JAKARTASATU.COM– Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) pengingkaran Pemerintah terhadap buruh. Atas hal itu, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) akan menggelar aksi serentak seluruh Indonesia pada tanggal 9 Juli 2024, di dekat patung kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.
“KSBSI beranggapan bahwa pemotongan upah tersebut hanya menambah beban bagi pekerja buruh di tengah sulitnya ekonomi dan rendahnya kenaikan upah. UU TAPERA juga merupakan pengingkaran tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan perumahan yang Iayak dan murah bagi warga negara,” demikian kata Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban, dalam keterangan persnya kepada media, Kamis (4/7/2024).
Apalagi kata Elly, melihat situasi dan kondisi upah pekerja buruh di Indonesia masih jauh dari kata layak dan sangat terbatas pendapatannya, sangat tidak masuk akal jika pemerintah memaksakan UU TAPERA diberlakukan dua tahun mendatang, yaitu tahun 2027.
“Sehubungan dengan itu, DEN KSBSI menyerukan bahwa aksi serentak ini akan dilaksanakan,” tegasnya.
Adapun tuntutannya adalah pertama, menolak pemberlakuan UU TAPERA beserta aturan turunannya; Kedua, menuntut Pemerintah untuk melakukan dialog yang terbuka dan transparan dengan pemangku kepentingan tentang kebijakan penyelenggaraan pembangunan perumahan
rakyat tanpa membebani pekerjajburuh melalui tabungan wajib;
Ketiga, menuntut Pemerintah melaksanakan Rekomendasi ILO tentang UU Cipta Kerja; Dan keempat, menuntut Pemerintah mencabut UU P2SK.
Perlu diketahui, bahwa berlakunya PP No. 21 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP No. 25 Tahun 2020 sebagai turunan dari UU Tapera telah mewajibkan semua pekerja swasta dipotong gajinya sebesar 3 persen. Dimana dari nilai itu, upah buruh akan dipotong 2,5 persen dan sisanya 0,5 persen pemotongan akan ditanggung pengusaha pemberi kerja.
Aksi serentak akan diikuti oleh seluruh Koordinator Wilayah (Korwil) KSBSI di tingkat Provinsi dan 11 Federasi affiliasi.
Aksi di dekat patung kuda Arjuna Wiwaha akan dimulai pukul 11 siang. Dikabarkan, aksi massa yang akan turun pada aksi serentak ini ribuan orang. (RIS)