Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat | IST
Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat | IST

Jumhur: Indonesia Ada Harapan Jika Prabowo Berpegang Pada Tulisannya di “Paradoks Indonesia”

JAKARTASATU.COM– Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI resmi menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Nasib buruh di kepemimpinan mendatang, Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat menyatakan harapannya apabila Pemerintahan yang dipimpin Prabowo Subianto mewujudkan seperti apa yang ditulis di dalam bukunya berjudul “Paradoks Indonesia”. kata Jumhur Hidayat Ketua Umum KSPSI di Abraham Samad Speak Up, Selasa (30/4/ 2024).
Buku Paradoks Indonesia karya Prabowo | IST
Buku Paradoks Indonesia karya Prabowo | IST
 “Secara pribadi saya punya harapan. Ya saya mengenal sejak tahun 90-an. Saya mengerti jalan pikiran Pak Prabowo punya narasi-narasi besar untuk bangsa ini. Beliau juga kan pernah menulis buku,” ujar Jumhur.
Sangat jauh pikiran Pak Prabowo dengan Pak Jokowi seperti bumi dan langit. Pak Prabowo punya pikiran yang jauh lebih hebat dari Pak Jokowi. Beliau punya narasi kebangsaan.
Jumhur menggambarkan pemikiran Prabowo dalam buku tersebut Paradoks Indonesia seperti misalnya punya kekayaan alam tapi rakyatnya miskin. Tanah subur tetapi petani miskin. Kira-kira seperti itu.
“Nah paradoks-paradoks seperti itu dibongkar dalam buku tersebut. Seandainya beliau sebagai presiden menggali dari buku yang ditulisnya itu seharusnya apa yang dipikirkan dalam buku tersebut untuk dilaksanakan,” harap Jumhur.
“Jadi Indonesia bisa bergerak dari suasana kelam termasuk nasib buruh,”  imbuhnya.
Jumhur menyebutkan di dalam buku yang ditulis Pak Prabowo visinya jelas.
“Kalau beliau kembali ke pikiran-pikirannya seperti apa yang pernah ditulisnya saya punya harapan Indonesia,” tegasnya.
Pesan tulisan tangan Prabowo di Buku Paradoks Indonesia | IST
Pesan tulisan tangan Prabowo di Buku Paradoks Indonesia | IST
Jumhur mengemukakan Prabowo punya interaksi dengan kaum buruh.
“Dan beberapa gagasan yang sekarang dicanangkan di omnibuslaw seperti misalnya outsourcing, sistem kontrak kerja dll, beliau siap untuk perbaiki,” ungkapnya.
“Jadi sebenarnya ada hopes untuk kemudian tentang upah layak, daya beli yang tinggi dll,” tambahnya.
“Dan kalau itu terjadi, semua happy,” kata Jumhur.
Kemudian kata Jumhur, buruh itu kan upah merupakan instrumen penting untuk redistribusi kekayaan alam.
“Nah, orang tuh boleh kaya tapi jangan serakah,” tandasnya.
“Sementara di jaman Jokowi ini kan orang-orang kaya difasilitasi untuk serakah. Ini yang ga boleh,” tandasnya lagi.
Dalam pandangan Jumhur Hidayat, Jokowi anti Pancasila.
“Pak Jokowi menurut saya orang yang paling anti Pancasila karena kebijakannya memfasilitasi orang untuk serakah. Tanpa batas, menggusur rakyat kecil, masyarakat adat di perkebunan, ketimpangan kepemilikan tanah,” tuturnya.
Jumhur sebutkan jaman Soeharto, perkebunan inti rakyat dikasih 80%, dan oligarki hanya 20%. Begitu juga transmigrasi, apapun itu namanya.
“Nah sekarang ini di jaman Jokowi terbalik. Rakyat dikasih 20% itupun sulit didapat. Rakyat untuk mendapatkan 20% saja harus dengan ribut, terjadi bunuh-bunuhan, penjagaan aparat. Dipersulitlah,” terangnya.
“Jaman Soeharto pemilik modal hanya boleh 20%. Begitu juga terkait kelapa sawit. Jaman Jokowi, kelapa sawit untuk rakyat 20% saja sulit didapat,” pungkasnya. (Yoss)