Prabowo Akankah Dikenang sebagai Boneka Jokowi atau Seorang Patriot Sejati?
(Paul MS d’Flores,
Komunitas Pengecer Politik Nilai)
Dalam konteks perhelatan politik Indonesia, pertanyaan tentang bagaimana Prabowo Subianto akan dikenang jika ia memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2024 adalah sangat relevan. Apakah ia akan menjadi boneka dari presiden sebelumnya, Joko Widodo, ataukah ia akan meneguhkan dirinya sebagai seorang patriot sejati yang berkomitmen untuk membangun Indonesia dengan prinsip-prinsip keadilan, kesejahteraan, dan moralitas yang tinggi.
Jika Prabowo berhasil meraih kemenangan secara resmi, ia memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa ia bukanlah sekadar alat kendali dari kekuatan sebelumnya. Namun, kesannya akan sangat bergantung pada bagaimana ia menjalankan pemerintahannya. Apakah ia akan tetap setia pada agenda-agenda politik yang memihak pada kepentingan oligarki dan trickle-down effect yang tidak adil, ataukah ia akan benar-benar mengubah arah kebijakan menuju keadilan sosial yang lebih baik demi kemaslahatan bersama ?
Menjadi seorang patriot tidak hanya tentang retorika atau penampilan, tetapi lebih tentang tindakan nyata dalam memperjuangkan keadilan, memerangi korupsi, dan menegakkan moralitas yang tinggi. Dalam hal ini, Prabowo harus membuktikan dirinya dengan tindakan konkret untuk memastikan bahwa kepentingan rakyat dan bangsa diutamakan di atas segalanya, bukan melayani kepentingan dan ambisi pribadi Jokowi membangun dinastynya.
Jika Prabowo mampu menunjukkan kepemimpinan yang berkualitas dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan, ia berpotensi untuk diingat sebagai seorang patriot sejati yang mampu membawa perubahan positif bagi Indonesia. Sebaliknya, jika ia hanya memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, ia mungkin akan diingat sebagai seorang pemimpin yang gagal memenuhi harapan rakyat.
Oleh karena itu, keberhasilan Prabowo dalam pemilihan presiden haruslah dimaknai sebagai awal dari sebuah perubahan yang positif bagi Indonesia, bukan sekadar sebagai alat taktis untuk memenangkan perjuangan politik pribadi. Prabowo memiliki kesempatan untuk menjadi seperti BJ Habibie, yang meskipun memiliki hubungan pribadi dengan Seharto dan pemerintahan sebelumnya, tetapi tetap mengutamakan kepentingan bangsa dan berhasil mengantarkan Indonesia melalui masa transisi yang sulit menuju masa reformasi yang lebih baik.