Oleh: Memet Hakim Pengamat social, Wanhat APIB & APP TNI
Perang Hamas (Baca Palestina) dan Israel semakin seru, pada hari ke 86 ini Israel tampak loyo dan kalah. Korban tentara dan alat perangnya jauh lebih banyak dibanding korban di milisi Hamas. Indikasi kekalahan Israel sangat jelas, secara fisik tentaranya banyak yang stress dan gila, banyak yang cacat permanen, korban tewas yang disembunyikan jumlahnya dan sejumlah tentara yang ditawan Hamas. Opini dunia tentang sebutan teroris, justru terbalik, sekarang Israel yang disebut teroris. Kehebatan tentara Israel yang diberitakan ternyata pengecut, hanya berani lawan anak-anak, wanita dan lansia. Lawan pasukan milisi brigade perlawanan terhadap Israel (gabungan) tidak berdaya.
Walau demikian Israel tetap sombong dan ingin mengontrol semua kegiatan di Gaza dan mengusir penduduk Gaza keluar dari tanah airnya, tentu saja Hamas yang mau Merdeka menolaknya. Pada tahun 2005, Israel menarik diri dari Jalur Gaza di bawah tekanan internasional, tetapi malah mengubah tanah Palestina yang padat penduduknya menjadi penjara terbuka terbesar di dunia.
Setelah itu ada perjanjian Irarel-Mesir tahun 2005 yang memungkinkan Mesir untuk mengerahkan 750 tentara dan senjata berat untuk berpatroli dan menjaga sisi koridor Mesir, dengan tanggung jawab pihak lain diserahkan kepada Otoritas Palestina. Namun Hamas memegang kendali penuh atas Jalur Gaza sekitar dua tahun setelah penarikan Israel, dan keadaan berubah. Pemerintahan Mesir yang terakhir sepertinya bermasalah dengan Hamas tetapi bersahabat dengan PLO (Fatah). Pemimpin seperti ini yang diinginkan oleh Israel dan Amerika.
Mesir terus menghancurkan terowongan yang digali oleh warga Palestina untuk menyelundupkan senjata dan manusia, Kini Israel menginginkan kendali penuh atas wilayah perbatasan, termasuk penyeberangan Rafah, untuk menjamin keamanannya. (aljazeera.com, 31 Dec 2023). Faktanya memang di Gerbang Rafah terlihat banyak tentara Israel yang lalu lalang memeriksa bantuan yang akan dikirim ke Gaza. Artinya memang Mesir tidak berdaulat penuh atas wilayahnya dan tidak berani mengusir tentara Israel. Pemerintah Mesir lemah terhadap Israel tetapi garang terhadap orang Palestina.
Jika memang memang Mesir berdaulat penuh tentu tentara Israel tidak akan di Rafah, padahal tahun 1260, pasukan Mesir yang dipimpin Sultan Saifudin Qutuz dapat mengalahkan pasukan Mongol yang sangat kuat di Ain Jalut, sebelah utara Yerulasem. Nah sekarang Pasukan Mesir hanya menghadapi pasukan Israel yang lemah. Israel hanya punya kekuatan di udara. Mesir punya penangkalnya semua, tinggal berani atau tidak.
Jika mau Mesir sebenarnya tinggal bekerja sama dengan Hamas, singkirkan pasukan Israel yang ada di Rafah, buka pintu lebar-lebar agar lalu lintas dari Gaza ke Mesir dan sebaliknya terbuka. Kemudian jaga agar transportasi berjalan aman. Mesir tidak perlu mengerahkan pasukan artileri dan infanterinya, cukup mengirimkan pesawat tempur ke Tel Aviv dan lokasi2 markas militer Israel. Dengan demikian Palestina lebih cepat Merdeka dan Mesir bisa berdaulat penuh, tanpa tekanan Israel. Pintu Rafah cukup dijaga oleh pasukan Hamas dan Mesir.
Jika saja Mesir berani bertindak atas tindakan semena-mena Israel, bangsa Palestina akan berterimakasih dan diingat sepanjang masa. Seperti Palestina dan Mesir membantu kemerdekaan Indonesia sampai sekarang bangsa Indonesia tetap ingat jasa Palestina dan Mesir. Pemimpin yang lemah terhadap negara penjajah, suatu saat akan terus ditindas oleh mereka.
