ig@aniesbaswedan
ig@aniesbaswedan
Judul tulisan editorial hari ini sebenarnya merespon  soal Anies Baswedan (AB) mantan Calon Presiden (Capres) 2024. Dimana kabar makin meruncing bahwa AB akan berlaga dan kembali ke Jakarta untuk maju di Pilgub.
Sutoyo Abadi menulis cukup keras bahwa AB harus bisa memahami suasana kebatinan para pendukung dan relawan, yang ikhlas berjuang, hingga mempersembahkan pengorbanan untuk sebuah misi perubahan, agar negeri ini berubah menjadi lebih baik. AB sangat tidak bijak apabila memaknai bahwa Pilpres hanyalah sebuah kompetisi yang hanya beresiko kalah atau menang.
Agar terkesan demokratis begitu cepat mengakui dan mendukungnya Capres yang telah dinyatakan menang oleh Mahkamah Konstitusi ( MK ), pemenang yang lahir telanjang dari dukun kekuasaan, Oligarki dan Xi Jinping yang back up penuh sebagai sponsornya
AB tidak boleh mengabaikan perjuangan para aktifis, relawan perubahan, pembela hukum dalam proses pengadilan MK, pejuang di media sosial dengan terus menerus bergerak memberikan peringatan dini saat itu sedang dan telah terjadi kecurangan bahkan angka kemenangan sudah ditentukan sebelum pelaksanaan Pemilihan Presiden, “Kalau yang terjadi AB mengalah terhadap kecurangan Pilpres harusnya sejak awal sudah menyerah menerima keputusan KPU, tidak perlu sengketa Pilpres dibawa ke MK.
Buat apa membawa perkara ke MK, kalau ujungnya hanya untuk melegitimasi kecurangan. Buat apa pengorbanan untuk dukungan ke MK, jika akhirnya menyerah dan mengakui keputusan MK.
Tidak ada kewajiban hukum, bagi paslon untuk mengucapkan selamat pada pemenang pasca putusan MK. Tidak ada juga kesalahan, mendiamkan kemenangan sebagai sikap dan keyakinan perjuangan menegakkan, membela kejujuran, keadilan demokrasi.

Sampai sini paham kan….Tapi ada tambah dari Sutoyo Abadi  bahwa ”Anies Baswedan kembali akan di terjang badai issue untuk maju kembali di DKI sebagai gubernur dengan berbagai dalih dan rekayasa untuk masuk di kotak mati masa depan dan citra politiknya”.

”Hampir dipastikan nekad maju di DKI sebagai gubernur akan dibantai lebih kejam di tenggelamkan oleh kekuatan yang maha besar untuk di kalahkan. Kalau itu terjadi karir politiknya akan berakhir menjadi ejekan dan mainan buzer Oligarki dan antek-anteknya” kata Sutoyo Abadi.

Pengakuan, penghormatan dan penghargaan terhadap tekad dan perjuangan rakyat dengan keyakinan ingin adanya perubahan hidup yang telah memberikan dukungan dan pilihan kepada Paslon sekalipun berahir dikalahkan oleh rekayasa kekuasaan, lebih bernilai dan berharga dari sekedar larut memberikan pengakuan pemenang hasil MK.
”Menemui para pendukung dan pemilihnya yang di lakukan saat ini jangan hanya menghibur dan menentramkan pendukungnya tetapi kembali konsolidasi agar kedepan lebih cerdas dan militan dengan segala pengalaman dan kejadian yang mengerikan sekaligus belajar kembali dari proses demokrasi yang menjijikkan”.
”Penguasa, petinggi partai dan para politisi busuk terbiasa berdusta, bohong dan khianat, saat ini makin merajalela. Macan macan rekayasa politik busuk adalah biang kerok semua kebohongan dan pengkhianatan”.
Catatan Editorial JAKARTASATU.COM pada 7 Mei 2024 dengan judul Anies di Downgrade https://jakartasatu.com/2024/05/07/editorial-jakartasatu-com-anies-di-downgrade/ sudah jelas malah melihat jika Anies mau ikut di Pilgub Jakarta ini sangat ngeri. Apalagi jika Anies keok alias kalah maka sirna dan pupuskan panggung politik perubahan yang akan Anies usung.
Lembaran baru politik Anies Baswedan kini dipertaruhakan, ada yang berpandangan Anies tak bisa lepas dari politik yang harus terus berpolitik. Jalan Anies yang sangat terjal dan berliku ini — jika mau meyakinkan gerakan perubahan berjalan sustainability atau berkelanjutan– ia harus yang harus dihadapi tantangan.
Dan Anies berjalan berat dalam politik yang  menghadapi penguasa yang tak suka pada dirinya. Tak suka dalam artian dibelakang jika di depan nampaknya “pura-pura” seperti tak ada masalah. Begitu drama keadaannya.
Dramaturginya yang terjadi memang demikian. Karena Ada kekuatan topangan oligarki yang tak terbendung, permainan ini di negeri bernama  Indonesia sedang dalam gengaman yang asyik dimainkan rejim yang tak peduli demokrasi. Semua diterabas dan merasa paling kuasa dan jagoan.
Hmmm seorang pengamat politik yang juga pendukung Anies bahkan mendorong Anies agar turba alias turun ke bawah atau kita sebut sebagai Downgrade.  Dengan menDowngrade itu ia merinci alasannya agar Anies harus mau ke jilid dua pimpin Provinsi Jakarta. Penuh catatan dan alibi agar Anies untuk pimpin Jakarta kembali adalah semacam ujian dan akan  matangkan Anies agar jadi bekal dan maju lagi di Pilpres tahun 2029 nanti dan berlaga.
Anies Mau atau Ingin?
Sholihin MS Pemerhati Sosial dan Politik dari Bandung lebih jenius dan beda pengamat  melihat, jika saja para pemimpin dan elit-elit negeri ini lebih peduli kepada kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat, tidak egois dan ambisius terhadap jabatan dan kekuasaan, niscaya Indonesia akan keluar krisis multidimensi dan bakal segera menjadi negara yang maju, perekonomian tumbuh dengan baik, negara akan adil, aman dan sentosa, dan rakyat pun makmur dan sejahtera. Nah kelas Anies itu levelnya bukan lagi  menteri apalagi Gubernur.
“Tantangan yang harus dihadapi Anies begitu berat, selain harus menghadapi penguasa zalim topangan oligarki taipan dan China komunis yang terus ingin “mematikan” kiprahnya, juga harus menghadapi partai-partai pendukungnya yang lebih berorientasi jabatan, kekuasaan, dan mengalirnya pundi-pundi untuk partai,”tulis Sholihin MS.
Nah jadi soal ini akan dilihat pada Agustus apakah Anies maju dan ada yang usung partai daftar di KPU? Atau bagaimana….ya…Dari redaksi menyarakan bahwa ANies hendaknya belajarlah pada tokoh penting yang kini jadi pemimpin Malaysia yaitu Anwar Ibrahim yang sempat masuk penjara. Anwar Ibrahim PM Malaysia ke-10, itu harusanya bisa dilihat meski 1999 pada Anwar  tuduhan yang meragukan tapi Anwar didakwa atas korupsi juga sodomi. Anwar dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Tapi coba ANwar kini mimpin, kalau waktunya ya itulah pemimpin. Jadi disinilah ANIES OH ANIES…..Tabik…!!! (ame/jksat)