Ganjar Dianggap Tunggangi Azdan, MUI: Sebaiknya Ditinggalkan

JAKARTASATU.COM— Bakal Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo tengah menjadi perbincangan publik. Pasalnya, Ganjar Pranowo baru-baru ini muncul dalam tayangan azan magrib di televisi, tepatnya di dua stasiun televisi milik Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo.

Aksi Capres besutan PDIP ini mendapat perhatian dari Majelis Ulama Indonesia. Wakil Ketua MUI Anwar Abbas mengatakan wajah capres di tayangan azan akan menimbulkan pro kontra, apalagi saat ini Pemilu 2024 sudah dekat.

Menurut Anwar Abbas, jika tayangan azan berpotensi menimbulkan kegaduhan, maka sebaiknya ditinggalkan. “Ada satu qaidah yang sangat dikenal dan terkenal di kalangan ulama fiqih dan ushul fiqih yang sangat perlu kita ketahui, pertimbangkan dan camkan baik-baik yaitu sebuah prinsip yang berbunyi: Dar’ul mafasid muqoddam ‘ala jalbil masholih. Artinya meninggalkan kemafsadatan harus didahulukan dari pada mengambil kemashlahatan,” kata Anwar melalui keterangannya, Minggu (10/9/2023).

“Oleh karena itu, jika menyiarkan hal tersebut akan lebih besar mudharat dari pada manfaatnya atau akan menimbulkan kegaduhan dan pro-kontra di tengah-tengah masyarakat maka tentu hal-hal semacam itu lebih baik ditinggalkan saja,” lanjut dia.

Ketua PKB Muhaimin Iskandar berkomentar pendek, biar Bawaslu dan KPI yang menilai

“Tugas KPI dan Bawaslu yang bisa mengomentari,” jawan Muhaimin Iskandar singkat kepada wartawan

Sementara, Waketum PKB menilai munculnya gambar Ganjar Pranowo di TV itu sebagai pencitraan. “Kami yakin publik yang cerdas akan menilai sepertinya sudah kehabisan akal untuk pencitraan, sehingga azan pun akhirnya ditunggangi,” ujar Waketum PKB, Jazilul Fawaid, mengutip Detikcom Minggu (10/9/2023).

Namun demikian, Jazilul menilai hal yang baik jika Ganjar tampil di video azan. Dia juga mengaku senang jika ganjar menjadi imam salat. “Bagus, bagus kami senang saja terlebih kalau dia jadi imam salat dan fasih membaca surat Al-Fatihah, akan kami sahut dengan AMIN yang keras,” tutur dia.

Diketahui, dalam tayangan azdan waktunya shalat magrib di salah satu televisi swasta itu awalnya dibuka dengan pemandangan alam Indonesia. Ganjar Pranowo kemudian muncul menyambut jemaah yang akan salat.

Dalam kesempatan itu, Ganjar memakai baju koko warna putih, peci hitam dan sarung batik. Dia lalu menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid. Selain itu Ganjar muncul saat melakukan wudu sebelum salat. Dia juga duduk di saf depan sebagai makmum.

Sebelumnya Presiden Jokowi Widodo atau Jokowi mengingatkan  agar tidak ada lagi politik identitas dalam pesta politik jelang dan selama pemilu tahun 2024 nanti. Hal itu diungkapkan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam Sidang Tahunan MPR-RI bersama DPR dan DPD RI,hari ini Selasa (16/8/2022) di Kompleks Parlemen. (kompas, 16/8/2023).

‘’Politik identitas bisa membelah masyarakat dalam waktu yang lama. Ini terjadi karena politik identitas adalah bagian dari strategi politik itu sendiri yang fokus mencari perbedaan di tengah masyarakat lalu memanfaatkan primordialisme  masyarakat untuk menarik simpati politik,’’ tegas Ahmad Basarah dalam diskusi pubik ‘’Problematika Politik Identitas Jelang Pemilu 2024’’ di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), www.mpr.go.id/, Rabu (17/5/23).

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengingatkan politik identitas sangat berbahaya jika diterapkan sebab politik ini dapat melahirkan oposisi biner yang memperhadapkan pemerintah dengan masyarakat, atau masyarakat dengan masyarakat lain yang merasa saling berbeda. (Yoss)