Tak Juga Berkoalisi, Pengamat Sebut Demokrat Ibarat Persamaan Matematika Tanpa Solusi
JAKARTASATU.COM— Usulan agar Partai Demokrat merapat ke PDIP untuk calonkan AHY jadi cawapres, Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan bahwa keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo bergantung pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Adapun pasca-keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, partai tersebut belum menentukan arah koalisi-nya.
Pejabat BRIN, Siti Zuhro usulankan dua opsi yang dimiliki partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, pertama, bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi bakal calon presiden (capres).
Kedua, bergabung dalam koalisi yang dipimpin PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. Menurut dia, dari dua opsi yang ada, Demokrat sudah memiliki kalkulasi politik dengan poros mana yang menguntungkan partai tersebut.
Siti Zuhro menilai keputusan parpol untuk berkoalisi, biasanya dilakukan ketika “chemistry” antara ketua umum masing-masing partai terhubung.
“Akan sulit dibayangkan koalisi bisa dibangun bila hubungan antara ketua umum tidak baik,” ujarnya.
Ditempat yang berbeda, Hendrajit wartawan senior juga peneliti The Global Review dalam analisisnya bahwa dilema itu bisa dianalogikan dengan persamaan matematika tanpa solusi.
“Kalau sudah gini waktu yang akan mengatasinya. Seiring munculnya anomali dari adanya probabilitas. Bisa itu sosok seseorang, sekelompok orang atau peristiwa,” kata Hendrajit, Jakarta, Senin 11/9/2023.
Lanjut Hendrajit, probabilitas biasanya bertentangan dengan data statistik. Di kota X 90 persen penduduknya miskin papa. Maka secara statistik mustahil akan lahir seorang presiden atau konglomerat.
Tapi kata Hendrajit, dalam logika probabilitas ketika di kota X bisa lahir seorang presiden itu 1 :1000.000, nggak soal. Yang penting bahwa anda bisa saja adalah yang satu di antara satu juta itu.
Masalahnya apakah watak geografis kota itu secara terus menerus bergiat menciptakan adanya sabab atau sarana istimewa munculnya sosok anomali dari probabilitas itu.
“Sehingga dari sejuta kemungkinan yang rasanya mustahil itu, bisa saja muncul yang satu itu,” tandas Hendrajidi secara filosofi
“Lillahi Wahidul Kohar. Dari Allah yang Maha Esa bersumber lahirnya yang nomor Wahid nan Adidaya. Inilah sosok anomali yang muncul dari Probabilitas. Yang jadi pusat solusi mengatasi krisis nasional,” tutupnya. (Yoss)