JANGAN HINAKAN DIRIMU KAUM PRIBUMI
(Secabik kegeraman atas sepak terjang Ahok)
Oleh : Ferdinand Hutahaean
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sang gubernur DKI yang menjadi gubernur bukan karena prestasinya akan tetapi karena mendapat hibah jabatan dari Joko Widodo yang terpilih sebagai presiden RI 2014 silam sepertinya makin berbahaya memimpin Jakarta yang dihuni oleh 10 juta lebih masyarakat setiap harinya. Kota yang sangat padat, penuh sesak dengan segala macam aktifitas masyarakatnya menjadikan kota ini kota yang tidak pernah tidur.
Peristiwa di Penjaringan kemarin dimana masyarakat menolak kedatangan Ahok didaerah tersebut yang harus diakhiri dengan korban luka hasil bentrok massa dengan aparat yang menjaga Ahok dan mengawal Ahok masuk ketengah kerumunan massa yang menolaknya. Sebuah bentuk arogansi yang provokatif dilakukan oleh seorang gubernur kepada rakyatnya. Tidak ada dialog, tidak ada watak memanusiakan warga yang sedang berpuasa di bulan Ramadhan yang suci ini. Aparat dan massa menjadi gagal berpuasa karena jatuh kedalam amarah dan emosi hanya karena seorang Ahok yang jelas tidak berpuasa. Yang korban adalah anak-anak pribumi, aparat adalah putra putri pribumi, masyarakat disana juga adalah putra putri pribumi, keduanya korban sebuah ekspektasi Ahok yang non pribumi untuk berkuasa atas pribumi.
Keganasan Ahok sebagai gubernur tidak hanya terlihat kemarin saja, dari banyak penggusuran yang dilakukan Ahok adalah bukti Ahok ingin menyingkirkan manusia demi sebuah fasilitas yang katanya mempercantik kota. Apakah untuk mempercantik kota yang tua dan buram ini harus menyingkirkan manusia? Masih banyak cara lain yang manusiawi untuk menata kota yang berantakan ini, tapi Ahok lebih suka kekerasan daripada dialog yang manusiawi.
Ahok tidak pantas memimpin Jakarta, Ahok sangat tidak layak mendapat dukungan dari masyarakat. Bukan karena Ahok cina, tapi karena Ahok tidak manusiawi, berwatak keras, bicara kasar, senang konflik dan suka merendahkan. Bahkan agama yang dia anutpun direndahkan dengan menyebut Kristen sebagai agama yang aneh serta teranyar ucapannya yang akan menantang Tuhan jika Tuhan salah. Sungguh Ahok benar-benar barbar karena Tuhan tidak pernah salah.
Jakarta adalah sebuah kota yang cukup tua dan dihuni oleh mayoritas penduduk pribumi dan beragama Islam bukan Cina dan non muslim. Perlakuan Ahok yang tidak manusiawi akhirnya membongkar kebinekaan dengan makna sesungguhnya. Kebinekaan yang kita anut adalah perbedaan suku-suku pribumi bukan perbedaan kebangsaan dan warga negara pendatang. Ahok telah merusak kebinekaan dengan membakar sentimen primordialisme. Fenomena Ahok sangat berpotensi membakar sentimen SARA karena sikap buruknya terhadap kaum Pribumi.
Tulisan ini hanya ingin menggugah hati para kaum pribumi, sembari berpesan untuk tidak mendukung Ahok yang barbar. Jangan hinakan kepribumianmu untuk Ahok. Para pendiri bangsa, Bung Karno, Bung Hatta dan para pendiri bangsa lainnya, sudah tegas didalam UUD 45 Asli bahwa pemimpin bagi Indonesia adalah orang Indonesia Asli. Jangan jual kemerdekaanmu karena tipu muslihat dan pencitraan buruk Ahok. Warga negara pendatang kita terima tinggal dinegara ini dengan damai tapi tidak untuk menjadi pemimpin atas kaum pribumi. Sekali lagi, JANGAN HINAKAN DIRIMU KAUM PRIBUMI..!!
Jakarta, 24 Juni 2016
sumber –PRIBUMINEWS.co.id