Maskot Pilkada Jakarta (Foto/Kpujakarta.go.id)

JAKARTASATU – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan temuan ada 650 ribu nama sama yang berpotensi sebagai kecurangan untuk penggelembungan suara dalam Pilgub DKI 2017.

“Jadi dari Dinas Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil) perkiraannya (jumlah pemilig DKI) 7,5 juta. Tapi data yang kami lihat itu ada lebih 650 ribu suara double namanya semua,” kata Ahok, saat ditemui di Balai Kota DKI, hari ini.

Menurut Ahok, perbedaan perkiraan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) itu berdasarkan perkiraan dari Dukcapil DKI dengan data di KPU DKI. Untuk itu, dia Bawasalu DKI Jakarta untuk menyelidiki saat KPU DKI Jakarta melakukan pencocokan dan penelitian (coklit).

“Saya minta mesti diselidiki, apakah ada oknum yang gandain. Bukan dari kami loh. Kayak gini mesti diawasi karena yang ngisi DPT bukan kami,” imbuh Ahok, yang sudah memastikan diri bakal kembali maju dalam Pilgub 2017 itu.

Gubernur berharap jumlah DPT nantinya disesuaikan dengan data e-KTP. Untuk itu, lanjut dia, Pemprov menargetkan pendataan warga yang belum merekam e-KTP sudah bisa beres hingga akhir tahun ini.

Ahok juga melihat ada potensi kecurangan lain jika DPT menggunakan surat keterangan sementara pengganti KTP (suket). Menurut dia, untuk menghindari kecurangan data suket maka penghitungan suara diminta dilakukan di Kantor KPU.

“Kalau pakai surat keterangan harus fair seperti di Australia. Kan enggak tau ini asli apa paslu, itu hitung suaranya harus di KPU, nggak boleh di TPS,” tandasnya. |RMN