Mesir menjadi pemain utama yang mengendalikan koridor tersebut, yang tidak dikendalikan oleh Israel, karena Tel Aviv mempertahankan blokade darat, laut dan udara terhadap jalur tersebut dari semua sisi lainnya. Anehnya Mesir mau saja ikut memblokade Wilayah Gaza, apakah Mesir tidak berani pada Israel ? Kabarnya Mesir akan merespons aksi yang melewati garis merah yang disebut Poros Philadelphia. Poros Philadelphia adalah jalur sempit di dalam wilayah Jalur Gaza, membentang sepanjang 14 km (8,7 mil) di sepanjang perbatasan antara wilayah kantong tersebut dan Mesir (Tribunnews.com, 2023/12/19). Nah kita lihat keberanian Mesir untuk merespon ini, apakah berani beneran atau hanya gertak.
Selama ini Mesir hanya mengkritik Israel atas pemboman yang dilakukannya terhadap Gaza. Mesir menuduh Israel berusaha mendorong ratusan ribu warga Palestina ke wilayahnya dan membatalkan tuntutan warga Palestina untuk memiliki negara (SINDOnews.com, 25 Oktober 2023). Kita akui juga bahwa Mesir ikut membantu mengirim logistik ke Gaza dan ikut menjadi penengah antara Israel dan Palestina. Tetapi sikap Mesir tidak cukup seperti itu.
Israel yang persenjataan lengkap dan canggih saja dibantu oleh Amerika, Inggris dan Jerman. Hamas yang organisasi lokal dan tidak dianggap mewakili Palestina oleh Presidennya yang sudah nyaman bersandingan dengan Israel, tentu harus dibantu penuh. Yaman membantu memblokade arus barang dari dan ke Israel, menyiapkan 20,000 tentaranya jika diperlukan. Irak dan Suriah membantu menghancurkan fasilitas perang dan minyak AS sekutu Israel, Libanon dan Iran membantu Hizbullah menyerang Israel dari Utara. Mesir sebenarnya diharapkan dapat membuka pintu Rafah agar lalu lintas dibuka selebar2nya. Ini kesempatan besar Mesir untuk lepas dari belenggu dan Merdeka dari Israel.
*Mesir jangan ikut keinginan Israel dengan ikut menghancurkan terowongan2 yang ada di perbatasan. Jangan pula minta agar Hamas dan Brigade perlawanan terhadap Israel lainnya melepaskan Gaza dan Tepi Barat, ini kan tidak mungkin. Lebih mungkin minta agar Israel keluar dari Palestina. Orang Yahudi akan aman dibawah pemerintahan Palestina, tidak seperti warga Palestina dibawah pemerintahan Israel.* Maunya Israel mengepung dan memblokade warga Palestina, untuk membuat warga Palestina merana, keinginan seperti ini memang keinginan penjajah.
Bayangkan oleh kita bantuan logistik yang sedikit itupun ditembaki oleh pasukan Israel, mereka tidak bisa menembak pasukan Hamas, akhirnya rombongan truk bantuan, anak2, wanita dan lansia yang dibunuhnya. Itulah kemampuan pasukan Israel yang dibanggakan oleh negara Barat.
Habib Umar Alhamid: Gara-gara 'Mulyono' Prabowo Alami Kesulitan?
JAKARTASATU.COM-- Gara-gara 'Mulyono' beternak koruptor dan kebohongan selama memimpin negeri ini. membuat kesulitan Presiden Prabowo Subianto...
Fachrul Razi Nilai Penambahan Masa Reses Anggota DPD Berpotensi Jadi Masalah Hukum
JAKARTASATU.COM-- Mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Aceh, Fachrul...
JAKARTASATU.COM- Analis kebijakan publik Muhammad Said Didu menduga beberapa hal mengapa pagat laut di perairan Tangerang, Banten sulit ditertibkan. Beberapa hal itu ia utara-ungkapkan...
JAKARTASATU.COM- Dokter Tifa tawarkan menu untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tingkatkan gizi dan kecerdasan anak-anak Indonesia. Ia tawarkan itu lewat akun X-nya, Jumat.
“Yth...
Di HUT ke 52, Megawati: Sampai Saat Ini PDIP Belum Ada Yang Bisa Mengalahkan
JAKARTASATU.COM-- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pimpin pelaksanaan peringatan...