Kemesraan Tipu Muslihat,
Jokowi, Mega dan Prabowo…”
by Faizal Assegaf (kritikus)
Untuk pertama kalinya Ketum PDIP Megawati pidato tanpa melecehkan Jokowi sebagai petugas partai. Sikap itu muncul usai Kaesang dikarbit jadi Ketum partai kawanan buzzer alias PSI.
Mega bahkan melontarkan rasa ketakutan luar biasa dan mengajak kadernya waspada. Tersirat menyindir Jokowi yang terlanjur diklaim mendukung Prabowo untuk berpasangan dengan Gibran.
“Jangan sekali pun pernah gentar, sedikit pun, menghadapi berbagai kepungan dan manuver politik praktis yang hanya sekadar menggunakan keinginan, kekuasaan, sebagai tujuan,” ujar Megawati Rakernas IV PDIP, Jumat siang.
Diksi ‘manuver politik praktis’ dan ‘menggunakan keingian kekuasaan’, sudah jelas tuduhan yang mengarah pada Istana. Maklum, Jokowi super sibuk memberi karpet merah pada Prabowo.
Lucunya di depan Mega, Jokowi semakin lihai menunggangi PDIP, seolah mendukung Ganjar. Jurus politik tipu muslihat, beri kesan kepatuhan pada PDIP dan Mega. Namun, terbaca hanya dusta.
Artinya, Jokowi sukses kendalikan PDIP dan Gerindra. Bila tekanan Mega kuat, maka Istana lempar handuk pada Ganjar. Sebaliknya, jika PDIP lemah, maka hajat Prabowo – Gibran berjalan mulus.
Sembari menyiapkan skenario jalan tengah, yakni duet Prabowo – Ganjar atau Ganjar – Prabowo. Pilihan ini sangat rumit, mempertegas Jokowi dan Mega semkin panik hadapi Anies-Imin.
Bagian paling lucu, Jokowi dan Mega saling ngejek akibat intrik bocah karbitan Istana jadi Ketum PSI. Perbadutan tersebut memposisikan Kaesang selevel Megawati: Sama-sama Ketum Partai.
Barisan perubahan tepuk tangan…!