum bagi SBY untuk mengklarifikasi posisinya,” tutup Bamsoet. (Marc)