Foto : Istimewa
Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

JAKARTASATU.COM – Ketua Umum Pemuda Penegak Konstitusi Indonesia (PPKI) Syamul Rizal menilai, hasil penetapan perolehan suara nasional untuk partai politik calon anggota DPR RI dan DPD yang bakal ditetapkan malam ini diragukan validitas dan kesahihannya. Betapa tidak potensi kecurangan dalam pileg tahun 2014 sudah semakin kuat, salah satunya adalah meningkatnya perolehan suara Partai Demokrat, secara signifikan di semua daerah. Meningkatnya perolehan suara partai politik berlambang segitiga biru tersebut bertolak belakang dengan hasil perhitungan cepat (quick count).

“Saya harus sampaikan dengan jujur jika rakyat meragukan penghitungan suara oleh KPU, maka tidak tertutup kemungkinan massa yang tidak puas bakal membekar gedung KPU,” kata Syamsul dalam siaran pers yang diterima PorosNews.Com, Jakarta, Jumat (9/5).

Lebih lanjut mantan Ketua DPP KNPI tersebut menjelaskan dalam pileg tahun 2014 ada tiga modus kecurangan. Pertama penggunaan surat suara atau pencoblosan massal oleh penyelenggara pemilu. Sebagai contoh disalah satu provinsi partisipasi pemilih mencapai 97% dan hal tersebut tentu saja amat aneh. Sebab dalam setiap pelaksanaan pemilu tingkat partisipasi pemilih tidak pernah sebesar dan sebanyak itu.

Kemudian untuk alasan kedua jual beli suara antar caleg diberbagai tingkatan baik untuk tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan kota. Serta jual beli suara untuk calon anggota DPD.

“Ketiga, perubahan data formulir CI (rekap penghitungan suara). Dalam formulir C1 tersebut ditemukan banyaknya coretan, dan diragukan validitas keaslian dokumen tersebut. Bahkan data hasik rekap manual berbeda dengan data yang sudah diinput. Karena itulah, saya pastikan bakal banyak gugatan yang dilayangkan ke MK, paa hari Senin mendatang. Karena mereka merasa dicurangi,” tutupnya. Marcopolo.