Budhy Munawar Rachman: “Kalam Kekhalifahan Manusia dan Reformasi Bumi” oleh Nurcholish Madjid Mengeksplorasi Peran Ilmu Kalam
JAKARTASATU.COM– Bagaimana Kalam tidak hanya sebagai cabang ilmu teologi dalam Islam, tetapi juga sebagai cara penting dalam memahami dan menjawab tantangan kontemporer yang dihadapi oleh umat Islam, khususnya terkait dengan konsep kekhalifahan manusia dan tanggung jawab terhadap bumi?
Itulah sepercik pandangan yang disampaikan Dr. Budhy Munawar Rachman (Dosen STF Driyarkara dan Direktur PCRP (Paramadina Center for Religion and Philosophy)) dalam seminar bertajuk : “Isu-Isu Kontemporer Ekoteologi: Tafsir atas Naskah Kalam Kekhalifahan dan Reformasi Bumi Prof. Dr. Nurcholish Madjid” yang dimoderatori Dr. Aan Rukmana (Dosen Falsafah dan Agama Universitas Paramadina) di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Seminar ini diselenggarakan oleh
Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC) bekerjasama dengan Yayasan Persada Hati .
Menurut panelis Budhy Munawar, artikel “Kalam Kekhalifahan Manusia dan Reformasi Bumi” oleh Nurcholish Madjid mengeksplorasi peran ilmu Kalam dalam tradisi intelektual Islam dan relevansinya terhadap masalah kontemporer seperti kekhalifahan manusia dan reformasi bumi.
Budhy Munawar meringkaskan pemikiran Cak Nur tersebut, sambil mendiskusikan apa yang harus dikembangkan lebih lanjut untuk menghadapi krisis lingkungan dewasa ini.
Kalam kata Budhy, yang berkembang signifikan selama zaman keemasan Dinasti Abbasiyah, awalnya adalah respons terhadap pertanyaan teologis dan filosofis yang muncul dari interaksi antara Islam dan budaya lain, terutama Yunani.
Budhy Munawar mencatat bahwa artikel Cak Nur itu membahas beberapa aspek penting:
1. Pendahuluan: Mendefinisikan Kalam dan sejarahnya, terutama pertumbuhannya yang dipicu oleh kemakmuran dan stabilitas politik di bawah pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid.
2. Peran Kalam: Mengeksplorasi bagaimana Kalam berfungsi sebagai cara untuk memperdebatkan dan membela doktrin Islam, sering kali dalam konteks dialog dengan Fiqih, Falsafah, dan Tasawuf.
3. Pertumbuhan Kalam: Menyoroti pertumbuhan Kalam sebagai medan untuk menghadapi dan merespons berbagai tantangan intelektual, baik dari dalam maupun dari luar Islam.
4. Kalam dan Rasionalitas: Menjelaskan bagaimana Kalam menggunakan logika dan rasionalitas untuk menyelesaikan konflik antara akal dan wahyu.
5. Kalam dan Falsafah: Menganalisis hubungan antara Kalam dan filsafat, serta bagaimana kedua bidang tersebut saling melengkapi dalam mengeksplorasi dan menjelaskan konsep-konsep Islam.
6. Kekhalifahan Manusia: Menguraikan konsep kekhalifahan manusia dalam Kalam, dengan fokus pada tanggung jawab manusia sebagai wakil Allah di bumi.
7. Reformasi Bumi: Membahas bagaimana Kalam mengajukan ide reformasi bumi yang memadukan etika lingkungan dengan tanggung jawab spiritual dan sosial manusia.
”Kita menyimpulkan bahwa Kalam memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman dan penerapan ajaran Islam dalam konteks sosial, politik, dan lingkungan yang lebih luas,” tutup Budhy.
(Yoss)